Liga Champions

Maurizio Sarri Pesimis Klub Italia Bisa Raih Juara Liga Champions

Rabu, 18 September 2019 13:13 WIB
Penulis: Arif Budi Setyanto | Editor: Isman Fadil
© Fred Lee/GettyImages
Pelatih Juventus, Maurizio Sarri Copyright: © Fred Lee/GettyImages
Pelatih Juventus, Maurizio Sarri

INDOSPORT.COM - Pelatih klub sepak bola Juventus, Maurizio Sarri mengatakan bahwa klub asal Italia tidak favorit untuk menjadi juara Liga Champions 2019/20.

Serie A Italia, mengirimkan empat wakilnya ke kompetisi Liga Champions 2019/20, yakni Juventus, Napoli, Inter Milan, dan Atalanta. Meski begitu di musim ini, Sarri belum yakni empat klub Italia itu bisa menenangkan Liga Champions.

Di laga pembuka, Napoli berhasil mengalahkan juara bertahan Liverpool dengan skor menjanjikan 2-0. Di sisi lain, Inter Milan harus puas dengan hasil imbang 1-1 dari tamunya Slavia Praha.

Sedangkan Juventus dan Atalanta akan bertanding di Liga Champions 2019/20 pada Kamis (19/09/19) dini hari WIB. Juventus akan menghadapi lawan berat Atletico Madrid, sedangkan Atalanta bakal melawat ke kandang Dinamo Zagreb.

Jelang melawan Atletico Madrid, Sarri mengatakan bahwa Juventus merasa tak tertekan. Eks pelatih Napoli itu mengungkapkan bahwa Si Nyonya Tua siap untuk mencuri poin di Wanda Metropolitano.

Akan tetapi, Sarri kemudian mengingatkan bahwa langkah Juventus sendiri tidaklah mudah karena skuat asuhan Diego Simeone itu memiliki materi pemain top.

Di sisi lain, jelang laga itu Sarri juga pesimis bahwa Juventus atau klub asal Italia lainnya favorit untuk memenangkan Liga Champions, karena banyaknya tim kuat.

"Saat ini, saya tidak melihat sepak bola Italia sebagai favorit untuk masuk (juara) Liga Champions, karena selama 20 tahun terakhir kami kehilangannya. Kesalahan itu terjadi pada semua orang di sekitar sepak bola Italia, mulai dari Presiden klub hingga jurnalis," ucap Sarri dikutip dari Football Italia.

Sementara itu, Juventus sendiri sudah masuk ke final Liga Champions pada tahun 2015 dan 2017 kala ditukangi Massimiliano Allegri. Namun, Si Nyonya Tua gagal menjadi juara meski masuk final Liga Champions dua kali.