Bola Internasional

Sempat Rusuh, Polisi Nilai Pengamanan Saat Lawan Malaysia Terburuk

Selasa, 10 September 2019 18:28 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Zainal Hasan/INDOSPORT
Pihak kepolisian yang berjaga pada laga Timnas Indonesia vs Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan pada babak kualifikasi Piala Dunia 2022, Kamis (05/09/19). Copyright: © Zainal Hasan/INDOSPORT
Pihak kepolisian yang berjaga pada laga Timnas Indonesia vs Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan pada babak kualifikasi Piala Dunia 2022, Kamis (05/09/19).

INDOSPORT.COM - Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Harry Kurniawan tak mau kejadian kerusuhan kembali terulang saat Timnas Indonesia menjamu Thailand. Dia menilai bahwa pengamanan saat Timnas Indonesia menjamu Malaysia adalah pengamanan terburuk.

Seperti diketahui saat Timnas Indonesia menjamu Malaysia di laga perdana Kamis (05/09/19) kemarin kerusuhan sempat pecah. Yakni bermula di menit 72 saat sekelompok oknum suporter mencoba merangsek ke dalam.

Puncak kerusuhan terjadi di luar selepas pertandingan usai. Sekelompok suporter Timnas Indonesia berkumpul di depan Pintu VIP Barat, tak lama berselang polisi membubakran massa dengan menembakan gas air mata.

Tekrait insiden tersebut Kombes Pol Harry Kurniawan mengaku sangat kecewa. Terlebih karena timnya telah terbiasa mengamankan pertandingan sepak bola.

"Itu (laga Timnas Indonesia vs Malaysia) pengamanan terburuk selama mengamankan pertandingan sepak bola. Sebelumnya kita sudah pernah mengamankan pertandingan Persija Jakarta vs PSM Makassar dan Persija vs Persib Bandung. Tapi ini terburuk," ucap Harry.

"Kemarin mereka sampai ada di depan pintu VIP. Saya bersama Dandim (Komandan Distrik Militer), Kabag Ops Sabara, dan TNI sudah memerintahkan jangan ikut bantu menyerang nanti dibereskan oleh Dalmas (pengendali Massa) dan TNI. Itu sudah jelas," jelas ia.

Harry menegaskan dia kecewa karena harus mengeluarkan peluru gas air mata di kerusuhan kemarin. Baginya seharusnya belum perlu mengeluarkan gas air mata pasca laga di GBK tersebut.

"Yang pegang kendali di lapangan itu Kapolres. Kalau kalian mau menggunakan peluru gas air mata, lihat dulu sekitar kalian. Perintah menggunakan gas air mata itu ada di Kapolres, tapi saya lihat kalian langsung keluarkan sendiri-sendiri," keluh ia.

"Sedangkan, saya sebagai Kapolres belum menyiapkan tahapan-tahapan yang harus dilalui. Yang kemarin itu tidak boleh terjadi lagi, tidak seharusnya langsung serbu. Karena itu yang memang mereka (suporter) inginkan," beber ia.

"Ini evaluasi dari kejadian kemarin. Kalau ada keributan-keributan lagi saya akan berada paling depan. Saya tidak akan mundur ke belakang teman-teman. Jadi, jangan ada pergerakan sendiri-sendiri, kalau sendiri-sendiri saya sulit mengaturnya," tutupnya.