Liga Indonesia

Pengamat Apresiasi Langkah Bali United Melantai di Bursa Saham

Senin, 17 Juni 2019 16:08 WIB
Editor: Juni Adi
© baliunitedfc
PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) pemilik klub sepakbola Bali United telah resmi mencatatkan sahamnya di papan perdagangan bursa saham. Copyright: © baliunitedfc
PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) pemilik klub sepakbola Bali United telah resmi mencatatkan sahamnya di papan perdagangan bursa saham.

INDOSPORT.COM - Salah satu klub sepak bola papan atas Liga 1, Bali United resmi mencatat sejarah baru sebagai tim pertama di Indonesia yang sahamnya melantai di Bursa Efek Indonesia, pada Senin (17/06/19).

Bali United merumput di bursa saham dibawah naungan perusahaan PT Bali Bintang Sejahtera Tbk, dengan kode BOLA. Mereka melepas sebanyak 2 miliar saham, atau setara 33,33% pada harga penawaran perdana sebesar Rp175 per lembar.

Saat launchig perdana hari ini, saham tersebut langsung mendapat respons positif karena melesat 69,14 persen (Rp 121 poin) ke Rp296 per saham.

Langkah berani Bali United itu rupanya mendapat apresiasi dari sejumlah pihak, termasuk para pengamat pasar modal salah satunya adalah Hans Kwee.

Ia menuturkan, Bali United akan mendapat sejumlah keuntungan karena kini pendapatan klub tidak lagi hanya bergantung dari penjualan tiket. 

"Bali United pasti mendapat keuntungan, karena menambah minat masyarakat."

"Dengan dana yang ada, perusahaan bisa melakukan ekspansi seperti pembelian pemain, pembangunan infrastruktur, promosi dan juga modal kerja," ujar Hans Kwee kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT.

Namun langkah Bali United yang resmi menjadi perusahaan publik ke-632 di BEI, bukan tanpa risiko. Permasalahan yang kerap melanda sepak bola Indonesia.

© baliunitedfc
PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) pemilik klub sepakbola Bali United telah resmi mencatatkan sahamnya di papan perdagangan bursa saham. Copyright: baliunitedfcPT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) pemilik klub sepakbola Bali United telah resmi mencatatkan sahamnya di papan perdagangan bursa saham.

Seperti isu pengaturan skor oleh mafia bola, dan mundurnya waktu penyelenggaraan, dinilai bisa menjadi risiko yang berpengaruh terhadap saham klub sepak bola yang perusahaannya go public.

Telepas dari risiko tersebut, Hans melihat ada sisi positifnya. Menurutnya, klub Indonesia akan jadi lebih profesional, transparan dan akuntabel dalam pengelolaan ke depannya.

"Tapi dengan perusahaan-perusahaan klub sepak bola Indonesia yang mulai go public, kemungkinan mereka akan meningkatkan akuntabilitas publiknya, jadi sehingga akan lebih bagus," ujarnya.

Lebih lanjutnya, Hans Kwee menyebut ada dua tim Liga 1 lainnya yang bisa mengikuti langkah Bali United melepas sahamnya ke publik. Mereka adalah Persija dan Persib Bandung.

"Persija dan Persib harusnya bisa mengikuti langkah Bali United, karena mereka adalah salah satu klub yang memiliki suporter fanatik dan punya sejarah lama di sepak bola indonesia," katanya menambahkan.

Rencananya, Bali United akan menggunakan Rp211,75 miliar dari dana IPO (Initial Public Offering) untuk merekrut beberapa pemain, menyelenggarakan event, serta untuk operasional klub dan akademi, dan toko retail Bali United Merchandise Store.

Sebanyak Rp71,4 miliar akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan, dan Rp66,85 miliar untuk belanja modal (capex), termasuk mengembangkan aplikasi.