Liga Indonesia

CEO PSIS Semarang Ingin Jual Sawah untuk Beli Pemain, Begini Tanggapan Netizen

Senin, 2 September 2019 07:58 WIB
Penulis: Katarina Erlita Cadrasari | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Media PSIS
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi. Foto: Alvin/INDOSPORT Copyright: © Media PSIS
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi. Foto: Alvin/INDOSPORT

INDOSPORT.COM - CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi tengah dipusingkan dengan upaya tambal sulam pemain setelah putaran pertama Shopee Liga 1 2019 berakhir.

Sebelumnya PSIS Semarang diketahui tidak lagi memperpanjang masa pinjam Silvio Escobar. Kontrak pinjam PSIS dari Persija berakhir pada 31 Agustus 2019.

Selain itu PSIS Semarang juga mengumumkan bahwa Shohei Matsunaga tidak didaftarkan untuk mengarungi putaran kedua Liga 1 2019.

Dengan keluarnya Matsunaga, maka slot pemain asing Asia di PSIS masih kosong. Setelah itu beredar kabar bahwa tim Mahesa Jenar saat ini tengah mengincar pemain asal Chile, Jonathan Cantillana.

Jika Cantillana benar-benar mendarat di PSIS Semarang, maka ia akan menjadi pemain termahal kedua di tim tersebut. Dilansir dari situs Transfermarkt, nilai Cantillana saat ini berada di angka 200 ribu euro (Rp3,2 miliar).

Bertepatan dengan momen tambal sulam pemain di PSIS Semarang, Yoyok Sukawi mengeluarkan pernyataan unik melalui media sosial Instagram. Dalam postingan tersebut, Yoyok menceritakan niatnya untuk menjual sawah untuk membeli pemain baru.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by A.S.Sukawijaya Yoyok Sukawi (@yoyok_sukawi) on

"Tak pikir pikir, tak dol wae ah sawah tambakku, nggo tuku pemain anyar. (Saya pikir-pikir, saya jual saja ah sawah tambakku buat beli pemain baru)," tulis pria asal Semarang tersebut.

Sontak postingan itu langsung menuai berbagai komentar dari netizen.

@psisonline: "Pemain tidak berkontribusi di jual sekalian pak"

@adityadanuprakoso: "Jadi datangkan Bruno Matos bos?"

@agusan16: "Seperti itu juga boleh"

@aandamas: "Loyalitas tanpa batas"

@priyovcc: "Bos saran kalo milih pemain yang gesit dan cerdas seperti Evan Dimas atau Zulfiandi"