Kartini di Arena Olahraga

Ratna Mustika, Kartini-nya Pesepakbola Asing di Indonesia

Jumat, 21 April 2017 08:25 WIB
Penulis: Muhammad Adiyaksa | Editor: Rizky Pratama Putra
 Copyright:
Melebarkan sayap ke negara Asia lainnya

Selain di Indonesia, dr. Tika mengaku telah melebarkan sayapnya hingga beberapa negara Asia lainnya. Ia berterus terang telah menjual hingga ratusan pemain menuju empat negara Asia Tenggara, dan satu di Timur Asia.

“Saya jadi agen pemain tidak hanya di Indonesia. Sampai Singapura, Malaysia, Vietnam, China, dan Myanmar. Mayoritas memang di Asia Tenggara,” ucap dr. Tika.

Dilihat dari pengakuan dr. Tika menjual pemain hingga Negeri Tirai Bambu, menarik untuk ditelusuri bagaimana pola kerja dr. Tika sampai dapat menembus glamornya Liga China. Ia bercerita, tidak gampang bekerja pada liga sepakbola negara lain. Apalagi, regulasi soal pemain asing kerap berubah pada tiap musimnya.

“Menjual pemain di China memangnya mudah? Kan susah sekali. Apalagi regulasi di seluruh dunia untuk pemain asing, kecuali Inggris saya pikir, itu restruksi jumlah pemain. Contohnya Liga Indonesia soal pemain asing. Dulu level 1 dan 2 pemain asing boleh lima. Habis itu 3+2, setelahnya 3+1. Sekarang menjadi 2+1+1. Di Singapura, dulu lima, sekarang tiga. Di Vietnam, lebih drastis. Dulu top level dan second level boleh 5 pemain asing. Bebas negara,” ucap dr. Tika.

Menurutnya, gampang-gampang susah menjadi agen pemain sepakbola. Praktis, dirinya mesti pintar-pintar menyiasati regulasi pemain asing di negara yang terdapat pemain yang diageninya.

“Tiga tahun yang lalu, masih di Vietnam, menurun jadi tiga pemain asing, itu pun hanya di top level. Kemudian, tiga tahun belakangan, itu hanya dua asing di top level. Sementara di kasta kedua tidak boleh lagi gunakan pemain asing, seperti di Liga Indonesia. Betapa susahnya kalau kita tidak punya quality player dan tidak punya good relationship dengan klub,” tukasnya.

128