In Depth Sports

Uncle Choo, Pembesut Asing Perdana Indonesia Setelah Merdeka

Minggu, 22 Januari 2017 10:17 WIB
Editor: Rizky Pratama Putra
 Copyright:
Pencetak Taring Pertama Macan Asia

Salah satu strategi yang diperkenalkan oleh Uncle Choo saat itu adalah model WM. Formasi ini pertama kali dipopulerkan melalui sepakbola di Inggris.

Meskipun tidak pernah mengecap sepakbola langsung di Inggris, namun Singapura sebagai salah satu negara koloninya memiliki kultur Inggris yang cukup kental. Melalui Uncle Choo, formasi yang dikenal membentuk huruf W dan M ini pun mulai dikenal.

Formasi ini memiliki kerangka dasar 2-3-5. Dengan formasi yang pertama kali dipopulerkan oleh pelatih Arsenal, Herbert Chapman inilah Uncle Choo memulai petualangannya bersama Timnas Indonesia.

Formasi ini membutuhkan kekuatan fisik dan kecepatan para pemain. Pasalnya, pola ini akan membuat cepatnya transisi antara bertahan dan menyerang, serta sebaliknya. 

Namun percobaan pertam Uncle Choo gagal saat melawan India yang mengalahkan Indonesia 3-0 di babak pertama Asian Games 1951. Meskipun harus gugur di babak pertama pada ajang internasional pertamanya di Asian Games 1951, Uncle Choo tidak menyerah.

Namun, berkat kerja keras dan kedisplinan  latihan ala Uncle Choo, Timnas Indonesia berhasil mencetak 46 gol dan hanya kebobolan 9 gol dalam 9 pertandingan uji coba tahun 1953. Hasil yang cukup signifikan selama dua tahun membesut Timnas Indonesia.

 Selain itu, dari 9 pertandingan itu, timnas hanya menelan satu kali kekalahan oleh Korea Selatan dengan skor 3-1 dan meraih 8 kali kemenangan. Sebuah hasil yang membuat Indonesia dari keterpurukan usai dilanda perang menuju babak baru dalam ambisi besar menjadi Macan Asia.

Sayang Uncle Choo yang dikenal sebagai sosok yang nasionalis tidak ingin berlama-lama melatih negara orang. Pada tahun 1953 pula Uncle Choo akhirnya memilih pulang ke Singapura untuk membesarkan sepakbola di negerinya.

Namun, Uncle Choo akan dikenang sebagai salah satu penegak pondasi awal sepakbola Indonesia usai merdeka. Meskipun belum memberikan prestasi, namun nama-nama seperti Aang Witarsa, Ramlan, dan Sunar akan menjadi kerangka utama masa depan sepakbola Indonesia.

350