In-depth

Griezmann Hancurkan Tradisi Nuansa Amerika Selatan di Barcelona

Sabtu, 13 Juli 2019 18:41 WIB
Editor: Rafif Rahedian
© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Kedatangan Antoine Griezmann hancurkan tradisi nuansa Amerika di Barcelona Copyright: © Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Kedatangan Antoine Griezmann hancurkan tradisi nuansa Amerika di Barcelona

INDOSPORT.COM – Klub raksasa LaLiga Spanyol, Barcelona baru saja mendapatkan jasa Antoine Griezmann pada bursa transfer musim panas ini. Blaugrana langsung menebus klausul pelepasan kontrak Griezmann dari Atletico Madrid sebesar 120 juta euro atau Rp2 triliun.

Griezmann sendiri nantinya akan bertahan di Camp Nou selama kurang lebih lima musim ke depan. Manajemen Barcelona pun memagari Griezmann dengan memasukkan klausul pelepasan senilai 800 juta euro atau Rp12,3 triliun.

Kabar ketertarikan Barcelona terhadap Griezmann memang tidak lagi mengejutkan pecinta sepak bola dunia. Karena Blaugrana sejak beberapa musim lalu secara terang-terangan berminat membajak Griezmann dari Atletico Madrid.

Namun transfer tersebut baru terwujud pada musim panas ini. Hal itu tidak terlepas dari sulitnya manajemen klub mencari pengganti Neymar di lini depan Barcelona.

Dengan hadirnya Griezmann, tentu publik Camp Nou memiliki kerpercayaan yang tinggi bahwa lini depan Barcelona bisa kembali menakutkan dan produktif pada musim depan.

Hadirnya Griezmann pada musim ini, nyatanya menghancurkan tradisi lini depan Barcelona yang kerap kali bernuansa Amerika Selatan sejak beberapa tahun terakhir.

Sejak kepergian David Villa pada musim 2012/13 lalu, Barcelona lebih tertarik untuk mendatangkan penyerang dari benua Amerika Selatan dibandingkan dengan pemain Eropa.

Setelah era David Villa, Barcelona juga sempat memiliki pemain depan asal Eropa, yakni Pedro. Namun peran Pedro seperti tidak terlihat, mengingat pamor pemain asal Amerika Selatan, Alexis Sanchez, lebih besar ketimbang dirinya.

Pedro dan Alexis Sanchez pun secara bergantian menempati posisi utama di lini depan Barcelona untuk memani Lionel Messi dan Neymar. Maka tak heran jika trio lini depan Barcelona pada era itu tidak memiliki julukan.

Memasuki musim 2014/15, Barcelona mulai memiliki trio menakutkan setelah manajemen klub mendatangkan Luis Suarez dari Liverpool. Kehadiran Suarez ini membuat pelatih Barcelona saat itu, Luis Enrique, mulai konsisten memainkan trio Messi-Suarez-Neymar di lini depan.

© David Ramos/Getty Images
Trio MSN miliki rekor lebih baik ketimbang BBC. Copyright: David Ramos/Getty ImagesTrio MSN miliki rekor lebih baik ketimbang BBC.

Tiga pemain depan itu nyatanya mampu menciptakan produktivitas tim secara konsisten. Catatan itulah yang akhirnya membuat Barcelona memiliki julukan trio maut di lini depan, yakni MSN.

Jika melihat dari asal benua trio MSN, tiga pemain tersebut sama-sama berasal dari Benua Amerika Selatan. Jika dijabarkan, maka lini depan utama Barcelona diisi oleh pemain dari Argentina (Messi), Uruguay (Suarez), dan Brasil (Neymar).

Bahkan ketika Neymar meninggalkan Camp Nou pada musim 2017/18 lalu, Barcelona tetap mencari pemain bintang yang berasal dari Amerika Selatan, yakni Philippe Coutinho.

Coutinho sendiri juga merupakan pemain asal Brasil. Manajemen Blaugrana sepertinya sudah begitu percaya dengan pemain asal Benua Amerika Selatan. Sayangnya, Coutinho gagal menjadi pengganti Neymar.

© GABRIEL BOUYS/GETTYIMAGES
2 pemain bintang Barcelona, Luis Suarez (kiri) dan Philippe Coutinho berselebrasi bersama di sebuah pertandingan.jpg Copyright: GABRIEL BOUYS/GETTYIMAGES2 pemain bintang Barcelona, Luis Suarez (kiri) dan Philippe Coutinho berselebrasi bersama di sebuah pertandingan.jpg

Barcelona juga mencoba untuk mendatangkan pemain muda asal Eropa, yakni Ousmane Dembele, untuk menutup lubang yang ditinggalkan Neymar. Sayangnya, Dembele tak mampu masuk ke dalam ritme permainan dengan nuansa Amerika Selatan.

Sangat wajar jika permainan Dembele tak nyetel dengan Barcelona, karena sang pemain terbilang masih cukup muda dan masih minim pengalaman.

Hal itu seharusnya sudah tidak lagi menimpa Griezmann. Karena pemain asal Prancis tersebut memiliki nama besar dan segudang pengalaman di persepakbolaan Spanyol.

Lalu mampukah Griezmann menyatu dengan nuansa Amerika Selatan di lini depan Barcelona? Jawabannya hanya bisa diketahui setelah kompetisi musim 2019/20 dimulai.