Kisah Diego Costa dari Jalanan Hingga Menaklukkan Eropa

Rabu, 27 September 2017 18:53 WIB
Editor: Gregah Nurikhsani Estuning
© Atletico Madrid
Costa 'pulang' ke Los Rojiblancos. Copyright: © Atletico Madrid
Costa 'pulang' ke Los Rojiblancos.
Awal Karier Diego Costa

Diego Costa pergi meninggalkan Brasil ke Eropa di usia 17 tahun. Ia menuju Portugal, bukan Belanda, Spanyol, atau negara lain yang punya struktur akademi sepakbola lebih modern dan terjamin.

Mengapa Portugal? Masalah bahasa menjadi alasannya karena Brasil menggunakan bahasa Portugis, sehingga tak butuh waktu baginya untuk beradaptasi menyesuaikan diri lagi.

Saat tiba di Portugal, ia sama sekali tidak memiliki bekal cukup selain kaki, mimpi, dan bahasa. Kabarnya ia cuma bermodalkan sandal jepit dan celana pendek khas musim panas. Beberapa media bahkan menceritakan kondisinya cukup parah karena Costa tak tahu jika saat itu tengah musim dingin di Eropa.

Mengenai masa kecilnya, Costa terbiasa bermain sepakbola jalanan. Ia dan teman-temannya tak pernah bermimpi bisa menjadi pemain profesional karena daerah tempat ia tinggal, Lagarto di Sergipe, merupakan salah satu lokasi paling tertinggal di Brasil.

Memasuki usia 15 tahun, ia memilih meninggalkan kampungnya dan hijrah ke kota yang lebih besar dengan mimpi-mimpi yang lebih besar pula, Sao Paulo. Ia tinggal bersama pamannya, Jarminho, dan bekerja di sebuah toko yang dikelolanya.

Di sini, bisa jadi nasibnya mulai terlihat. Sang paman mengetahui hasrat keponakannya untuk bermain sepakbola, dan meski Jarminho tak pernah menjadi pesepakbola profesional, ia punya koneksi cukup baik dengan figur-figur lapangan hijau.

Jarminho lalu memasukkan Diego Costa ke Barcelona Esportiva Capela, sebuah klub di Ibiuan yang dibuat khusus bagi para pecandu narkoba dan anggota gang yang ingin taubat. Secara praktik, Costa tak pernah mendapatkan pelatihan profesional.

Ungkapan 'kalo udah rejeki gak bakal kemana' nampaknya benar-benar mengampiri Costa. Super agen Jorge Mendes lalu menemukannya, mempromosikannya ke Braga, klub pertamanya di Eropa, meski di awal kedatangannya sempat luntang-lantung di utara Portugal.