Liga Indonesia

Cara Jitu Eks Pelatih Persib Bawa PSCS Cilacap Naik Kasta

Selasa, 25 Desember 2018 09:59 WIB
Penulis: Prabowo | Editor: Lanjar Wiratri
© Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Pelatih PSCS Cilacap, Jaya Hartono. Copyright: © Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Pelatih PSCS Cilacap, Jaya Hartono.

INDOSPORT.COM - PSCS Cilacap meraih satu tiket promosi ke Liga 2 musim depan. Tak hanya itu, tim berjuluk Laskar Hiu Selatan tersebut juga berpotensi meraih juara di akhir tahun ini. Pelatih PSCS yang juga mantan juru racik Persib Bandung pun membocorkan cara jitu klub itu hingga bisa naik kasta.

PSCS akan menghadapi Persik Kediri di partai puncak yang berlangsung dua kali. Persik lebih dulu jadi tuan rumah, 27 Desember nanti sebelum anak-anak Cilacap giliran jadi tuan rumah tiga hari berselang.

Prestasi tersebut tak bisa dilepaskan dari sosok pelatih kenyang pengalaman, Jaya Hartono. Mantan juru taktik Persib Bandung itu tak hanya mengembalikan PSCS ke kasta kedua usai "dibawanya" turun ke Liga 3 tahun lalu. 

Namun tim yang bermarkas di Stadion Wijayakusuma itu mampu tampil impresif dan belum sekalipun menelan kekalahan sepanjang kompetisi.

"Tentu bersyukur target yang diberikan manajemen dan diharapkan masyarakat Cilacap untuk kembali ke Liga 2 tercapai. Namun masih ada laga final dan tentunya akan kami maksimalkan untuk juara," ungkap Jaya saat berbincang dengan INDOSPORT.


"Kebersamaan jadi kunci kesuksesan kami musim ini. Semua sangat antusias baik pemain, manajemen, dan pelatih sama-sama respek dan bekerja keras," tambahnya.

Jika selama ini banyak meracik tim-tim Liga 1 atau Liga 2, Jaya memang dihadapkan pada tantangan untuk menangani tim di kasta ketiga. Banyak perbedaan yang dijalani, mulai regulasi pembatasan usia pemain, hingga kualitas individu personel tim PSCS.

Pelatih berusia 53 tahun itu menyebut salah satu hal yang jadi tantangan adalah soal mental bertanding para pemain. Minimnya pengalaman menghadapi pertandingan ketat membuat Imam Witoyo dan kawan-kawan kadang merasa ada tekanan saat bermain.

"Kadang pressure mental itu datang dari diri mereka sendiri, bukan dari tim lawan bahkan suporter. Bagaimana anak-anak bisa melepas beban mental jadi bagian yang berat," ungkap dia.

Untuk itu, mantan bek Timnas Indonesia tersebut selalu memberikan pemahaman kepada seluruh pemain untuk rileks dalam segala hal. Dirinya juga meminimalisir tekanan terhadap pemain agar lebih tenang dan enjoy baik di dalam maupun luar lapangan.

"Saya selalu merangkul pemain, kadang juga bercanda dengan mereka agar tidak takut namun juga respek. Wajar kalau mereka membuat kesalahan. Namun kalau sudah melanggar prinsip, pasti saya marah. Itu akhirnya dipahami anak-anak," tegasnya.

Terus Ikuti Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya di INDOSPORT 

1