In-depth

Bambang Nurdiansyah, Petaka Undangan Makan Berujung Tuduhan Suap

Minggu, 25 November 2018 12:32 WIB
Penulis: Prabowo | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© INDOSPORT
Legenda sepak bola Indonesia Bambang Nurdiansyah Copyright: © INDOSPORT
Legenda sepak bola Indonesia Bambang Nurdiansyah

INDOSPORT.COM- Pra-Olimpiade 1987 jadi ajang yang tak pernah dilupakan sosok penyerang legendaris Indonesia, Bambang Nurdiansyah. Saat itulah, sejarah kelam menghantam sepak bola Tanah Air, khususnya Timnas Indonesia.

Empat pemain dituduh menerima suap saat kalah 0-2 dari Singapura dan 0-3 dari Jepang. Selain Bambang, ada Elly Idris, Noach Maryen, dan Louis Mahodim yang jadi pesakitan di fase itu setelah Timnas Indonesia tersingkir dari persaingan menuju Olimpiade Seoul, setahun kemudian.

"Saya dan teman-teman saat itu hanya diundang makan siang oleh seseorang tukang judi. Kami sebagai pemain muda waktu itu ada yang mengundang makan tanpa pernah berfikir negatif."

"Kita memang ditawari saat itu namun tidak mau," ungkap Bamnur, sapaan akrabnya membuka perbincangan dengan awak portal berita olahraga INDOSPORT, Kamis (22/11/2018) malam.

"Namun ternyata ada yang melihat dan menilai kami sengaja diundang makan untuk menerima suap. Kebetulan juga tim kita kalah sehingga lengkap sudah  ceritanya seolah-olah kami sudah disuap," tambahnya.

Akibat skandal itu, mereka pun di sanksi PSSI (induk tertinggi bola Indonesia) hukuman larangan bermain selama 3 tahun, meski akhirnya hukuman itu dihapuskan. Namun, Bamnur terlanjur mendapatkan respons negatif di masyarakat.

Saat melawan Arema Malang dalam pertandingan Galatama musim 1988/1989 di Stadion Gajayana, Malang, Bamnur yang memperkuat Pelita Jaya harus menerima teror dari suporter, termasuk teriakan "maling".

Namun, tekad yang kuat untuk terus berkarya di sepak bola membuat karir pria yang saat ini berusia 59 tahun itu kembali meroket.

Bahkan mantan pemain Arseto Solo itu sukses mempersembahkan medali emas SEA Games 1991 di Filipina yang jadi emas terakhir hingga kini yang diperoleh tim Merah Putih.

"Saya tidak pernah terlibat, namun dituduh. Saya dikira ngeles. Kalau memang saat itu saya disuap, mungkin karier di sepak bola tidak akan lama seperti sekarang menjadi instruktur pelatih," tegasnya.

130