Liga Indonesia

Yuli Sumpil Kena Sanksi, Akmal Marhali: PSSI Jangan Sekadar Pencitraan!

Jumat, 12 Oktober 2018 08:13 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
© Tribunnews.com
Akmal Marhali Copyright: © Tribunnews.com
Akmal Marhali
Komdis Jangan Cuma Pencitraan

Bagi Akmal, pelanggaran keras harus setimpal dengan hukuman yang keras pula. Hukuman dilarang untuk menonton pertandingan seumur hidup terdengar berat. Tapi, adakah jaminan untuk tidak adanya korban yang berjatuhan kembali?

Koordinator Save Our Soccer ini menjelaskan bahwa belum adanya regulasi yang mengatur hal seperti ini di Indonesia. Yuli Sumpil dan rekannya pun belum mempunyai jaminan apakah dirinya benar- benar tidak akan pernah bisa menonton sepak bola Indonesia lagi.

Sepak bola Indonesia mungkin bisa mencontoh Inggris yang setiap pendukungnya telah memiliki kartu anggota. Bila si suporter dalam daftar terhukum, ia tidak akan bisa membeli tiket karena namanya sudah tercantum dalam daftar yang telah melanggar peraturan. Caranya bagaimana yang masih menjadi tanda tanya serta PR untuk Indonesia.

Ditanyai tentang seberapa efektifkah hukuman yang diberikan, Akmal merasa bahwa ini akan efektif jikalau ada efek jera.

“Harus dibuat efektif agar ada efek jera. Ini tugas dari Komdis PSSI selain menjatuhkan hukuman juga memberikan pengawasan yang ketat terhadap mereka yang dijatuhi hukuman. Jangan sampai ini hanya sekedar pencitraan dan bumbu- bumbu saja yang selama ini dilakukan oleh PSSI.”

“Jadi bagaimana kemudian identifikasi dan juga pengawalan dari sanksi yang dijatuhkan ini menjadi efektif dan benar benar-benar dapat memberikan efek jera bagi seluruh suporter sepak bola. Tidak boleh ada lagi yang menyanyikan lagu- lagu berbau anarkis, apalagi mereka yang bertindak sebagai kepala supporter.” lanjunya lagi.

Ditanyai tentang mengapa sanksi telah diberikan tetapi korban tetap berjatuhan, Akmal menanggapi hal ini merupakan kurangnya wibawa PSSI.

“Saya pikir itu sudah merupakan hukuman yang pantas. Yang menjadi masalah adalah di Indonesia ini hukuman yang telah dijatuhkan kadang bisa ditawar lagi dinegoisasi di komite banding yang kemudian menjadi salah satu penyabab kurangnya wibawa pada badan hukum di sepak bola Indonesia,” jelas Akmal.

Penulis: Fildzah Yumna

Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Indonesia Lainnya Hanya di INDOSPORT