Liga Indonesia

Usai Insiden Penalti Kontroversial PSS, Semen Padang Didukung Netizen

Minggu, 26 Mei 2019 11:16 WIB
Penulis: Alvin Syaptia Pratama | Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Pemain PSS Sleman saat dihalau pemain Semen Padang. Foto: Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT. Copyright: © Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Pemain PSS Sleman saat dihalau pemain Semen Padang. Foto: Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT.

INDOSPORT.COM – Semen Padang mendapat dukungan para pengguna jagat maya usai laga melawan PSS Sleman dalam laga pekan kedua Shopee Liga 1 2019 di Stadion Maguwoharjo, pada Sabtu (25/05/2019) malam.

Bermain di hadapan puluhan ribu pendukung di markas lawan, Kabau Sirah hanya mampu bermain imbang. Sempat unggul satu gol di babak pertama, anak-anak asuh Syafrianto Rusli harus rela skornya disamakan lewat penalti Brian Ferreira pada menit ke-73.

Namun, penalti yang diberikan wasit ke PSS berbau kontroversi. Pasalnya, Kushedya Hari Yudo yang jatuh diduga melakukan diving karena tidak ada kontak dengan pemain Semen Padang. Hal itu lantas memancing emosi Irsyad Maulana dkk yang menganggap dirugikan oleh sang pengadil lapangan.

Meski menuai protes dari anak-anak Semen Padang, penalti tetap dilakukan dengan baik oleh Brian Ferreira dan mampu mengelabuhi penjaga gawang Teja Paku Alam. Usai laga, akun Instagram klub @semenpadangfcid pun menuai dukungan dari netizen sepak bola Indonesia.

“Kami suporter PSPS tapi sakit hati liat kalian aturannya bisa menang,” tulis akun @arriwarman.

“Semangat semangat seharusnya dapat tiga poin,” tulis akun @rkoooo.dwi20.

Aden bangga jo tim den ko. Semoga laga kandang bisuk manang,” tulis akun @sayyidbaswara.

Kejadian semalam memang menjadi salah satu PR bagi operator sepak bola Indonesia. VAR memang sudah saatnya dibutuhkan untuk meminimalkan kejadian-kejadian yang bisa merugikan beberapa pihak. Selain itu, keputusan wasit yang kontroversial juga dapat memancing amarah pemain maupun suporter.

Suporter yang tidak terima akan keputusan aneh dari sang pengadil lapangan mampu memicu adanya bentrok dan kericuhan, dengan demikian para pemangku kepentingan sepak bola Indonesia sudah saatnya melakukan perubahan sistem tata kelola pertandingan.