Liga Indonesia

Teco Minta Bali United Buat Lapangan Khusus dari Hasil Penjualan Saham

Rabu, 19 Juni 2019 10:50 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
© Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Bali United saat berlatih di Lapangan Trisakti, Legian, Kuta, Badung, Selasa (18/6/2019). Copyright: © Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Bali United saat berlatih di Lapangan Trisakti, Legian, Kuta, Badung, Selasa (18/6/2019).

INDOSPORT.COM Bali United akan melakukan investasi berbentuk infrastruktur usai mendapat dana besar dari penjualan saham ke publik. Salah satu yang paling urgent untuk dibenahi, yakni lapangan latihan.

Ada tiga lapangan yang kerap digunakan untuk latihan Stefano Lilipaly dkk. Mulai Lapangan Trisakti, Lapangan Samudra dan Lapangan Banteng. Lapangan tersebut bukan saja dipakai Bali United, melainkan juga digunakan klub-klub lokal.

Ada harapan agar investasi infrastruktur nantinya berupa lapangan latihan. Menurut pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco, sudah sepantasnya klub profesional memiliki lapangan khusus yang kualitas rumputnya sama dengan stadion tempat pertandingan.

"Saya pikir di sistem profesional, lapangan latihan harus sama dengan lapangan stadion. Jadi ketika latihan dengan rumput yang sama, kamu tidak punya alasan lain, latihan dalan kondisi bagus," kata Teco, Selasa (18/06/19).

"Bukan di Bali United saja, tapi tim-tim Indonesia harus pikirkan itu. Banyak klub masih latihan di stadion. Sementara jika lapangan dipakai terus, kondisinya pasti kurang bagus saat dipakai pertandingan," lanjutnya.

Teco menyebut penting bagi setiap klub memiliki lapangan khusus untuk tim senior. Begitu pula dengan lapangan yang dikhususkan untuk tim usia 18 tahun atau 20 tahun.

"U-18, U-20 harus punya lapangan sendiri, bukan sama tim senior. Kalau itu jalan, baru kita bisa buat program untuk pemain muda, akan banyak yang bermunculan," ucapnya.

Teco berharap segera bertemu chief executive officer (CEO) Bali United, Yabes Tanuri, untuk mendiskusikan masalah ini. Dalam rancangan awal, dana dari penjualan saham akan diproyeksikan untuk modal kerja dan operasional klub (60,5 persen) memperkuat struktur permodalan entitas anak (20,4 persen), serta belanda modal (19,1 persen).

"Kita tidak hanya berpikir untuk satu musim saja, tapi juga berpikir untuk jangka panjang," tuturnya.

Penulis: Nofik Lukman Hakim