In-depth

Ketika Bertato Dianggap Tak Bermoral di Lapangan Hijau China, Terbit Sindiran FIFA

Kamis, 29 Maret 2018 14:19 WIB
Editor: Gerry Crisandy
© The Telegraph
Wei Shihao, saat melawan Qatar di bulan Januari (kiri) dan melawan Wales di akhir Maret. Copyright: © The Telegraph
Wei Shihao, saat melawan Qatar di bulan Januari (kiri) dan melawan Wales di akhir Maret.
Perang Moral dan Nilai Sosialis di China

Laporan-laporan mulai beredar di media China bahwa tato mendapatkan kecaman dari pihak otoritas negara dengan penduduk terbanyak di dunia tersebut. Tampaknya terdapat satu 'perang moral' yang berkecamuk di China -- mulai dari berciuman di publik atau memilki gaya rambut yang eksentrik, menjadi gunjingan dan dipandang buruk.

Salah satu media lokal, Sohu Sports, menyatakan bahwa 'tindakan nyata' pada tato akan diberlakukan oleh Asosiasi Sepakbola China (CFA) dalam beberapa pekan ke depan. 

Salah satu ofisial senior di CFA berujar kepada media tersebut, "China mempromosikan kepercayaan diri kultural di antara negara-negara dan nilai-nilai sosialis inti, jadi sebagai sebuah tim nasional, mereka memiliki tanggung jawab untuk menyediakan sebuah budaya sepakbola yang sehat untuk masyarakat dan berkeja sebagai panutan dalam hal ini."

Bahkan, menurut laporan salah satu media yang berbasis di Shanghai, thepaper.com, dilaporkan bahwa gebrakan baru akan diimplementasikan di seluruh sepakbola China, dari mulai tim nasional, pertandingan-pertandingan liga profesional di Liga Super China hingga 'pertandingan sepakbola remaja'