Liga Indonesia

30 Mei, Tragedi Kelam Sepak Bola Indonesia Dihadiahi Sanksi FIFA

Kamis, 30 Mei 2019 16:32 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© Eli Suhaeli/INDOSPORT
Logo PSSI dan FIFA Copyright: © Eli Suhaeli/INDOSPORT
Logo PSSI dan FIFA

INDOSPORT.COM - Tanggal 30 Mei menjadi sebuah sejarah dengan tragedi kelam bagi sepak bola Indonesia yang secara mengejutkan dihadiahi sanksi FIFA.

Tepatnya 30 Mei 2015 alias empat tahun lalu, FIFA tanpa ragu memberi hukuman tersebut usai menggelar mereka Kongres Luar Biasa (KLB) di Zurich, Swiss.

Rapat perdana Komite Eksekutif usai KLB, FIFA memutuskan menjatuhkan sanksi berupa suspensi bagi Indonesia yang mengalami perserteruan antara PSSI dan Kemenpora.

FIFA beralasan kalau pemerintah Indonesia telah melakukan intervensi terhadap sepak bola Tanah Air karena pada 17 April 2015, Kemenpora membekukan PSSI.

Kemenpora tak mengakui segala aktivitas yang dilakukan PSSI, seperti kompetisi sepak bola dan hasil KLB PSSI yang berlangsung di Surabaya, 18 April.

© INDOSPORT
LOGO FIFA. Copyright: INDOSPORTLogo FIFA.

Kemudian, Menpora Imam Nahrawi membentuk Tim Transisi. Tim tersebut ditugaskan menggantikan PSSI atau wakil Indonesia dalam kongres FIFA.

Sanksi tersebut diwujudkan FIFA melalui surat keputusan yang dikirimkan kepada Sekjen PSSI Azwam Karim. Surat tersebut dibubuhi tanda tangan Sekjen FIFA Jerome Valcke.

Isi surat itu mengungkapkan kalau FIFA menilai PSSI melanggar pasal 13 (kewajiban anggota), 14 ayat 1 (suspensi), dan 17 (kebebasan anggota) statuta FIFA.

"Pada saat sanksi berlangsung, PSSI kehilangan hak keanggotaan mereka dan seluruh tim di Indonesia (klub dan Timnas) dilarang mengikuti turnamen internasional yang diadakan FIFA dan AFC," bunyi surat tersebut.

Imbas pembekuan ini berujung pada kiprah Persipura Jayapura yang terpaksa tak bisa melanjutkan pertandingan di Piala AFC melawan Pahang FA.

© Tiyo Bayu Nugroho/INDOSPORT
Logo PSSI. Copyright: Tiyo Bayu Nugroho/INDOSPORTLogo PSSI.

Kapten Persipura Boaz Solossa mengaku terpukul akan kabar tersebut karena Persipura di Piala AFC sedang dalam tren bagus tetapi tak bisa diurus PSSI.

"Sangat disayangkan. Pertama kali mendengar cerita itu kami sangat putus asa dan kecewa," ujar Boaz Solossa di Papua, 2015 lalu.

Akan tetapi, Timnas Indonesia U-23 diperbolehkan mengikuti ajang SEA Games 2015 di Singapura. Entah alasan apa FIFA mengizinkan hal tersebut.

Indonesia merupakan negara ke-12 yang dijatuhi sanksi oleh FIFA setelah Yunani, Iran, Kenya, Kuwait, Ethiopia, Madagaskar, Peru, Brunei Darussalam, Irak, Nigeria, dan Kamerun.

FIFA juga tak memberi batasan waktu sampai kapan sanksi itu dicabut. Tetapi, jika ingin kembali dipulihkan ada empat syarat yang mesti dilakukan PSSI.

© Istimewa
Caption Copyright: IstimewaTimnas Indonesia terlihat lesu.

Pertama, Exco PSSI yang terpilih bisa mengelola urusan sepak bola secara independen. Kedua, tanggung jawab tim nasional dikendalikan oleh PSSI.

Ketiga, tanggung jawab semua kompetisi, seperti liga, dikembalikan PSSI. Keempat, semua klub yang mendapat lisensi dari PSSI mampu bersaing di liga.

Usai diberi sanksi, Kemenpora langsung mengkaji surat tersebut. Sebab, jika ditujukan ke PSSI, maka tata kelola badan tersebut diambil alih pemerintah.

"Meski belum mendapatkan surat resmi terkait pembekuan oleh FIFA, Kemenpora tetap mengantispasi segala kemungkinan yang terjadi. Salah satu yang dipersiapkan adalah memaksimalkan Tim Transisi," ujar Sekretaris Kemenpora Alfitra Salam di Jakarta, 2015.

Persepak bolaan Indonesia pun mengalami mati suri. Namun, pada 13 Mei 2016, FIFA resmi mencabut sanksi bagi Indonesia dan nama PSSI dipulihkan.

PSSI pun langsung berbenah dengan menggelar kongres pemilihan ketua umum dan jajarannya hingga menggelar kompetisi yang bernama Liga 1.