Liga Indonesia

Juga Yusuf Mansur, 7 Pengusaha Kaya Indonesia Beli Klub Sepak Bola Eropa

Minggu, 20 Oktober 2019 14:12 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© Ian Setiawan/Indosport.com
Berita sport: Terdapat 7 pengusaha kaya asal Indonesia yang sempat membeli saham klub sepak bola Eropa, termasuk didalamnya ada Yusuf Mansur. Copyright: © Ian Setiawan/Indosport.com
Berita sport: Terdapat 7 pengusaha kaya asal Indonesia yang sempat membeli saham klub sepak bola Eropa, termasuk didalamnya ada Yusuf Mansur.

INDOSPORT.COM - Terdapat 7 pengusaha kaya asal Indonesia yang sempat membeli saham klub sepak bola Eropa, termasuk didalamnya ada Yusuf Mansur.

Pengusaha Indonesia belakangan ini sudah mulai merambah ke dunia olahraga, salah satunya sepak bola. Tak hanya tanah air, tetapi klub Eropa mulai terpincut.

Pasalnya sepak bola Eropa mampu menyajikan sebuah bisnis yang menarik. Karena sepak bola modern tak lepas dari industri era 4.0.

Banyak pengusaha yang menjadi pimpinan klub sepak bola Eropa sukses meraih penghasilan yang besar hingga menyuguhkan bintang-bintang lapangan hijau.

Besarnya pemasukan klub sepak bola bisa diperoleh dari berbagai hal mulai dari pernak-pernik, sponsor, penjualan tiket, dan sebagainya.

Jadi semakin terkenal karena prestasi dalam meraih gelar juara dan memiliki banyak penggemar, maka klub sepak bola itu semakin menguntungkan.

Nah maka dari itu, di bawah ini ada deretan pengusaha Indonesia yang membeli saham klub sepak bola Eropa.

1. Erick Thohir

© FIBA
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia, Erick Thohir kembali dipercaya menjadi anggota Central Board Federasi Bola Basket Internasional FIBA tahun 2019 - 2023 di Beijing, 29 Agustus 2019. Copyright: FIBAKetua Umum Komite Olimpiade Indonesia, Erick Thohir kembali dipercaya menjadi anggota Central Board Federasi Bola Basket Internasional FIBA tahun 2019 - 2023 di Beijing, 29 Agustus 2019.

Salah satu petinggi Persib Bandung Erick Thohir sempat memiliki saham Inter Milan sebesar 70 persen dengan mahar sekitar Rp6,7 triliun (480 juta dolar AS) pada 2013 lalu berdasarkan Forbes.

Tiga tahun berselang, Erick memilih untuk melepas saham Inter Milan ke pengusaha China. Selain Inter Milan, ada pula klub sepak bola Amerika Serikat, DC United.

Sempat memiliki 78 persen saham, Erick melepas DC United pada 2018. Pada 2019, Erick membeli sebagian saham klub League One Oxford United dan didapuk sebagai direktur.

Kini Erick Thohir dikabarkan ingin membeli saham Persis Solo karena Laskar Samber Nyawa memiliki potensi besar di sepak bola nasional.

2. Bakrie Group

© suratkabar.id
Politikus Golkar, Aburizal Bakrie. Copyright: suratkabar.idPolitikus Golkar, Aburizal Bakrie.

Bakrie Group juga menjadi salah satu pengusaha yang membeli saham klub sepak bola Eropa. Salah satunya adalah klub asal Belgia CS Vise pada 2011 silam.

Sejumlah pemain macam Alfin Tuasalamony, Syamsir Alam, hingga Yandi Sofyan pernah merumput di sana. Namun, tiga tahun berselang Bakrie Group melepas semua sahamnya ke pengusaha lokal.

Gurita bisinis Bakrie Group akan sepak bola menjalar ke klub Australia, yakni Brisbane Roar. Bakrie Group membeli 70 persen saham klub tersebut pada 2011 hingga kini masih berkuasa.

3. Santini Group

© Detik
Pendiri Santini Group, Sofjan Wanandi, yang membeli klub Inggris, Tranmere Rovers Copyright: DetikPendiri Santini Group, Sofjan Wanandi, yang membeli klub Inggris, Tranmere Rovers

Lalu, ada Santini Group yang dimiliki tiga pengusaha asal Indonesia Wandi, Lukito, dan Paulus Wanandi. Grup tersebut membeli saham klub League One, Tranmere Rovers, pada 2019.

Pihak klub tak menjelaskan berapa besar saham yang dimiliki Santini Group. Namun, kabarnya mereka akan menjadi salah satu pemilik saham minoritas seperti dikutip dari laman resmi klub Tranmere Rovers.

4. Imam Arif

© Grafis: Yuhariyanto/INDOSPORT/Internet
Caption Copyright: Grafis: Yuhariyanto/INDOSPORT/InternetLogo Leicester City.

Pengusaha Indonesia bernama Imam Arif sempat memiliki saham sebesar 20 persen di klub Liga Inggris, Leicester City, pada 2011 silam.

Setahun kemudian, Imam memilih melepas sahamnya tersebut ke perusahaan pemilik saham mayoritas Liecester City, yakni pengusaha asal Thailand, Vichai Srivaddhanaprabha.

Imam menuturkan kalau niat awal memiliki saham di Leicester City untuk membuka jalan bagi pemain muda Indonesia berlaga di kancah internasional.

"Tapi banyak kendala, salah satunya masalah Visa. Kita tahu Inggris sangat sulit untuk mengeluarkan Visa dan itu membuat usaha kami tidak maksimal," beber Imam kepada INDOSPORT pada 2016.

5. Sihar Sitorus

© Metrotvnews.com
Sihar Sitorus Copyright: Metrotvnews.comSihar Sitorus.

Pada 2018, pengusaha Sihar Sitorus sempat menggegerkan publik sepak bola nasional karena telah mengakuisisi klub Divisi Tiga Belgia.

Sayangnya, Sihar enggan membeberkan nama klub yang telah diambil alihnya itu. Pria berusia 50 tahun ini juga turut menjanjikan para pemain berbakat Indonesia untuk terjun langsung menjadi bagian dari klub miliknya.

Mantan Komite Eksekutif PSSI ini juga sempat ingin membeli secara total klub asal Spanyol, tepatnya Divisi Dua Spanyol pada tahun 2012 lalu.

6. Yusuf Mansur

© muslimobsession
Ustad Yusuf Mansur. Copyright: muslimobsessionUstad Yusuf Mansur.

Kemudian ada pengusaha sekaligus pemuka agama Yusuf Mansur yang memiliki saham senilai 10 persen di klub sepak bola Eropa, Lechia Gdansk.

Yusuf Mansur membeli saham Lechia pada 2018 yang lalu. Dia diyakini harus menggelontorkan sebesar 2,5 juta Euro (sekitar 41,2 miliar) untuk memiliki 10 persen saham Lechia Gdansk.

7. Djarum Group

© Grafis: Yanto/Indosport.com
Logo Calcio Como 1907. Copyright: Grafis: Yanto/Indosport.comLogo Calcio Como 1907.

Terakhir ada Djarum Group yang ikut membeli saham mayoritar klub sepak bola Eropa, tepatnya Italia, Calcio Como 1907 pada Oktober 2019 ini.

Dalam pernyataan resmi perwakilan MolaTV, Mirwan Suwarso, pengakuisisian Djarum Group ke Calcio Como 1907 menjadi kabar gembira bagi Tanah Air.

"Tujuannya tentu saja adalah untuk melayani dan memajukan sepak bola Indonesia," kata Mirwan menjawab pertanyaan INDOSPORT di acara Mola TV, Kamis (17/10/19).