Liga Italia

Ironi Inter Milan, Musuh Juventus yang Tiru Gaya Kebangkitan Si Nyonya Tua

Rabu, 15 Mei 2019 21:31 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Claudio Villa-Inter/GettyImages
Selebrasi dari para pemain Inter Milan saat unggul atas Chievo. Copyright: © Claudio Villa-Inter/GettyImages
Selebrasi dari para pemain Inter Milan saat unggul atas Chievo.

INDOSPORT.COM - Hampir satu dekade ini Serie A Italia berada di bawah kekuasaan Juventus. Sejak menjuarai liga pada musim 2011/12 lalu, Juventus tak pernah gagal meraih juara hingga kini. 

Total, sudah delapan gelar beruntun yang berhasil direbut Bianconeri. Fakta ini tentunya menyisakan duka bagi rival-rival Juve seperti AC Milan, Inter Milan, atau AS Roma. 

Namun dalam waktu dekat, dinasti Juventus sepertinya bakal mendapat tantangan serius.

Aroma kebangkitan dari sejumlah rival Juventus mulai tercium. Salah satunya datang dari Inter Milan.

Inter Milan lama dikenal sebagai rival Juventus di Serie A. Bahkan, pertemuan keduanya sampai dijuluki Derby Italia. 

Sayang, semenjak merebut treble winner pada 2010 lalu, Inter Milan kehilangan tajinya di sepak bola Italia. 

Mereka lebih sering finis di luar posisi tiga besar. Bahkan, pada musm 2016/17 lalu, mereka terjerembab di posisi tujuh. 

Kini, perlahan tapi pasti, Inter mulai bangkit. Bangkit dengan menapaki jalan kebangkitan Juventus satu dekade silam. 

Kebangkitan Juventus

Juventus bukan tidak pernah terpuruk. Semenjak promosi dari Serie B, Juventus tampil layaknya tim medioker di Serie A. 

Pada masa itu, Inter Milan menguasai liga sebelum akhirnya diputus oleh rival sekotanya, AC Milan.

Namun, Juventus tak butuh waktu lama untuk bangkit. Pada musim keduanya usai promosi ke Serie A, Juventus langsung finis di posisi runner-up di bawah Inter.

Namun begitu mereka belum sepenuhnya bangkit karena dua musim setelahnya mereka finis di posisi ketujuh.

Bianconeri baru benar-benar bangkit pada medio 2011-2012. Caranya pun cukup menarik. Juventus mencoba mendatangkan pemain-pemain yang sebelumnya jadi rival mereka seperti Andrea Pirlo (AC Milan) sampai Pjanic (AS Roma).

Hebatnya, banyak pemain bintang yang ditarik tersebut berstatus free transfer alias gratis. Bahkan, cara ini masih dilakukan mereka hingga sekarang. 

Sebut saja Andrea Barzagli, Sami Khedira, Andrea Pirlo, Pogba, hingga Dani Alves. Dengan modal minim, Juventus mulai membangun tim. 

Kedatangan Antonio Conte dan keberadaan petinggi Juventus, Beppe Marotta, juga berkontribusi besar dalam membangun dinasti Si Nyonya Tua di Serie A. 

Ironi Inter Milan, Bangkit dengan Menapaki Jejak Juventus

Inter Milan, di sisi lain, mulai menunjukkan gelagat-gelagat kebangkitan. Namun ironisnya, langkah yang diambil Inter mirip dengan yang dilakukan rival besar mereka, Juventus, hampir satu dekade silam.

Tanda pertama, Inter Milan saat ini telah sukses menarik otak di balik transfer cerdas Juventus, Beppe Marotta, ke Giuseppe Meazza pada 2018 lalu. 

Beppe Marotta berperan penting dalam mendatangkan pemain-pemain bintang Juventus seperti Pjanic, Arturo Vidal, sampai Andrea Pirlo. 

Inter pun demikian. Meniru strategi 'pemain gratisan' Juventus, Nerazzurri kini tengah berusaha mendatangkan tiga pemain secara cuma-cuma musim panas ini. Mereka adalah Hector Herrera, Diego Godin, dan Arjen Robben.

Bukan hanya Marotta dan strategi pemain gratisannya, Inter bahkan tengah dihubung-hubungkan dengan eks pelatih Juventus dahulu, Antonio Conte. 

Maka bisa dibayangkan betapa kentalnya aroma Juventus di tubuh Inter. Duet Beppe Marotta dan Conte di Inter mirip dengan Juventus di era kebangkitannya hampir satu dekade lalu. 

Jika skenario ini terwujud, bukan mustahil Inter Milan bakal menapaki kesuksesan yang sudah dibuktikan Juventus di masa silam. 

Geledah Stadion Persitara Bareng Pentolan NJ Mania

Terus Ikuti Berita Bola Internasional dan Olahraga Lainnya Hanya di INDOSPORT.COM