Liga Indonesia

Merasa Jadi Korban Pilih Kasih PSSI, Ini Pernyataan Suporter PSM Makassar

Kamis, 1 Agustus 2019 19:13 WIB
Penulis: Fuad Noor Rahardyan | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Adriyan Adirizky Rahmat/INDOSPORT
Kelompok suporter PSM Makassar menyuarakan protesnya menyusul pengunduran jadwal dan aturan baru PSSI yang dianggap tak lazim. Copyright: © Adriyan Adirizky Rahmat/INDOSPORT
Kelompok suporter PSM Makassar menyuarakan protesnya menyusul pengunduran jadwal dan aturan baru PSSI yang dianggap tak lazim.

INDOSPORT.COM – Pengunduran laga leg kedua final Kratingdaeng Piala Indonesia 2018/19 antara PSM Makassar melawan Persija Jakarta ternyata membuat kecewa banyak pihak. Salah satunya ialah Sadakati Sukma yang merupakan Sekretaris Jendral (Sekjen) dari Red Gank, kelompok suporter PSM.

Sadakati (Sadat) mengungkapkan bahwa dirinya kecewa dengan PSSI selaku induk federasi sepak bola Indonesia. Menurutnya, PSSI yang membatalkan laga dianggap sempat memupus harapan para suporter PSM untuk menonton tim kesayangan mereka secara langsung.

“Hari Minggu lalu, tepatnya 28 Juli 2019 adalah rilis jadwal resmi dari PSSI untuk menggelar final leg kedua di Stadon Andi Mattalata, Makassar. Keputusan PSSI menunda pertandingan tersebut sempat merontokkan harapan dan impian kami,” ujarnya.

Namun, belum lama ini PSSI memberi lampu hijau bahwa laga tetap akan berlangsung di tempat yang sama pada 6 Agustus 2019. Namun, Sadat mengungkapkan bahwa PSSI kembali datang dengan kebijakan yang dianggap mengurangi ruang gerak Red Gank dan kelompok lainnya.

“Salah satu aturan yang baru dirilis PSSI adalah melarang keras penggunaan spanduk dan tongkat giant flag dalam stadion. Ini adalah kebijakan yang menurut kami membatasi kebebasan suporter untuk memberikan dukungan dengan cara-cara yang selama ini sering digunakan,” lanjutnya.

Ia berargumen bahwa penggunaan spanduk dan tongkat sendiri boleh digunakan dalam laga leg pertama di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Dengan larangan ini, Sadat mempertanyakan keputusan PSSI yang selama ini dianggap kerap menyulitkan.

Meski begitu, Sadat yakin bahwa para kelompok suporter tim Juku Eja akan mengawal dengan baik gelaran tersebut. Terlebih, ini merupakan kesempatan bagi PSM untuk mengakhiri puasa gelarnya selama 19 tahun.