In-depth

Mengulik Fasilitas Pemain Asing di Liga 1 2019: Apartemen Mewah, hingga Rumah Pribadi

Rabu, 8 Mei 2019 17:18 WIB
Penulis: Prabowo | Editor: Isman Fadil
© Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Pengenalan Patrick Silva Mota sebagai pemain baru PSIS Semarang sore ini. Foto: Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT Copyright: © Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Pengenalan Patrick Silva Mota sebagai pemain baru PSIS Semarang sore ini. Foto: Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT

INDOSPORT.COM - Kompetisi Liga 1 2019 kembali mempertahankan regulasi 3+1 pemain asing. Artinya, setiap klub berhak mendaftarkan tiga pemain asing non Asia dan satu sisanya wajib berasal dari negara di kawasan Asia.

Jika seluruh kontestan atau 18 tim memaksimalkan kuota itu, ada total 72 ekspatriat yang akan meramaikan kompetisi kasta tertinggi di Indonesia.

INDOSPORT mencoba mengulik fasilitas yang didapatkan para ekspatriat di beberapa klub Liga 1 dan segala perbedaanya. Memang dalam aturan klausul kontrak, para pemain asing mendapatkan fasilitas apartemen dari klub yang mereka bela.

PSIS Semarang misalnya, program latihan yang berlangsung di Kota Magelang membuat mereka harus menyewa hotel untuk pemain asingnya. Mereka adalah Shohei Matsunaga, Patrick Mota Silva, Claudir Junior Marini, dan Wallace Costa.

"Kita sebenarnya sudah siapkan apartemen di Semarang. Namun karena program latihan dan pertandingan ada di Magelang, makanya kita sewakan hotel di sana," kata General Manager (GM) PSIS, Wahyu 'Liluk' Winarto.

Selain hotel, Liluk memaparkan jika empat pemain asingnya juga mendapat fasilitas kendaraan pribadi. Mobil pribadi diberikan agar mobilitas mereka dalam beraktivitas di Magelang lebih mudah.

"Kalau pemain lokal tinggal di mess. Pemain lokal yang sudah berkeluarga juga kami persilahkan untuk mengontrak rumah, namun dengan biaya sendiri," paparnya.

Soal tinggal di hotel, kondisi serupa juga diberikan empat pemain asing PSS Sleman yakni Alfonso De La Cruz, Brian Ferreira, Yevhen Bokhashvili dan Guilherme 'Batata' Felipe de Castro. Keempatnya tinggal di The Rich Hotel, Sleman.

Hotel itu memang termasuk salah satu hotel bintang lima yang berada di Yogyakarta. Namun, ada satu hal yang kemungkinan empat pemain asing tim Super Elang Jawa tinggal di The Rich. Sebab, eks CEO PSS, Soekeno merupakan pemilik hotel tersebut.

© Ronald Seger/INDOSPORT
Gelandang asal Argentina, Brian Ferreira resmi gabung PSS Sleman Copyright: Ronald Seger/INDOSPORTGelandang asal Argentina, Brian Ferreira resmi gabung PSS Sleman

"Pemain lokal juga sama tinggal di hotel. Mereka tinggal di Hotel D'Salvatore," ucap eks Humas PT PSS, Yohanes Sugiyarto yang sekarang menjabat Manajer Umum Akademi PSS tersebut.

Kondisi sedikit berbeda dirasakan empat pemain asing Tira Persikabo, Khurshed Beknazarov, Louise Parfait, Ciro Henrique, dan Loris Arnaud. Keempat pemain itu tinggal terpisah di Sentul, Bogor dan Jakarta.

Media Officer (MO) Tira, Nandang Permana Sidik mengungkapkan, khusus untuk Arnaud, eks striker Persela Lamongan itu tinggal di sebuah apartemen di Jakarta. Sementara tiga pemain lain berada di perumahan elit di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor.

"Kalau di kita, Parfait, Ciro dan Khurshed memang memilih rumah dan kita sewain di sana. Satu pemain asing satu rumah. Kalau Loris memang lebih memilih apartemen," kata pria yang akrab disapa Pepe.

Dia memaparkan, pemain asing kecuali Parfait mendapatkan fasilitas antarjemput setiap akan berlatih dan bertanding. Fasilitas itu juga didapat Loris Arnaud meski terpisah tinggal di ibu kota.

"Antarjemput memang lebih efektif karena mereka kan tidak tahu jalan. Kalau dari kantor kita misalnya nanti dijemput baik latihan pagi atau sore. Kalau Parfait memang dia membawa mobil sendiri," ujar Pepe.

Ramai-ramai Tinggal di Surabaya

Jika berbicara pemain asing, tentu tak bisa berpaling dari Persela Lamongan. Klub asal Jawa Timu itu selalu jadi "panutan" dalam proses perekrutan pemain asing. Hampir seluruh ekspatriat yang didaratkan tim Laskar Joko Tinggir selalu memberikan kontribusi positif, hingga menjadi motor penting permainan tim.

Manajer Persela Lamongan, Yunan Achmadi tak menampik akan hal itu dan menyebut timnya selalu ketergantungan dengan pemain asing selama beberapa musim terakhir. Dia membuka cerita berkait strategi apik Persela mendatangkan pemain asing selama ini.

"Keberhasilan itu tak lepas dari proses yang dilakukan bersama-sama antara tim pelatih dan manajemen. Jadi pemain asing yang ditawarkan benar-benar didiskusikan secara serius dan detail, sebelum nanti pelatih kepala membuat keputusan final sesuai kebutuhan," kata Yunan.

"Kami juga membuka seluas-luasnya agen dari manapun yang ingin menawrkan pemainnya. Kami tidak memperlakukan khusus agen satu dengan lainnya, sehingga akan banyak referensi pemain asing yang didapat," tambahnya.

Sebagai kabupaten kecil, tentu Lamongan tak memiliki apartemen mewah. Yunan memaparkan, para pemainnya selama ini diberikan pilihan apartemen di Surabaya atau rumah di Lamongan.

"Kita beri mereka pilihan apakah tinggal di Surabaya (apartemen) atau tepat di Lamongan dengan fasilitas rumah pribadi. Namun selama ini mereka memilih tinggal di Surabaya," ucapnya.

Meski jarak dari Kota Pahlawan ke Lamongan sekitar satu jam perjalanan, namun Yunan mengklaim kondisi itu tak mengganggu program latihan. Para pemain sudah paham betul kapan harus berangkat ke Stadion Surajaya untuk berlatih.

"Mereka kan kami berikan fasilitas kendaraan pribadi, jadi tinggal dibawa sendiri ke Lamongan. Sebagai pemain asing, tentu mereka sudah profesional dan tahu kapan waktunya latihan dan harus berangkat jam berapa," tegas dia.

Soal ramai-ramai pemain asing tinggal di Surabaya, hal yang sama juga diberlakukan manajemen Madura United. Para ekspatriat seperti Zah Rahan, Alexandar Rakic, hingga Jaimerson Xavier.

© Ian Setiawan/INDOSPORT
Greg Nwokolo melakukan selebrasi gol dengan Zah Rahan Copyright: Ian Setiawan/INDOSPORTGreg Nwokolo melakukan selebrasi gol dengan Zah Rahan

Manajer Madura United, Haruna Soemitro menyebut selain kendaraan pribadi, para pemain asing memang tinggal di apartemen. Tepatnya apartemen Trillium Surabaya yang berada di pusat Kota Pahlawan.

"Kalau dari awal, kami memang menyiapkan sebuah apartemen untuk pemain asing. Tapi mereka tentu punya pilihan lain, ya ita harus melayani mereka karena untuk kenyamanan pemain dan keluarganya," tegas Haruna.

"Tidak ada masalah dalam hal latihan, karena kami latihan di Bangkalan. Jarak dari apartemen ke lokasi latihan paling sekitar 40 menit menggunakan mobil," ucapnya.

Menurutnya, ada banyak perbedaan berkait fasilitas yang didapat pemain asing dan lokal. Secara pembiayaan, pemain asing jauh lebih besar mulai dari administrasi hingga tiket penerbangan.

"Kalau soal gaji, kita tidak mengklaisifikan. Ada pemain lokal kita yang gajinya lebih besar dari pemain asing. Jadi itu semua tergantung dari kebutuhan," tukas manan Ketua Asprov PSSI Jawa Timur itu.

Terkendala Keterbatasan Fasilitas

Jika tim-tim di atas cukup mudah mendapatkan apartemen untuk pemain asing, kondisi berbeda dialami Perseru Badak Lampung FC. Setelah memutuskan berhome base ke Bandar Lampung, manajemen dan pemain harus beradaptasi dengan suasana dan lingkungan di provinsi paling dekat dengan Pulau Jawa tersebut.

Yudo Iswantoro, manajer Badak Lampung menyebut manajemen kesulitan mendapatkan apartemen yang strategis. Pihaknya saat ini sedang menyiapkan rumah untuk keempat legiun asingnya yaini Kunihiro Yamashita (Jepang), dan trio Brasil, Francisco Wagsley Torres, Marcus Vinicius Vidal, dan Fernandinho.

Dari penelusuran INDOSPORT.com, hanya ada satu apartemen besar di Bandar Lampung. Adalah Springhill Condotel Lampung yang terletak sekitar sembilan kilometer dari Stadion Sumpah Pemuda.

"Kalau pemain asing sebenarnya kita siapkan rumah sesuai dengan kontrak kerja. Kalau apartemen mungkin agak sulit ya di sini yang bisa sewa untuk setahun. Kalau hotel memang banyak di sana," ungkap Yudo.

Manajer kelahiran Tangerang itu menambahkan, saat ini manajemen masih mencari lokasi perumahan yang tepat untuk keempat pemain asingnya. Untuk sementara, Yamasita dan tiga legiun asing lainnya tinggal di sebuah hotel berbintang.

"Jadi sementara mereka tinggal di hotel dan kami antarjemput untuk latihan. Mereka kami jemput ke mess dan kita baru berangkat bareng-bareng ke stadion untuk latihan," ujar dia.

"Setelah dapat rumah yang cocok, mereka baru pindah plus nanti ada fasilitas mobil," pungkas Yudo.

Seneng-seneng Bareng The Jakmania

Terus Ikuti Perkembangan Sepak Bola Seputar Liga 1 Hanya di INDOSPORT.COM