Liga Indonesia

Langkah Nyata PSSI untuk Wujudkan Cita-cita Indonesia Masuk 10 Besar FIFA

Selasa, 23 Juli 2019 18:46 WIB
Penulis: Katarina Erlita Cadrasari | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Arif Rahman/INDOSPORT
Sekjen PSSI, Ratu Tisha saat menghadiri pembukaan Elite Pro Academy Liga 1 Indonesia U-16 musim 2019 di Stadion SPOrT Jabar Arcamanik, Kota Bandung, Jumat (19/04/2019). Foto: Arif Rahman/INDOSPORT Copyright: © Arif Rahman/INDOSPORT
Sekjen PSSI, Ratu Tisha saat menghadiri pembukaan Elite Pro Academy Liga 1 Indonesia U-16 musim 2019 di Stadion SPOrT Jabar Arcamanik, Kota Bandung, Jumat (19/04/2019). Foto: Arif Rahman/INDOSPORT

INDOSPORT.COM - PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) memiliki rencana jangka panjang yaitu membawa Indonesia masuk 10 besar Ranking FIFA.

Terhitung per Juni 2019, Indonesia kini menduduki urutan 160 di ranking FIFA. Poin Indonesia mengalami penurunan dari 1008 pada ranking sebelumnya menjadi 1005. 

Hal itu disebabkan karena Timnas Indonesia mengalami kekalahan dalam FIFA Match Day melawan Jordania pada 11 Juni 2019 lalu.

Guna mengantisipasi terus melorotnya posisi Indonesia dalam ranking FIFA, PSSI membentuk National Dispute Resolution Chamber (NDRC) atau badan penyelesaian sengketa nasional. 

Pembentukan NDRC Indonesia di awali dengan acara seminar yang diselenggarakan PSSI dengan melibatkan FIFA, FIFPRO, APPI serta perwakilan klub liga 1 dan liga 2 di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (23/07/19). NDRC diharapkan dapat menjadi wadah penyelesaian masalah dan sengketa yang berhubungan dengan sepak bola.

"Pada tahun 2045, saya berharap Indonesia bisa masuk hingga 10 besar Ranking FIFA. Selain itu juga saya ingin federasi kita memiliki catatan administrasi yang baik pula," ujar Ratu Tisha selaku Sekjen PSSI di situs resmi PSSI.

"Saya berharap adanya peningkatkan kualitas organisasi mulai dari level regional hingga nasional. Bersama sama saya ingin kita semua berbenah," ujarnya lagi.

Gusti Randa salah satu Executive Committee bagian Legal PSSI menyebut, NDRC tidak hanya akan membantu para pemain dalam menyelesaikan sengketa namun juga dapat membatu sengketa antar klub.

"NDRC sebagai wadah pengaduan sengketa di klub, baik itu pemain dengan klub, namun juga sengketa antara klub dengan klub. NDRC diharpkan mampu menjadi badan arbitrasi yang independen," kata Gusti Randa.

Indonesia dipercaya FIFA menjadi salah satu dari 4 negara dalam pilot project pengembangan NDRC karena kemampuan bangkit setelah sempat aktivitasnya terhenti akibat pembekuan. Selain Indonesia, Kosta Rika, Slovakia, dan Malaysia juga berada dalam pilot project yang sama.

1