In-depth

Timnas Indonesia Tanpa Pemain Asal Papua, Suatu Kejanggalan?

Kamis, 1 November 2018 16:08 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Isman Fadil
 Copyright:
Sejarah Sepak Bola Papua

Jika berkaca sejarah, anak-anak Papua tak bisa dipisahkan dari sepak bola. Kisahnya bermula saat dilakukannya penyebaran agama Kristen pada 1925 oleh seorang pastur bernama Izaak Samuel Kijne.

Menurut penuturan Ketua Dewan Pemuda Adat Port Numbay Hanggua Rudi Mebri, cara sang pastur adalah dengan blusukan dalam mengajarkan ilmu pendidikan dan memasukan olahraga sepak bola sebagai kurikulum.

Pendidikan seperti ini juga menjadi pondasi dalam dunia sepak bola modern lahir. Terlebih lagi anak-anak Papua sangat senang akan olahraga sepak bola.

Dengan banyaknya anak-anak Papua yang mulai menggilai olahraga sepak bola, pemerintahan Belanda yang saat itu masih menjajah Indonesia di tanah Papua.

Berkat pendidikan tersebut kemudian dilahirkan liga sepak bola dan juga klub-klub lokal didirikan di sekitaran ibu kota. Salah satu klub yang bersejarah adalah Missie Voetball Vereniging (MVV).

MVV yang bermain di Liga Voetbal Obligasi Hollandia (VBH), liga masyarakat lokal Papua, mampu menelurkan satu putra Papua pertama yang tembus bermain untuK Timnas Indonesia.

Ia adalah Dominggus Waweyai, yang berposisi sebagai penyerang. Bakat Dominggus terendus oleh pelatih Timnas Indonesia saat itu Antun "Toni" Pogacnik.

Kegemilangannya Dominggus salam mengolah bola membuat Timnas Belanda iri dan mengajak striker kelahiran Raja Ampat itu bermain. Hingga akhirnya Dominggus menjadi warga negara Belanda pada 1965.

Kendati begitu nama Dominggus Waweyai akan dikenang sebagai orang Papua yang berseragam Timnas Indonesia.

449