Liga Indonesia

3 Pemain Timnas Indonesia U-19 yang Bisa Dibawa ke Como 1907

Jumat, 18 Oktober 2019 17:20 WIB
Penulis: Luqman Nurhadi Arunanta | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Fitra Herdian/INDOSPORT
Baru dibeli pengusaha Indonesia, klub Liga Italia (Serie C), Como 1907, bisa bawa tiga pemain timnas Indonesia U-19 alumni Garuda Select ini. Copyright: © Fitra Herdian/INDOSPORT
Baru dibeli pengusaha Indonesia, klub Liga Italia (Serie C), Como 1907, bisa bawa tiga pemain timnas Indonesia U-19 alumni Garuda Select ini.

INDOSPORT.COM - Klub kasta ketiga Liga Italia (Serie C), Como 1907, sedang menjadi perbincangan setelah dibeli oleh pengusaha asal Indonesia.

Saham mayoritas Como 1907 diambil alih orang terkaya di Indonesia, Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono, lewat perusahaan media dan hiburan yang berbasis di Inggris, Sent Entertainment Ltd.

Como 1907 adalah tim yang berbasis di Como, sebelah utara Italia. Klub berjuluk Lariani ini bermarkas di Stadion Giuseppe Sinigaglia yang berkapasitas 13.602 penonton.

Rencananya, Como 1907 akan menjadi rumah bagi Garuda Select, program pembinaan sepak bola usia muda  Indonesia hasil kolaborasi PSSI dan grup Djarum.

Garuda Select kini telah menghasilkan dua angkatan dan yang terbaru akan menjalani latihan di dua negara, yakni Inggris serta Italia.

Kabar kepemilikan Como 1907 oleh pengusaha Indonesia tentu membuka peluang bagi pemain muda Indonesia untuk bermain di kompetisi Liga Italia.

Como 1907 kini dihuni banyak pemain usia 19 sampai 21 tahun. Tidak menutup kemungkinan, alumni Garuda Select di timnas Indonesia U-19 bisa dikirim ke Como 1907.

Berikut portal berita olahraga INDOSPORT menghadirkan tiga pemain timnas Indonesia U-19 alumni Garuda Select yang bisa dibawa ke klub Liga Italia, Como 1907.

Ernando Ari Sutaryadi

© Abdurrahman Ranala/INDOSPORT
Kiper Timnas U-16, Ernando Ari. Copyright: Abdurrahman Ranala/INDOSPORTKiper Timnas U-19, Ernando Ari.

Italia terkenal banyak menelurkan kiper-kiper terbaik di dunia, mulai dari Dino Zoff, Gianluca Pagliuca, Francesco Toldo, hingga Gianluigi Buffon.

Masih ingat tentu dibenak pecinta sepak bola mengenai sosok Kurnia Sandy yang sempat menjadi kiper keempat Sampdoria berkat program Timnas Primavera.

Selepas menimba ilmu dan berkompetisi di Italia, Kurnia Sandy menjadi kiper andalan timnas Indonesia di era 90-an. Nah, jejak tersebut bisa diikuti kiper timnas Indonesia U-19, Ernando Ari Sutaryadi.

David Maulana

© Tempo
Kapten Timnas U-16, David Maulana (kanan) Melakukan Selebrasi Copyright: TempoEks kapten timnas U-16 yang kini di timnas U-19, David Maulana (kanan) melakukan selebrasi

Kompetisi Italia terkenal dengan sepak bola yang mengandalkan taktik. Permainan itulah yang kurang dimiliki kompetisi di Indonesia yang lebih mengedepankan fisik.

Sebagai jenderal lapangan tengah timnas Indonesia U-19, David Maulana (bahkan pemain muda Indonesia lainnya) layak diberi pemahaman taktik sejak usia muda.

Jika sejak muda sudah banyak diberi pemahaman taktik, di level senior mereka akan terbiasa bermain cerdas dan memahami kondisi permainan yang bisa berubah-ubah.

Amiruddin Bagus Kahfi

© topskor/PSSI
Pemain Timnas Indonesia, Bagus Kahfi. Copyright: topskor/PSSIPemain Timnas Indonesia U-19, Bagus Kahfi.

Salah satu alumni terbaik Timnas Primavera adalah Kurniawan Dwi Yulianto. Si Kurus sempat memperkuat Sampdoria dan FC Lucerne di Swiss pada era 90-an.

Setelah kembali ke Indonesia, Kurniawan dua kali meraih juara Liga Indonesia bersama PSM Makassar (2000) dan Persebaya Surabaya (2004). Ia juga menjadi andalan timnas Indonesia senior.

Jejak tersebut bisa menjadi pelajaran bagi Amiruddin Bagus Kahfi. Ia telah mencuri perhatian sejak mengikuti program Garuda Select, termasuk dilirik Queens Park Rangers dan Arsenal.

Bermain di Como 1907 bisa membuat Bagus Kahfi semakin memahami teknik bermain striker modern dengan modal kecepatan yang dimilikinya.