Bola Internasional

Kilas Balik Piala Dunia 2014: Kesuksesan Timnas Jerman Mengikis Stigma Diktator

Jumat, 7 Juni 2019 07:02 WIB
Penulis: Fuad Noor Rahardyan | Editor: Isman Fadil
 Copyright:
Pendidikan Mental Sejak Usia Dini

Dalam sistem pelatihan tersebut, DFB menekankan edukasi mental di tempat pertama. Pasalnya, semakin besar pemain muda menggantungkan harapan sebagai pesepakbola, semakin besar pula tekanannya. Tingkat depresi di masa depan akibat kegagalan akan menghantui.

Ulf Schott, Direktur DFB, kemudian memperkuat pentingnya edukasi mental: “Tugas kami adalah menghilangkan tekanan itu. Di sinilah kami memberi pemahaman akan pentingnya keluarga, teman, dan pendidikan. Kami juga menyediakan bantuan psikologis kapan pun mereka butuh.”

Kebutuhan fisik yang berat dalam sepakbola modern pun semakin membutuhkan kekuatan mental tingkat tinggi. Tiap pemain muda dituntut untuk memiliki kesabaran untuk mendengarkan dan memperbaiki kesalahan yang diperlihatkan lewat sesi analisa video latihan.

Mereka juga dilatih untuk bisa berfungsi dalam ketidaknyamanan di berbagai situasi dan posisi. Dengan kata lain, seluruh sesi di atas membiasakan profesionalitas pesepakbola muda dengan tekanan di dalam dan luar lapangan.

Hasil dari pendidikan mental setidaknya tercermin dari sosok Lahm dan Bastian Schweinsteiger. Kedua produk akademi Bayern Munich ini, yang kemudian menjadi pilar penting di tim senior yang sama, menghapus stigma kapten FC Hollywood yang lekat dengan sensasi.

Kedua sosok tersebut lebih tenang, dapat beradaptasi dengan baik, dan memiliki persona sebagai pemain yang bisa diandalkan. Markus Horwick, press officer Bayern Munich, mengungkapkan alasan bahwa pemain produk akademi tidak lagi membutuhkan media training karena profesionalitas yang terasah sejak usia dini.