In-depth

Saatnya Conte Melunasi 'Utang Konsistensi' Inter Milan

Selasa, 10 September 2019 16:12 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Inter Milan tampil impresif di awal musim 2018/19 ini. I Nerrazzuri mengawali musim dengan memenangkan dua laga perdana. 

Pada laga pertama, skuat asuhan Antonio Conte menggulung Lecce dengan skor 4-0. Di laga berikutnya Inter menang 2-1 atas Cagliari. 

Inter Milan bersama dengan Juventus dan Torino jadi tiga tim di Serie A yang selalu menyapu bersih dua kemenangan. Inter berhak memimpin posisi puncak berkat selisih gol lebih besar (5) hasil enam kali memasukkan dan satu kemasukkan. 

Inter Milan pun patut optimistis musim ini. Sebabnya, rekrutan-rekrutan anyar mereka terbukti sanggup tampil efektif dan jadi andalan. 

Inter musim panas ini memang belanjan besar-besaran. Nerrazzuri mendatangkan pemain-pemain bintang seperti Romelu Lukaku, Diego Godin, dan Alexis Sanchez, serta pemain muda seperti Nicolo Barella dan Stefano Sensi. 

Dengan adanya sosok pelatih sekaliber Antonio Conte di pucuk pimpinan, seharusnya tak ada alasan Inter tak bisa saingi Juventus di tangga juara. 

Konsistensi Si Ular Raksasa yang Dipertanyakan

Inter Milan pernah menjalani musim luar biasa di pertengahan hingga akhir tahun 2000-an. Pada era itu Inter sanggup memenangi lima scudetto beruntun dan ditutup dengan treble winner pada 2010.

Namun kedigdayaan Inter diputus oleh AC Milan pada 2011 sebelum akhirnya menyerah sepenuhnya pada Juventus selama hampir satu dekade setelahnya.  

Inter Milan yang sebelumnya begitu dominan kini dibayangi dengan persoalan konsistensi.

Selepas era treble winner Inter beberapa kali mencoba bangkit. Misalnya pada musim 2015/2016 di mana mereka bersaing ketat dengan Napoli untuk titel juara paruh musim. Namun, apa daya Juventuslah yang keluar sebagai juara dan Inter harus merena di posisi ke-4. 

Pada Desember 2017, mereka juga menguasai puncak klasemen jelang paruh musim sebelum akhirnya diturunkan Napoli sebulan kemudian. Akan tetapi, lagi-lagi Juventuslah yang akhirnya keluar sebagai juara dan Inter harus puas di posisi empat. 

Atas kondisi ini, konsistensi Inter Milan pun sering dipertanyakan. Garang di awal musim, lalu loyo di pertengahan hingga akhir. Hal ini tentunya mengusik hati para Interisti di seluruh dunia. 

Tantangan Conte

Antonio Conte sebagai allenatore yang berpengalaman membawa tim juara Serie A, memiliki tugas besar untuk bisa memutus rantai dominasi Juventus. 

Sejauh ini ia sanggup menjalankannya dengan baik dengan mampu bertengger di puncak klasemen pekan kedua. Lalu pertanyaannya, sampai berapa lama I Nerrazzuri bisa terus tahan di puncak?

Suporter Inter sepertinya bisa berharap banyak pada Inter musim ini. Berbeda dengan musim-musim medioker sebelumnya, manajemen Inter menunjukkan keseriusan luar biasa untuk bangkit dari keterpurukan. 

Kehadiran Conte sendiri sudah jadi hal yang fundamental karena eks pelatih Juve itu memang memiliki kemampuan membawa tim juara di level tertinggi.

Dalam daftar rekrutan pemain, Inter memecahkan rekor transfer klub dengan mendatangkan Romelu Lukaku dari Man United. 

Inter juga mulai keluar dari cap 'tim internasional' karena mulai mempercayakan  bakat-bakat muda Italia seperti Nicolo Barella, Christian Biraghi, dan Stefano Sensi. 

Selain itu, Inter juga sudah bisa lepas dari Icardi yang selama hampir dua tahun belakangan menjadi sumber polemik.  

Tentunya, serangkaian hal di atas tak tiap tahun bisa terjadi di Inter. Maka dari itu, musim ini diyakini bakal spesial bagi La Beneamata. 

Permainan menjanjikan sudah ditunjukkan Inter saat melawan Lecce. Cara membangun serangan, jumlah tembakan, serta tekanan yang diberikan menunjukkan bahwa Inter adalah tim kuat. 

Seandainya Inter Milan gagal juara, posisi runner-up sepertinya sangat mungkin diraih oleh Conte untuk membuka jalan menuju Inter yang luar biasa.