Andritany, Satria Tama, Awan Setho, Siapa Layak Jadi Kiper Utama Timnas?

Rabu, 4 Oktober 2017 17:13 WIB
Editor: Gregah Nurikhsani Estuning
© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Kiri-kanan: Satria Tama. Awan Setho Raharjo, Andritany Ardhiyasa. Copyright: © Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Kiri-kanan: Satria Tama. Awan Setho Raharjo, Andritany Ardhiyasa.

Timnas Indonesia akan berhadapan dengan Kamboja di laga uji coba internasional hari Rabu (04/10/17) malam ini. Pelatih Luis Milla memanggil tiga kiper sekaligus, yakni Andritany Ardhiyasa, Satria Tama dan Awan Setho. Siapa yang akan dipilihnya menjadi penjaga gawang utama di laga nanti?

Andritany merupakan benteng terakhir Persija Jakarta dalam beberapa musim belakangan. Gawang Macan Kemayoran dibuatnya menjadi tembok tinggi lagi rapat yang sangat sulit ditembus. Tak heran Milla memanggilnya masuk ke susunan pemain melawan Kamboja.

Sementara Satria Tama adalah bintang Timnas U-22 di SEA Games 2017 beberapa bulan lalu. Penampilan heroiknya membuat rakyat Indonesia mengelu-elukan kiper Persegres Gresik United itu. Bahkan banyak yang menjulukinya Manuel Neuer-nya Indonesia dan David de Gea-nya Indonesia.

Awan Setho tidak kalah gemilang. Sempat dipinjamkan ke PSIS Semarang, kiper muda Bhayangkara FC itu tampil istimewa di Liga 1 Indonesia. Pemain bernama lengkap Awan Setho Raharjo ini dianggap sebagai salah satu faktor yang membuat The Guardian untuk sementara nangkring di puncak klasemen Gojek Traveloka Liga 1 Indonesia hingga pekan ke-27.

Tiap pemain memiliki kelebihan masing-masing. INDOSPORT mencoba merangkum tipis apa saja kelebihan dan peluang menjadi kiper nomor satu yang dimiliki oleh Andritany, Satria Tama, dan Awan Setho.

Andritany Ardhiyasa - Persija Jakarta

© Grafis:Yanto/Indosport/@Liga1Match
Andritany Ardhiyasa (Persija Jakarta) Copyright: Grafis:Yanto/Indosport/@Liga1MatchAndritany Ardhiyasa (Persija Jakarta)

Kiper paling senior (25 tahun) di antara dua kiper lainnya, Andritany memiliki kans untuk menjadi penjaga gawang nomor satu malam hari nanti. Banyak catatan membanggakan yang pernah ia raih selama membela Persija di Liga 1 Indonesia 2017.

Hingga gameweek ke-26, pemain kelahiran Jakarta, 26 Desember 1991 itu menjadi pemain lokal dengan menit bermain paling banyak di Liga 1. menurut statistik Labbola, ia telah menghabiskan 2304 menit dan menduduki peringkat ke-4. Di atasnya ada Yoo Jae-hoon, Silvio Escobar dan Alberto Goncalves.

Tak hanya itu saja, ia juga (masih) mencatatkan penyelamatan terbanyak di antara kiper-kiper lain di Liga 1. dengan 82 saves. Hanya Muhammad Ridho (Pusamania Borneo FC - 72 saves), Teja Paku Alam (Sriwijaya FC - 69 saves), dan Choirul Huda (Persela Lamongan - 68 saves) yang paling mendekati. Awan Setho dan Satria Tama jauh di bawahnya.

Tidak cukup sampai di situ, Andritany juga sukses meraih cleansheet terbanyak hingga pekan ke-27 dan hasilnya, Persija Jakarta meraih rekor kebobolan paling sedikit, yakni 18 kemasukan dari 27 pertandingan.

Awan Setho - Bhayangkara FC

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Tendangan pemain Bali United, Stefano Lilipaly (tengah) digagalkan kiper Bhayangkara FC, Awan Setho (kanan). Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTTendangan pemain Bali United, Stefano Lilipaly (tengah) digagalkan kiper Bhayangkara FC, Awan Setho (kanan).

Mencuatnya penampilan Bhayangkara FC di Liga 1 tentu tak lepas dari peran serta barisan pertahanan. Awan Setho sebagai pertahanan terakhir, layak dianggap sebagai salah satu kunci kesuksesan The Guardian sukses menampilkan performa impresif hingga pekan ke-27.

Meski tim yang dibelanya tercatat mengalami kebobolan sebanyak 31 kali, Awan Setho pernah menuai pujian setinggi langit di satu pertandingan, yakni ketika melawan PS TNI. Di laga tersebut, klubnya menang tipsi 1-0 berkat gol tunggal Ilja Spasojevic, tapi bukan dia yang dicap pahlawan, melainkan Awan Setho.

Dalam laga tersebut, PS TNI tampil begitu dominan, apalagi setelah tertinggal 0-1. Serangan bertubi-tubi dilancarkan ke pertahanan Bhayangkara FC, dimana total ada 22 tembakan dengan 14 di antaranya mengarah ke gawang. Namun nihil gol.

14 penyelematan dalam satu pertandingan menjadi rekor terbaik hingga detik ini karena tak ada satu kiper pun yang mampu menyamai Awan Setho di Liga 1. Simon McMenemy selaku pelatih kepala Bhayangkara FC juga memuji penampilan kiper yang pernah dipinjamkan ke PSIS Semarang tersebut.

"Secara keseluruhan ini adalah laga yang sulit bagi kami, tapi saya sangat senang bisa meraih tiga poin dalam pertandingan ini. Saya sangat bangga dengan penampilan pemain saya yang tidak menyerah untuk meraih kemenangan," kata Simon seperti diucapkannya lewat instagram ofisial Bhayangkara FC.

"Saya juga bangga dengan penampilan penjaga gawang saya yang masih berusia 20 tahun. Dia bisa melakukan banyak sekali penyelamatan dalam pertandingan ini," tambahnya lagi menegaskan.

Satria Tama - Persegres Gresik United

© Muhammad Nur basri/INDOSPORT
Kiper Gresik United, Satria Tama. Copyright: Muhammad Nur basri/INDOSPORTKiper Gresik United, Satria Tama.

Rasanya masih hangat diingatan pecinta sepakbola nasional kala menyaksikan aksi-aksi menakjubkan Satria Tama di SEA Games 2017 beberapa waktu lalu. Meski sempat cedera dan pulang ke Indonesia dalam keadaan tidak fit, kini ia siap kembali memamerkan penampilan terbaiknya di depan Luis Milla.

Milla sendiri sempat mengatakan kalau ia hanya akan memilih pemain yang terbaik, bukan nama besar. Bukti nyata ucapannya adalah dengan tidak memanggil Boaz Solossa. Sebagai gantinya, ia memilih Ilham Udin Armaiyn.

"Saya memilih pemain terbaik yang ada di Indonesia untuk persiapan menghadapi Kamboja. Bagi saya yang paling penting adalah para pemain dapat memperlihatkan kontribusi dan permaianan yang baik bagi kami," ujar Luis Milla.

Mendengar penyataan tersebut, tentu ada kans bagi Satria Tama untuk menjadi kiper utama di bawah mistar gawang. Milla nampaknya akan memberikan kesempatan kepadanya bermain sejak awal daripada Andritany atau Awan Setho. Lagipula, kiper Persegres itu cuma jadi penghangat bangku cadangan ketika Indonesia ditahan imbang tanpa gol oleh Fiji.

1.4K