Kartini di Arena Olahraga

Ratna Mustika, Kartini-nya Pesepakbola Asing di Indonesia

Jumat, 21 April 2017 08:25 WIB
Penulis: Muhammad Adiyaksa | Editor: Rizky Pratama Putra
© Zainal Hasan/Indosport
dr. Ratna Mustika mennyatakan siap untuk ikut andil dalam pengembangan sepakbola wanita di Indonesia. Copyright: © Zainal Hasan/Indosport
dr. Ratna Mustika mennyatakan siap untuk ikut andil dalam pengembangan sepakbola wanita di Indonesia.
Harapan terhadap sepakbola wanita di Indonesia

Sebagai wanita, meskipun berkecimpung di olahraga yang mayoritas dimainkan oleh pria, tetap membuat dr. Mustika berkeinginan untuk memajukan sepakbola kaum perempuan di Indonesia. Bahkan, dirinya berujar tidak akan menolak kalau ada tawaran datang untuk mengurusi sepakbola wanita.

“Saya pikir, karena saya suka olahraga. Kalau ada yang menyuruh saya mengurus sepakbola wanita, I will do my best. Karena apa? Saya lihat pemain sepakbola wanita mana yang berhasil. Pemain sepakbola wanita di Amerika Serikat saya pikir tidak kalah kualitasnya dengan pesepakbola pria di Asia,” ujar dr. Tika.

“Saya kan kepingin seperti itu. Indonesia paling enggak, bisa berkembang di Asia Tenggara. Itu kan mudah, tidak terlalu susah. Karena saingan kita juga tidak begitu maju sepakbolanya. Tapi kita kan harus serius, sepakbola ini complicated," lanjutnya.

Dr. Tika mencontohkan, sepakbola itu tidak semudah yang dibayangkan. Mesti ada pembelajaran sejak awal meniti karier sebagai pesepakbola. Mulai dari cara berlatih, basic bermain bola, hingga mengatur pola makanan.

“Misalnya, mulai dari kecil, dia sejak umur 6-7 tahun, kan harus ada pelatihnya yang benar-benar mengajari dengan teori yang benar. Karena cara menendang bola, cara lari segala ini kan sepakbola khas. Cara posisi badannya, cara menendangnya, antara bek, gelandang, penyerang, sayap, semua lain caranya. Tendang bola juga lain,” tutur dr. Tika.

“Jadi selain pelatih yang bagus sejak dini, makanan harus diperhatikan. Ini kan ada hidrat arang, lemak, protein, air, mineral, dan vitamin harus diperhatikan dan seimbang. Karena, pengeluaran kita ini kalorinya berapa, pemasukannya berapa. Jangan kita cuma makan karbohidrat, kalo kita makan itu saja, kita main 20-30 menit pasti sudah selesai. Jadi kan protein semua kita perlu perhatikan, tidak boleh sembarangan. Ini kalau kita mau benar-benar bagus ya,” sambungnya.

Selain itu, hal yang paling kecil dalam aktivitas manusia pun harus diperhatikan. Setidaknya, mesti menjadi orang yang disiplin sebelum bermimpi sebagai pesepakbola luar biasa.

“Jam tidur, schedule yang disiplin. Terus sepakbola wanita saya pikir harus dibuat dengan serius. Paling nggak, kompetisinya dibuat seperti laki-laki. Harus serius ditangani kalau kita mau bersungguh-sungguh. Karena negara lain pun sekarang mulai serius, kalau nggak, kita ketinggalan lagi, dan bakal susah untuk mengejar,” imbuh dr. Tika.

128