Bola Internasional

Piala Dunia 2018: Legenda Inggris Klaim Tidak Ada Tim yang Ingin Tempat Ketiga

Selasa, 10 Juli 2018 15:47 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Getty Images
Harry Maguire menjadi pembuka keran gol bagi Inggris saat melawan Swedia. Copyright: © Getty Images
Harry Maguire menjadi pembuka keran gol bagi Inggris saat melawan Swedia.

Harry Kane dan rekan-rekan tim Inggris perlu bertindak lebih intensif untuk bisa lolos dari semifinal Piala Dunia besok malam dan menghindarkan mereka dari pertandingan yang tidak diinginkan oleh setiap pemain yang bertanding di Piala Dunia 2018.

Tempat tersebut adalah posisi ketiga, di mana sudah menjadi momok bagi semua Timnas, seperti yang diyakini legenda Inggris Tony Dorigo. Permainan tersebut menjadi laga paling sensitif bagi kedua tim yang gagal mencapai final, sehingga lebih suka mengalah di posisi keempat.

TOP 5 NEWS INDOSPORT: PUTERA MENPORA KENA BOGEM, KETUA PSSI JADI GUBERNUR

Momok tersebut dialami beberapa tim, seperti ketika Hakan Sukur dari Turki memecahkan rekor gol tercepat Piala Dunia 16 tahun lalu atau ketika Korea Selatan dikalahkan 3-2 dan ketika Brasil dikalahkan Grzegorz Lato dan Polandia di tahun 1974.

“Semua orang ingin berada di rumah,” kata Dorigo dilansir Yorkshire Sport, ketika pertandingan play-off tahun 1990 melawan Italia menggantikan bek kiri Stuart Pearce.

“Terutama begitu cepat setelah kalah adu penalti di semifinal. Dua atau tiga dari pemain itu sangat kecewa, Pearcey dan Chris Waddle di antaranya,” lanjut Dorigo.

“Tidak penting apa yang Anda katakan, mereka tidak bisa menang. Harus bertanding seperti yang kami lakukan tidak ideal. Tidak ada yang ingin bermain pertandingan lain,” katanya.

Dorigo sendiri membuat penampilan keempatnya untuk Thee Lions saat dikalahkan 2-1 oleh Italia di Bari.

“Dalam catatan pribadi saya, saya tidak bermain di salah satu pertandingan Piala Dunia kami sehingga play-off tempat ketiga menjadi salah satu kenangan terbaik saya."

"Saya melawan kapten Italia Giuseppe Bergomi selama 90 menit penuh. Kami bermain dengan bagus dan saya memberikan umpan silang untuk David Platt mencetak gol kami,” Dorigo mengisahkan pengalamannya.

Usai pertandingan tersebut, seperti biasa para pemain saling bertukar kaos, terutama dengan Giuseppe namun langsung ditolak. Beruntungnya Giuseppe menawari Dorigo kaosnya untuk ditukar dan momen tersebut menjadi salah satu kenangan terbaik di masa karier sepakbolanya.

Dengan kisahnya tersebut, Dorigo tentunya tidak ingin Inggris berakhir sama dengan timnya dulu di tahun 1990. Dia berharap Inggris bisa melaju ke final untuk merebut gelar pertama mereka sejak tahun 1966.