In-depth

Kiprah Darah Brasil Memoles Calon Bintang Sepak Bola Indonesia

Senin, 29 Juli 2019 15:28 WIB
Penulis: Annisa Hardjanti, Rafif Rahedian | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Grafis: Eli Suhaeli/kaltim.prokal.co
Jaino Matos, salah satu pria berdarah Brasil yang memiliki andil dalam perkembangan sepak bola Indonesia. Copyright: © Grafis: Eli Suhaeli/kaltim.prokal.co
Jaino Matos, salah satu pria berdarah Brasil yang memiliki andil dalam perkembangan sepak bola Indonesia.

INDOSPORT.COM – Sepak bola Indonesia dengan sejumlah masalah menimpanya, tetap selalu punya daya tarik tersendiri bagi pemain sepak bola asing. Brasil menjadi salah satu negara pemasok pemain terbanyak di Liga 1 dalam beberapa musim terakhir.

Terhitung, ada sekitar 24 pemain asing berkebangsaan Brasil yang terdaftar di kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1 musim 2019. Jumlah itu membuat Brasil menjadi negara asing yang paling banyak menyalurkan pemain di Indonesia.

Bukan hanya unggul kuantitas, namun kualitas para pemain Brasil di Liga 1 Indonesia cukup  fantastis. Hal itu terbukti setelah daftar top skor sementara Liga 1 musim ini dipuncaki oleh dua pemain asal Brasil, yakni Alex Goncalves (8 gol) dan Ciro Alves (7 gol).

Tak hanya pemain, Brasil juga menyuplai beberapa pelatih berkualitas di sepak bola Tanah Air. Pada musim 2019 ini, ada tiga pelatih asal Brasil yang menukangi klub elit Liga 1, yakni Stefano Cugurra Teco (Bali United), Jacksen F. Tiago (Persipura) dan Gomes de Oliviera (Kalteng Putera).

Selain tiga nama di atas, masih ada lagi sosok orang Brasil yang bekerja untuk klub Liga 1 2019. Salah satunya adalah General Manager Pembinaan Perseru Badak Lampung FC, Jaino Matos.

Jaino bukan sosok sembarangan. Ayahnya Jairo Matos, menjadi pemain asing pertama yang merumput di Indonesia di era Galatama tahun 80-an. Bersama Pardedetex Medan. Kala itu, usia Jaino masih dua tahun.  

Meski namanya tak setenar Teco dan Jacksen F. Tiago, akan tetapi peran yang diberikan Jaino Matos terhadap sepak bola Indonesia terbilang sangat besar. Ia merupakan orang Brasil yang berpengaruh dalam kebangkitan sepak bola muda Indonesia.

Itu terjadi ketika Jaino Matos masih menjadi pelatih di Diklat Persib Bandung beberapa tahun lalu. Pria yang saat ini usianya sudah menyentuh 39 tahun tersebut mampu menghasilkan bibit muda melalui tangan dinginnya.

Terhitung ada belasan pemain Diklat Persib yang ia poles menjadi pesepakbola ternama di kompetisi kasta teratas sepak bola Indonesia.

Satu angkatan Diklat Persib yang dipoles oleh Jaino Matos itu adalah Abdul Aziz, Gian Zola, Febri Hariyadi, Hanif Sjahbandi, Henhen Herdiana, Ryuji Utomo, Agil Munawar dan Jujun Saepulloh.

Juga ada Angga Febrianto, Dikri Yusron, Ahmad Subagja Baasith, Puja Abdillah, Heri Sutanto, Asnawi Mangkualam Bahar, Sutanto Tan, Gusti Rustiawan dan Agung Mulyadi.

Beberapa nama di atas bahkan menjadi langganan Timnas Indonesia di berbagai ajang umur hingga senior.

Jaino Matos merupakan sosok pelatih pertama dan satu-satunya yang sukses menghasilkan 17 pemain dari satu angkatan akademi (Diklat Persib) menjadi pesepakbola kelas nasional.

“Saya memiliki panggilan tersendiri sebagai pelatih. Menurut saya terutama di usia muda. Saat melatih diklat Persib, kan berbuah manis, ada 17 pemain Diklat Persib yang berlaga di Liga 1,” ujar Jaino Matos kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT.

Sebagai warga negara Brasil, Jaino Matos berjasa mengangkat potensi terpendam bibit muda Indonesia. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan menjanjikan.

Karier Sepak bolanya terhenti di usia muda lantaran pindah karena pindah ke Amerika Serikat. Dia kuliah di jurusan sport science Atlanta College, Amerika Serikat. Kemudian melanjutkan studi kepelatihan di Brasil dan Amerika pada 2002.

Setelah lima tahun kursus kepelatihan dan mengantogi lisensi A Brasil  Jaino memutuskan kembali ke Asia Tenggara dengan menerima tawaran melatih anak usia dini di Singapura.

Jaino sempat singgah di negeri Jiran saat menjadi pelatih Penang FA, pada tahun 2009 Jaino sempat menjadi pelatih kepala yang merupakan pelatih termuda di Liga Super Malaysia. Hingga akhirnya ia berlabuh di Persib pada (2013-2015) untuk membangun diklat usia dini Persib Junior

Ia lalu berkelana ke Pusamania Borneo FC (PBFC) membantu Pelatih Iwan Setiawan sebagai Kepala Department Science And Performance.

Pada 2016 ia sempat berlabuh ke Persiba Balikpapan menjadi pelatih meski saat itu ia hanya hanya mampu membawa tim berjuluk Beruang Madu hanya finis di peringkat 13 dengan torehan 35 poin hingga akhirnya kontraknya diputus.

Ia lantas mencari peruntungan dengan klub asal Kepulauan Riau (Kepri), 757 Kepri Jaya FC.

“Sekarang saya sebagai General Manager Pembinaan Badak Lampung. Walaupun masih awal, tapi banyak potensi-potensi menjanjikan. Jadi karena kontribusi saya atas pemain muda itulah, saya terpanggil ke sini,” lanjut sang pelatih.

Melihat pengalaman manisnya bersama Diklat Persib itu, Jaino Matos tentunya memiliki ambisi yang sangat besar untuk menjadikan seluruh pemain muda Badak Lampung sebagai bintang masa depan di sepak bola Indonesia. Patut dinantikan peran Jaino Matos dalam pembinaan sepak bola muda Tanah Air.