Liga Indonesia

Sosok di Balik Kebangkitan Sriwijaya FC Jelang Liga 1 2018

Selasa, 6 Maret 2018 04:24 WIB
Kontributor: Muhammad Effendi | Editor: Matheus Elmerio Giovanni
 Copyright:

Sriwijaya FC terakhir menjadi juara dan tim paling ditakuti musim 2011/2012, saat berhasil menjuarai Indonesia Super League (ISL). Tapi, setelah itu, tim asal Sumsel itu sempat redup. Materi pemain kala itu masih kalah mentereng dengan Persib Bandung, Arema FC atau Persipura. Terakhir, pemain bertabur bintang dengan prestasi juara ada dibawah Dirtek SFC Manajer Hendri Zainudin. 

Tapi,  kini era kejayaan itu kembali. Lagi-lagi sosok manajer menjadi kunci atau awal dari kebangkitan Laskar Wong Kito. Kepala Dinas PU BM Sumsel Ucok Hidayat, diangkat menjadi Manajer SFC. Tak hanya loyal soal finansial, Ucok tahu betul apa yang harus ia lakukan untuk dapat membuat tim kebangaan masyarakat Sumsel ini bangkit. Dimulai dari mendatangkan Pelatih Juara Rahmad Darmawan, disusul pemain bintang lainnya. 

Tak butuh lama, SFC pun langsung menorehkan prestasi, dengan juara 3 Piala Presiden 2018 dan terayar meraih gelar juara Piala Gubernur Kaltim.

"Saya dari awal sudah berkomitmen, jadi saya jalankan bagaimana pun berat dan resikonya," kata Ucok Hidayat di Palembang, Senin (05/03/18) kemarin.

© Instagram Ucok Hidayat
Ucok Hidayat (kanan depan). Copyright: Instagram Ucok HidayatUcok Hidayat (kanan depan).

Ucok sejatinya, menjadi sosok dibalik layar yang mengantarkan Sriwijaya FC ke track juara lagi. Kemenangan ada ajang Piala Gubernur Kaltim menambah koleksi piala Sriwijaya FC menjadi 22 gelar dan uniknya, Piala Gubernur Kaltim ini untuk kali pertama berhasil diboyong ke Bumi Sriwijaya.

Menurut Ucok, dalam sepak bola tidak bisa hanya terpaku pada hal-hal yang terjadi di lapangan saja karena sebenarnya faktor non teknis sangat berpengaruh besar untuk menentukan keberhasilan, seperti menu latihan, istirahat, dan gizi pemain.

"Bukan hanya itu saja, situasi dan kondisi tim ini juga harus terus dijaga. Pemain harus bisa bangkit meski  habis menelan kekalahan. Itu sebenarnya inti yang harus saya kerjakan sebagai manajer. Konsekwensinya, saya harus terus mendampingi tim, harus bisa bagi waktu karena saya juga punya kesibukan sebagai birokrat," kata Ucok.

© Instagram
Ucok Hidayat. Copyright: InstagramUcok Hidayat.

Terlepas dari berbagai suka maupun duka yang dialaminya selama mendampingi tim sejak menggantikan manajer sebelumnya Narsun Umar di pengujung musim 2017, Ucok pada dasarnya cukup menikmati pekerjaannya ini. 

Meski pria yang kesehariannya menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Selatan ini harus bolak-balik Palembang-Balikpapan untuk mendampingi tim selama dua pekan bertanding di Turnamen Pra Musim Piala Gubernur Kaltim.

"Saya termotivasi karena apa yang saya lakukan ini sebenarnya bukan untuk saya secara pribadi, tapi sebenarnya untuk rakyat Sumatera Selatan. Jika Sriwijaya bisa juara, semua rakyat Sumsel tentunya bangga," ujar Ucok.

© INDOSPORT/Muhammad Effendi
Kegembiraan skuat Sriwijaya FC usai juara PGK. Copyright: INDOSPORT/Muhammad EffendiKegembiraan skuat Sriwijaya FC usai juara PGK.

Sriwijaya FC mengalami masa paceklik prestasi sejak tiga tahun terakhir. Prestasi terakhir hanya sebatas juara kedua Piala Presiden edisi tahun 2015. Memasuki musim kompetisi 2018 dilakukan perombakan besar-besar dalam skuat tim karena manajemen klub mengusung target juara Liga 1 dan meraih tiket ke AFC Cup.

Beberapa hal yang patut menjadi catatan musim ini yakni memboyong kembali pelatih berprestasi Rahmad Darmawan dan mendatangkan sejumlah pemain berkualitas seperti Manuchehr Jalilov (pemain AFC 2017), Mohammadou Ndiaye, Makan Konate. Manajemen klub disebut-sebut merogoh kocek hingga Rp20 miliar lebih untuk membuat skuat "The Dream Team".

83