In-depth

BJ Habibie, Presiden Indonesia Bernuansa Sepak Bola

Rabu, 11 September 2019 20:21 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie, meninggal dunia pada usia 83 tahun di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (09/11/19) petang WIB. 

Informasi mengenai berpulangnya Habibie disampaikan langsung oleh putranya, Thareq Kemal. BJ Habibie diketahui telah sejak 1 September lalu menjalani perawatan intensif. 

Kepergian Habibie pun meninggalkan duka mendalam bagi bangsa Indonesia. Tak sekedar menjadi presiden, pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, ini juga memberikan banyak sumbangsih bagi Indonesia. 

Memiliki latar belakang di bidang riset dan pengembangan teknologi, Habibie selalu dikatikan erat dengan ranah industri tanah air. 

Karier Habibie di pemerintahan Indonesia dimulai pada tahun 1978 saat dirinya diangkat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi. Posisi ini ia emban sampai Maret 1998. 

Di masa menjadi Menristek, ia melakukan sejumlah gebrakan seperti mengimplementasikan 'Visi Indonesia' yang bertumpu pada riset dan teknologi  khususnya dalam industri strategis yang dikelola oleh PT. IPTN, PINDAD, dan PT. PAL.

Targetnya, Indonesia sebagai negara agraris kala itu dapat melompat langsung menjadi negara Industri dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Puncak karier Habibie terjadi pada tahun 1998 ketika dirinya menjabat sebagai Presiden ke-3 RI. Kondisi negara yang kacau usai jatuhnya Presiden Soeharto memaksa Habibie, yang kala itu menjadi wakil presiden, harus mengemban tugas sebagai orang nomor satu Tanah Air. 

© breakingnews
Presiden Republik Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie. Copyright: breakingnewsPresiden Republik Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie.

Semasa menjadi presiden, Habibie pun melakukan sejumlah terobosan di bidang politik dan ekonomi. Di antaranya adalah pembentukan tiga undang-undang demokratis meliputi partai politik, pemilu, dan susunan kedudukan DPR/MPR. 

Habibie juga melakukan 12 ketetapan MPR dan 4 ketetapan yang menjawab tuntutan reformasi. Ketetapan-ketetapan ini mengatur sejumlah hal penting mulai dari normalisasi kehidupa bernegara, otonomi daerah, HAM, GBHN, sampai demokrasi ekonomi. 

Selain memiliki sumbangsih di bidang politik dan ekonomi, Habibie juga memiliki ikatan dalam dunia olahraga. 

Memang bukan dalam skala besar, namun olahraga dan Habibie tidak bisa dilepaskan satu sama lain. 

Pada 27 Oktober 1990 lalu di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, lahir sebuah kompetisi bernama Habibie Cup. 

Habibie Cup adalah kejuaraan antarklub sepak bola tahunan antara klub-klub sepak bola yang diadakan oleh Pemerintah Kota Parepare. 

Kejuaran ini didedikasikan khusus kepada BJ Habibie. Turnamen Sepak Bola Habibie Cup merupakan turnamen tertua di Sulawesi Selatan.

Turnamen ini pertama kali digelar pada tahun 1990, dicetuskan pertama kali oleh Mirdin Kasim yang saat itu menjabat Wali kota Parepare dan HM Alwi Hamu. 

Keduanya membutuhkan tokoh nasional asal Parepare yang pantas untuk jadi ikon turnamen ini. Mereka pun memilih B.J. Habibie yang saat itu masih menjabat Menristek RI dan Kepala BPPT.

Pada awalnya turnamen ini terdiri dari enam tim sebelum akhirnya ditambah menjadi 12 tim termasuk Persipare Parepare dan PSM Makassar. Persipare menjadi tim tersukses dengan 11 gelar. 

Darah Sepak Bola dari Sang Ayah yang Mengalir ke Cucu

Sepak bola menjadi hal yang cukup gandrung di keluarga Habibie. Dalam wawancara tahun 2016 yang dimuat di CNN, Habibie pernah mengungkapkan bahwa ayahnya, Alwi Abdul Jalil Habibie, adalah pemain sepak bola. 

"Yang saya ingat pasti saat ayah saya dulu main bola. Kalau sudah urusan sepak bola, aduh ampun deh. Luar biasa semangatnya," ujar Habibie. 

Menurut penuturan Habibie, ayahnya sempat bermain di salah satu klub amatir di Bogor. 

Walau Habibie tidak mengikuti perkembangan sepak bola, namun darah sepak bola sang ayah mengalir ke cucunya, Muhammad Rafid Habibie. 

Muhammad Rafid Habibie menjadi pemain sepak bola profesional di Indonesia. Sebelumnya, Rafid pernah berkarir di Italia dan membela klub Serie C, Santarcangelo Calcio 1926 

Rafid pun sempat mengenakan seragam Timnas U-19 pada 2017 lalu. Rafid pernah menjalani tes di Sporting Lisbon, berlatih bersama Bali United, dan seleksi Timnas Indonesia U-19.

Habibie sempat berharap kepada cucunya, Rafid, agar bisa meneruskan impian ayahnya di dunia sepak bola. 

© INDOSPORT
Muhammad Rafid Habibie. Copyright: INDOSPORTMuhammad Rafid Habibie.

Habibie yang tinggal di Jerman bertahun-tahun ternyata juga menyempatkan diri mengamati sepak bola setempat. Menurut Habibie, Jerman merupakan negara nomor satu yang mengutamakan sains di sepak bola.