In-depth

Starting Terbaik Timnas Indonesia Gabungan Senior, U-23, U-19, dan U-16

Rabu, 20 Maret 2019 06:57 WIB
Editor: Coro Mountana
 Copyright:
Lini Pertahanan

Di duet bek sayap, permainan Asnawi Mangkualam dan Firza Andika bersama Timnas Indonesia U-23 layak mendapat kredit khusus. Pasalnya tak hanya lihai dalam menjaga kedalaman, tetapi juga mampu melakukan overlapping yang sangat cerdas.

Di Timnas Indonesia sendiri memang sejatinya memiliki para bek sayap yang tangguh, tetapi rata-rata mereka yang dipanggil Simon McMenemy terlihat bukan tipe bek sayap modern. Oleh karena itu, Asnawi dan Firza yang dapat menjadi bek sayap modern patut menjadi stopper masa depan Indonesia.

Di posisi bek tengah, kembali duet di tempat sentral itu alangkah baiknya diisi oleh para pemain senior. Hal itu dikarenakan butuh ketenangan luar biasa agar tidak terjadi blunder fatal yang dapat membuat timnya kebobolan dengan mudah, sosok itu ada pada Hansamu Yama dan Yanto Basna.

© Instagram.com/YantoBasna
Yanto Basna resmi ke Sukhotai FC. Copyright: Instagram.com/YantoBasnaYanto Basna resmi ke Sukhotai FC.

Sosok Hansamu Yama wajar untuk menjadi bek inti karena selain mampu bertahan dengan baik, mengkomandoi pertahanan, juga tajam dalam cetak gol yang tercermin dari torehan 3 gol. Satu lagi sosok yang layak menemani Hansamu Yama adalah Yanto Basna yang sekarang bermain untuk Sukothai.

Bek Sayap: Asnawi Mangkualam (kanan), Firza Andika (kiri)

Bek Tengah: Hansamu Yama dan Yanto Basna

Lini Tengah

Dalam formasi 4-3-3 kali ini, INDOSPORT melihat ada kemungkinan menempatkan double pivot atau duet gelandang tengah yang dapat dialihfungsikan sebagai gelandang bertahan dan seorang gelandang serang. Duet gelandang tengah itu adalah Luthfi Kamal dan Evan Dimas.

Luthfi Kamal adalah jenderal lapangan tengah Timnas Indonesia U-23 di ajang Piala AFF U-22 tahun lalu. Permainan yang tenang, eksekusi bola mati ciamik, ditunjang dengan visi bermain aduhai membuat Luthfi Kamal menjadi salah satu calon gelandang masa depan Timnas Indonesia nantinya.

Tapi Luthfi Kamal tentu butuh seorang mentor agar bisa terasah lagi kemampuannya dan sosok pengajar yang tepat itu adalah Evan Dimas. Memiliki kemampuan nyaris mirip seperti Luthfi Kamal hanya saja Evan Dimas lebih berpengalaman.

© istimewa
Selebrasi Evan Dimas usai menjebol gawang timor Leste di kualifikasi Piala Asia U-23 2016. Copyright: istimewaSelebrasi Evan Dimas usai menjebol gawang timor Leste di kualifikasi Piala Asia U-23 2016.

Bisa dibayangkan Timnas Indonesia nantinya bakal memiliki dua jenderal lapangan tengah sehingga keseimbangan tim sangat terjaga. Kedua pemain tersebut juga dapat dikatakan cukup lengkap secara atribut baik itu dalam bertahan ataupun menyerang.

Satu posisi di gelandang serang sejatinya banyak yang pasti akan menduga bakal diberikan ke Stefano Lilipaly. Akan tetapi Egy Maulana Vikri yang punya pengalaman bermain di Eropa memiliki potensi untuk berkembang lebih pesat lagi ketimbang Lilipaly yang memang sudah di usia emas.

Di laga uji coba terakhir bersama Timnas Indonesia U-23 melawan Bali United, Egy Maulana Vikri menunjukan kapasitasnya sebagai gelandang kelas dunia. Egy Maulana Vikri memiliki atribut yang lengkap sebagai seorang gelandang serang

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Selebrasi Egy Maulana Vikri (kanan) usai mencetak gol pertama untuk Timnas U-19. Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTSelebrasi Egy Maulana Vikri (kanan) usai mencetak gol pertama untuk Timnas U-19.

Mulai dari kemampuan menembak, memberi operan secara presisi, gocekan yang sangat aduhai hingga yang paling penting adalah visi bermain. Visi tersebut Egy perlihatkan ketika memberikan umpan terobosan yang dikonversi oleh Witan Sulaeman menjadi gol ketika Timnas U-23 vs Bali United.

Gelandang Tengah: Evan Dimas dan Luthfi Kamal

Gelandang Serang: Egy Maulana Vikri

2