In-depth

Gaya Bermain Inter Milan Semalam Bisa Jadi Contoh untuk Sang Tetangga, AC Milan

Minggu, 29 September 2019 14:27 WIB
Editor: Matheus Elmerio Giovanni
© INDOSPORT
AC Milan, setan merah yang tak mampu nodai kesucian Inter Milan. Copyright: © INDOSPORT
AC Milan, setan merah yang tak mampu nodai kesucian Inter Milan.

INDOSPORT.COM - Gaya bermain Inter Milan semalam saat menaklukkan Sampdoria bisa menjadi contoh untuk AC Milan yang akan segera menghadapi Fiorentina, Senin (30/09/19) dini hari nanti.

Ya, Inter Milan baru saja menang solid dengan keunggulan 3-1 atas Sampdoria. Bahkan kemenangan itu didapat saat mereka bertamu ke markas Sampdoria, Stadion Comunale Luigi Ferraris, Sabtu (28/09/19) kemarin malam.

Inter Milan langsung membuka keunggulan pada menit ke-20 berkat Stefano Sensi yang meneruskan umpan dari Lautaro Martinez. Dua menit kemudian, Alexis Sanchez mencetak gol pertamanya untuk Nerazzurri di Serie A Italia.

Inter Milan sempat kebobolan saat Jakub Jankto mencetak gol untuk Sampdoria dan skor menjadi 2-1 pada menit ke-55. Tapi menit ke-61, Roberto Gagliardini seolah memastikan kemenangan Inter saat cetak gol menjadikan skor 3-1.

Alhasil tiga poin berhasil dibawa pulang oleh Inter Milan dari markas Sampdoria sekaligus mempertahankan rekor sempurna mereka, semua enam giornata pertama musim ini disapu kemenangan.

Di kota Milan sendiri, tetangga Inter Milan yaitu AC Milan juga akan segera melakoni giornata keenam mereka saat menjamu Fiorentina di San Siro pada pukul 01.45 WIB esok dini hari.

Tentu saja sangat menarik untuk melihat seperti apa permainan Inter Milan tadi malam, yang sangat patut dicontoh oleh AC Milan yang saat ini sedang dalam tren buruk.

INDOSPORT pun akan membahas seperti apa gaya bermain Inter Milan yang sangat memukau, khususnya saat mereka menang 3-1 di markas Sampdoria kemarin malam. Berikut bahasannya.

Komposisi Skuat Inter Milan dan AC Milan

© Twitter/@acmilan
Hakan Calhanoglu merayakan gol pada laga AC Milan vs Brescia di Serie A Italia 2019/2020, Sabtu (31/08/19). Copyright: Twitter/@acmilanHakan Calhanoglu merayakan gol pada laga AC Milan vs Brescia di Serie A Italia 2019/2020, Sabtu (31/08/19).

Sebelum masuk ke gaya bermain Inter Milan yang bisa dicontoh oleh AC Milan, kita harus tahu lebih dulu apakah komposisi kedua skuat itu memang berbeda jauh dari segi kedalaman dan kualitas.

Kemarin malam, Inter Milan turun dengan formasi 3-5-2, di mana tiga bek di barisan pertahanan memang merupakan ciri khas dari Antonio Conte sebagai seorang pelatih.

Milan Skriniar, Stefan de Vrij dan Alessandro Bastoni menjadi tiga benteng di depan kiper andalan mereka, Samir Handanovic.

Lima gelandang yang ditempatkan di lini tengah juga cukup kuat, mulai dari Antonio Candreva di sisi kanan dan Kwadwo Asamoah di sebelah kiri.

Di tengah, Stefano Sensi dan Gagliardini menjadi pembantu lini depan, sementara mengawal lini tengah ada pemain berpengalaman, yakni Marcelo Brozovic.

Lini depan diisi oleh Lautaro Martinez dan Alexis Sanchez, yang di pertandingan kontra Sampdoria memberikan kontribusi nyata. Martinez memberikan assist pada gol pertama Sensi dan Sanchez cetak gol kedua Inter Milan.

Ada pun pergantian pemain sebanyak tiga kali dilakukan oleh Antonio Conte di laga kemarin malam. Yaitu Martinez yang digantikan oleh Romelu Lukaku, lalu Danilo D'Ambrosio yang masuk mengganti Candreva.

Pergantian terakhir kita lihat saat Stefano Sensi diganti oleh Nicolo Barella pada menit ke-65. Dari tiga pergantian yang dilakukan, Inter Milan benar-benar memiliki kedalaman skuat yang sebenarnya cukup mumpuni.

Tapi sebenarnya skuat Inter Milan tak beda jauh dengan AC Milan. Rossoneri memiliki Alessio Romagnoli, Mateo Musacchio, Ricardo Rodriguez dan Andrea Conti di barisan pertahanan.

Jika kita bergeser ke lini tengah, AC Milan punya Franck Kessie, Lucas Biglia dan Hakan Calhanoglu. Mereka juga punya lini depan yang mengerikan jika dipikir-pikir, seperti Suso, Krzysztof Piatek dan Lucas Paqueta.

Gaya Bermain Inter Milan Seperti Apa?

© Goal International
Perayaan gol Marcelo Brozovic di laga AC Milan vs Inter Milan, Minggu (22/09/19) dini hari WIB, di San Siro. Copyright: Goal InternationalPerayaan gol Marcelo Brozovic di laga AC Milan vs Inter Milan, Minggu (22/09/19) dini hari WIB, di San Siro.

Melihat komposisi skuat kedua tim, Inter Milan dan AC Milan mau tidak mau kita harus akui bahwa faktor pelatih sangat berpengaruh untuk penampilan sebuah tim.

Bersama Antonio Conte, Inter Milan benar-benar menerapkan formasi tiga bek sebaik yang mereka bisa. Seperti tim-tim yang pernah diasuh oleh Conte sebelumnya, Inter berubah menjadi monster untuk peserta Serie A Italia lainnya.

Mereka bahkan bisa menyapu semua enam giornata yang sudah dilakoni di Serie A Italia musim ini. Bahkan mereka sangat klinis di depan gawang, dengan torehan 13 gol dan kuat di pertahanan dengan hanya kebobolan 2 gol.

Sebuah prestasi yang mengagetkan bahwa Juventus, sang juara bertahan beruntun pun tak mampu menyaingi Inter Milan. Juventus menang lima kali dan kalah sekali dalam enam giornata di awal musim ini.

Kita akan membahas gaya bermain Inter Milan saat mereka tampil spektakuler di markas Sampdoria kemarin malam. Nerazzurri bahkan harus bermain 10 pemain saat menit ke-46, Alexis Sanchez kartu merah.

Mereka memang kebobolan satu gol saat Sanchez dikartu merah, tapi Inter tetap bisa mengunci kemenangan berkat gol ketiga yang dicetak oleh Roberto Gagliardini.

Menurut pantauan INDOSPORT, Inter Milan yang kekurangan pemain tetap tak merubah formasi, dengan lima gelandang di lini tengah hingga akhir pertandingan. Martinez ditarik dan digantikan oleh Romelu Lukaku, yang memang kokoh sebagai striker tunggal.

Tapi sejak awal, formasi lima gelandang yang diterapkan oleh Conte memang sangat penting untuk serangan-serangan yang dilancarkan oleh Inter Milan. Seperti Candreva dan Asamoah, yang rajin membangun serangan dari pinggir lapangan.

Statistik whoscored juga menegaskan tanggapan kami, di mana Inter Milan berdasarkan persentase sangat besar membangun serangan dari sisi sayap. Sebesar 39% dari sisi kanan dan 38% sisi kiri, sementara dari tengah hanya 23% serangan dilakukan.

Ya, Inter Milan sangat efektif menciptakan peluang dari permainan yang mengandalkan sisi sayap. Sensi atau Gagliardini kita lihat sangat sering melebarkan permainan ke Candreva atau Asamoah.

Bukan penetrasi ke kotak penalti oleh Candreva atau Asamoah, tapi bola kembali diberikan ke tengah di mana ada Sensi dan Gagliardini yang sudah lebih dekat ke kotak penalti Sampdoria.

Seperti halnya Stefano Sensi, berkat gaya bermain seperti ini, kemampuannya menendang dari luar kotak penalti sangat terlihat. Gelandang Timnas Italia itu melepaskan total tiga tembakan, di mana dua di antaranya merupakan shots on target.

Saat mengepung pertahanan lawan, Inter Milan juga seperti menaruh lima sampai enam pemain di area kotak penalti Sampdoria. Gaya bermain yang benar-benar efektif dan efisien untuk meningkatkan peluang mencetak gol.

Mungkin saja AC Milan bisa meniru gaya bermain tetangganya, Inter Milan. Siapa yang tahu mereka bisa bangkit dari keterpurukan dan meraih kemenangan atas Fiorentina.