In-depth

Bongkar Pasang Formasi Juventus di Bawah Maurizio Sarri, Mana Paling Ideal?

Jumat, 16 Agustus 2019 21:18 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Alexander Scheuber - UEFA/UEFA via Getty Images
Maurizio Sarri resmi menjadi pelatih Juventus Copyright: © Alexander Scheuber - UEFA/UEFA via Getty Images
Maurizio Sarri resmi menjadi pelatih Juventus

INDOSPORT.COM - Maurizio Sarri akhirnya resmi memimpin skuat Juventus untuk musim 2019/2020 mendatang. Tiga laga penting di ajang ICC sudah dilakoni dengan catatan dua kekalahan dan satu kemenangan. 

Sejumlah bintang juga sudah bergabung ke kubu La Vechia Signora seperti Gianluigi Buffon, Adrien Rabiot, Aaron Ramsey, sampai Matthijs De Ligt. 

Kedatangan pemain-pemain bintang ini melengkapi skuat Juventus yang sebelumnya sudah bertabur bintang seperti Ronaldo, Dybala, Pjanic, Chiellini, dll. 

Hal ini jelas memudahkan Maurizio Sarri dalam menerapkan pola permainannya di Juventus untuk musim 2019/20. Setidaknya, ada tiga formasi yang bisa dicoba terapkan Maurizio Sarri bersama Bianconeri.  

4-3-1-2

Ada desas-desus yang menyebutkan Sarri bakal kembali menggunakan formasi 4-3-1-2 di Juventus. Alasannya, dengan formasi itu, Sarri bisa memanfaatkan duet Cristiano Ronaldo dan Moise Kean yang disokong oleh Paulo Dybala sebagai penyerang lubang.

Jika ia sanggup membuat pemain veteran Empoli, Maccaroni, mencetak banyak gol, maka apa jadinya Ronaldo di tangan Sarri nanti. 

Namun, perginya Moise Kean ke Everton memberikan ruang bagi Mario Mandzukic dan Gonzalo Higuain. 

Formasi ini juga bisa berjalan sukses dengan menempatkan Paulo Dybala sebagai striker untuk menemani Ronaldo. 

Pada musim 2017/18 lalu Paulo Dybala terbukti mampu jadi mesin gol ketika ditempatkan di posisi striker. 

Di barisan gelandang, Juventus bisa mempercayakan peran Pjanic, Rabiot, dan Khedira. Emre Can pun bisa dimasukan sebagai alternatif. 

4-3-3

4-3-3 adalah formasi favorit Maurizio Sarri. Dengan formasi ini pula Sarri-ball dikenal luas. 

Kemungkinan besar, Juventus bakal menggunakan formasi ini sebagai skema utama sepanjang musim depan. 

Jika Sarri tetap menerapkan formasi 4-3-3 di Juventus, Ronaldo bakal lebih mendapatkan peran besar. Sama seperti Hazard di Chelsea. Musim lalu Hazard jadi top skor Chelsea dalam permainan formasi 4-3-3. 

Formasi 4-3-3 akan menempatkan tiga pemain di depan. Dua pemain bertipe sayap dan satu penyerang tengah. Salah satu penyerang sayap (kiri) jelas jadi milik Ronaldo.

Satu posisi lainnya bisa jadi milik Douglas Costa di kanan. Formasi 4-3-3 pun secara otomatis akan mengurangi peran dari Paulo Dybala. 

Paulo Dybala sudah merasakan hal ini saat masih dipimpin Allegri musim lalu. Kala itu Dybala digeser menjadi pemain sayap untuk mengimbangi Ronaldo. Hasilnya bisa ditebak, jumlah gol Dybala pun jauh menurun. 

Sarri adalah tipe pelatih yang jeli dalam memanfaatkan potensi pemain yang tersedia. Hal ini sudah dibuktikan saat ia di Empoli dan Napoli. 

Maka jangan heran jika nanti ada pemain-pemain kejutan yang bakal jadi pilihan Sarri di Starting XI Juventus.  

False 9

Opsi lainnya adalah Maurizio Sarri bisa memainkan false nine dalam taktik sarri-ball. Hal itu sudah pernah ia terapkan di Chelsea, ketika barisan penyerang buntu.

Alvaro Morata gagal beradaptasi dengan taktiknya, Olivier Giroud dianggap tidak cukup tajam, sementara Higuain yang dipinjam dari Juventus gagal mengembalikan bentuk performa terbaiknya seperti di Napoli.

Maurizio Sarri tentu tidak ingin permasalahan striker utama di Juventus. Jika hal itu terjadi, salah satu solusinya adalah bermain dengan taktik false nine, di mana Dybla sebagai perannya.

Dengan memposisikan Dybala di tengah, ini akan memungkinkan Ronaldo untuk mengacak-ngacak pertahanan lawan dari posisi idealnya yaitu penyerang sayap kiri. 

Selain lini depan, Sarri juga membutuhkan gelandang enerjik untuk menyempurnakan false nine ala 4-3-3 racikannya. Kedatangan Ramsey bisa menjadi jawaban, untuk ditempatkan sebagai gelandang box to box

Jose Callejon dan Lorenzo Insigne sempat merasakan dahsyatnya false nine ala Maurizio Sarri di dua musim lalu, dengan menciptakan 26 gol dari keduanya di musim 2017/18. 

Begitu pun Ronaldo dan Costa di Juventus. Keduanya bisa mendapat keuntungan dengan cara yang sama, yang mungkin mengingatkan kita pada trio mau Liverpool, Sadio Mane, Mohamed Salah dan Roberto Firmino. Dybala bisa mengambil peran Firmino sebagai esque.