Liga Champions

Anaknya Dikritik, Neymar Senior Ngamuk

Jumat, 16 Februari 2018 14:15 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Ardini Maharani Dwi Setyarini
© skysports.com
Neymar gagal mengeksekusi peluang Copyright: © skysports.com
Neymar gagal mengeksekusi peluang

Pemain termahal dunia, Neymar gagal membawa timnya menang ketika bertandang ke Santiago Bernabeu markas Real madrid dalam lanjutan babak 16 besar Liga Champions tengah pekan lalu. Sempat unggul 0-1, PSG harus mengakui kemenangan Los Blancos berkat dua gol Cristiano Ronaldo dan Marcelo dalam tempo sepuluh menit sebelum laga berakhir. 

Meski sebenarnya masih memiliki peluang, kekalahan PSG ini membuat pemain bintangnya Neymar mendapatkan banyak kritik. Pemain Brasil tersebut dianggap banyak membuang peluang dan tidak mampu menunjukan penampilan terbaik, juga kalah bersinar dari bintang Real Madrid Cristiano Ronaldo.

© INDOSPORT
Cristiano Ronaldo - Neymar. Copyright: INDOSPORTCristiano Ronaldo - Neymar.

Geram dengan kritikan yang menyerang anaknya, Ayah Neymar menunjukan pembelaan bagi sang anak lewat unggahan di akun media sosial instagramnya. Dia menyebut para pengkritik Neymar sebagai burung pemakan bangkai.

"Dalam peperangan ada orang yang memberi makan kemenangan, dan ada pula yang seperti burung pemakan bangkai. Memakan bangkai dari tim yang telah dikalahkan," tulisnya.

 

Em uma "guerra" há os que se alimentam de vitórias e há os que, como os abutres, se alimentam da carniça dos derrotados. Nada fazem, nada produzem, vivem do brilho ou, com mais frequencia, de momentos difíceis de suas "presas". No universo do futebol conhecemos muitas pessoas com "comportamento de abutre". Por vezes se aproveitam de um microfone forte, de uma carreira de "jogador" (não dá para chamarmos de "atleta" alguém com comportamentos no mínimo questionáveis fora dos gramados) sem muito brilho, sempre a sombra de outros mais talentosos, para destilar suas frustrações. Aproveitam uma derrota, uma BATALHA perdida, para ficarem a espreita, aguardando a derrota na guerra, para alimentarem seus egos, como os abutres se alimentam de carniça. Não conseguiram nas Olimpíadas do Rio, mas ficaram ali, aguardando a primeira oportunidade, para trazer seu mau agouro. Mas lembrem-se: Perdemos uma batalha, não a guerra. A guerra de meu filho ele "pratica" desde muito jovem, sempre praticando o bom combate, sempre escapando dos abutres, sempre renascendo ainda mais forte !! E, principalmente, respeitando a todos, até mesmo os abutres... Perdemos uma batalha, quanto a guerra, veremos, porque ela durará enquanto ele estiver nos gramados. E tenham certeza... como uma fênix ele renascerá, preparado para quantos combates vierem pela frente! Quanto a você, abutre, ficará com fome. E restará engolir suas palavras, tão podres quanto a carniça. . @neymarjr @rafaella @jotaamancio @davilucca @nadine.goncalves

A post shared by Neymar Pai (@neymarpai_) on

Dalam unggahan foto bergambar neymar sedang menghadap gambar burung diatas kepalanya, Sang Ayah yang juga merangkap agen Neymar tersebut juga menambahkan bahwa anaknya telah berjuang sekuat tenaga, bahkan sejak kecil, untuk bisa mendapatkan posisi seperti sekarang ini.

"Anak saya telah berjuang sejak kecil, selalu bertarung dengan adil, selalu menghindari para pemakan bangkai, selalu bersinar dengan lebih kuat. Kami kalah dalam pertandingan namun dalam perang kita masih harus melihat lagi, karena masih ada waktu sampai akhir selagi kami masih ada di atas lapangan," terangnya.

Dengan defisit ketinggalan dua gol, PSG sendiri masih memiliki peluang untuk mengembalikan keadaan pada pertandingan leg kedua yang akan dilangsungkan di kandang mereka  Stadion Parc des Princes pada 6 Maret nanti. 

659