Liga Indonesia

Kena Imbas Badai di Jepang, Kurniawan Dwi Yulianto Bersiap Pulang ke Indonesia

Minggu, 13 Oktober 2019 15:57 WIB
Penulis: Shintya Maharani | Editor: Lanjar Wiratri
© Theresia Ruth Simanjuntak/INDOSPORT
Kurniawan Dwi Yulianto saat ditemui setelah laga eksibisi melawan LaLiga Legends di Shah Alam, Malaysia, Minggu (28/04/19). Copyright: © Theresia Ruth Simanjuntak/INDOSPORT
Kurniawan Dwi Yulianto saat ditemui setelah laga eksibisi melawan LaLiga Legends di Shah Alam, Malaysia, Minggu (28/04/19).

INDOSPORT.COM - Legenda sepak bola Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, ikut merasakan langsung terjadinya bencana alam yang kini sedang melanda Jepang, yakni hujan lebat yang disertai topan Hagibis pada Sabtu (12/10/19).  

Diketahui, Kurniawan, panggilan sapaannya memang sedang berada di Jepang sejak 1 Oktober 2019 dalam rangka menjalani kursus kepelatihan A Pro AFC

Maka dari itu, INDOSPORT secara langsung menghubungi Kurniawan via Whatsapp untuk mengetahui terkait kondisi dan situasi terkini mantan pesepakbola yang kerap dijuluki 'Si Kurus' tersebut. Berikut penuturan Kurniawan Dwi Yulianto selengkapnya.

"Alhamdulillah dari jam 4 pagi hari ini sudah aman, dan sekarang cuaca sudah berangsur cerah," jelas Kurniawan kepada INDOSPORT pada Minggu (13/10/19).

"Hanya saja, mungkin masih ada beberapa daerah yang terkena imbasnya," imbuhnya.

Sempat memutuskan untuk menunda penerbangannya ke tanah air pada hari ini, Minggu (13/10/19), Kurniawan kembali mengabarkan bahwa ia jadi pulang ke Indonesia karena melihat situasi yang sudah mulai kondusif.

"Malam ini saya balik (ke Indonesia), saya ambil penerbangan pukul 10 malam setelah berada 14 hari disini," ungkap pria berusia 43 tahun tersebut.

Kabar keberadaannya di Jepang mulai diketahui setelah ia mengunggah sebuah video di akun Instagram pribadinya, @kurniawanqana sekitar pukul 8 malam dengan caption berbunyi.

"Yaa Allah lindungilah hamba dan semua yang ada di sini Yaa Allah,".

Menurut kabar terakhir, korban jiwa dari tragedi topan Hagibis bertambah menjadi 18 orang sementara belasan orang lainnya masih dalam proses pencarian. Bencana ini membuat aktivitas warga kota terhenti selama beberapa jam karena adanya pemadaman listrik sementara yang dilakukan.
 

1