Liga Indonesia

3 Dosa Julio Banuelos yang Buat Dirinya Dipecat Persija Jakarta

Kamis, 19 September 2019 21:07 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Lanjar Wiratri
© INDOSPORT
Membedah segala dosa-dosa Julio selama menangani Persija Jakarta. Copyright: © INDOSPORT
Membedah segala dosa-dosa Julio selama menangani Persija Jakarta.

INDOSPORT.COM - Berikut 3 dosa besar yang telah diperbuat Julio Banuelos hingga membuat dirinya dipecat Persija Jakarta di pekan ke-19 Shopee Liga 1 2019.

Kepastian pemecatan Julio Banuelos diungkapkan langsung oleh CEO Persija Jakarta, Ferry Paulus, dalam konferensi pers setelah laga pekan ke-19 kontra Bali United.

Pemecatan tersebut tak lepas dari hasil buruk Persija bersama Julio Banuelos, di mana dalam 18 pertandingan skuat berjuluk Macan Kemayoran tersebut cuma meraih lima kemenangan dan menelan lima kekalahan.

"Jadi per hari ini (Kamis, 19 September 2019), Persija sudah memutuskan tidak melanjutkan kerja dengan Coach Julio dan Eduardo," ucap Ferry Paulus.

Lebih lanjut Ferry menilai jika Persija selama ini sudah memberikan kesempatan pada Julio dan Eduardo. Namun keduanya gagal memenuhi ekpetasi Persija.

"Kita sudah berkomunikasi dengan dua pelatih tersebut. Sudah diberi kesempatan pada saat lawan PSIS dan hari ini mereka gagal tapi tim kalah dan ini sudah keputusan manjemen," tegas pria yang kerap disapa FP ini.

Berikut INDOSPORT.COM coba merangkum dan mengulas, 3 dosa besar yang telah dilakukan Julio Banuelos hingga membuat dirinya dipecat Persija Jakarta.

1. Gagal jaga konsistensi penampilan Persija
Selama membesut Persija, Julio Banuelos gagal mempertahankan peforma tim dan tercatat Macan Kemayoran hanya sekali meraih double winner yakni saat menang atas Borneo FC di semifinal Piala Indonesia, dan dilanjutkan dengan tiga angka kontra PSS Sleman.

Berbagai momentum untuk meraih angka penuh di kandang sendiri pun gagal dimaksimalkan Julio Banuelos, tercatat hanya lima kali Persija bisa menang di kandang sendiri bahkan Marko Simic dan kolega pernah ditakulukan tim papan tengah Perseru Badak Lampung di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

2. Gagal di Bursa Transfer
Salah satu yang menjadi pusat perhatian selama Julio Banuelos melatih Persija Jakarta adalah pergerakannya di bursa transfer pemain, di mana Julio mendatangkan pemain-pemain yang kurang impresif dan uzur.

Bahkan Joan Tomas yang diharapkan jadi mesin penggerak serangan Persija Jakarta didatangkan saat usia sang pemain telah menyentuh angka 34 tahun, sebuah umur yang tak lazim untuk seorang gelandang serang.

Kesalahan fatal lain Julio Banuelos di bursa transfer yaitu melepas Bruno Matos, yang sejatinya merupakan sosok vital dalam permainan Persija Jakarta saat Marko Simic absen membela Macan Kemayoran.

3. Buruknya Porsi Latihan
Penampilan buruk Persija Jakarta era Julio Banuelos sedikit banyak disebabkan oleh faktor luar lapangan, salah satunya adalah sesi latihan yang dianggap sangat ringan ketimbang porsi latihan di era Kolev.

"Saat ditanya ke pemain, pemain suka. Namun, saat saya perhatikan, latihan hanya ringan. Kalau Kolev latihan pagi dan sore, Banuelos hanya latihan ringan. Makanya keteteran semua. Capek. Tak ada motivasi," ucap Ketua The Jakmania, Tauhid Indrasjarief.

Dengan porsi latihan yang seadanya, tentu pemain tak bisa mengeluarkan kemampuan maksimal mereka dan berimbas saat laga resmi berlangsung.

Terbukti Persija sering kebobolan di babak kedua dan di menit-menit akhir laga, hingga akhirnya Macan Kemayoran gagal meraih poin penuh.