Liga Indonesia

Caketum PSSI Bernhard Limbong Tolak Polisi Masuk PSSI, Ini Alasannya

Sabtu, 2 November 2019 01:54 WIB
Penulis: Martini | Editor: Isman Fadil
© Martini/INDOSPORT
Calon ketua umum PSSI, Bernhard Limbong. Copyright: © Martini/INDOSPORT
Calon ketua umum PSSI, Bernhard Limbong.

INDOSPORT.COM - Calon Ketua Umum PSSI periode 2019-2023, Bernhard Limbong tak ingin polisi dan hukum masuk ke ranah instansi sepak bola dalam negeri.

Padahal, dalam beberapa waktu terakhir, PSSI mendapat sorotan karena banyaknya pelanggaran hukum yang dilakukan, hingga harus melibatkan Satuan Tugas (Satgas) Anti Mafia Bola.

Satgas Anti Mafia Bola sendiri merupakan wadah bentukan Mabes Polri dan Polda Metro Jaya, dipimpin langsung oleh Hendro Pandowo dan Krishna Murti, guna memberantas pelanggaran hukum, khususnya mafia di dunia sepak bola.

Namun, salah satu kandidat calon Ketua Umum PSSI, Bernhard Limbong menolak masuknya polisi ke dalam instansi sepak bola, dan berupaya untuk tidak melibatkan polisi dalam masa jabatannya jika terpilih nanti.

Hal tersebut bisa ia laksanakan dengan sistem zero tolerance, atau tidak tebang pilih dalam memberikan sanksi kepada anggota PSSI yang melanggar hukum.

"Dulu kita hukum Johar Lin Eng seumur hidup, setelah kita investigasi ke lapangan dan laporan dari orang-orang. Ternyata di kepengurusan yang baru, tiba-tiba dia jadi Exco. Buaya tetap buaya," tegas Bernhard Limbong saat ditemui awak media olahraga INDOSPORT.com.

"Sebenarnya karena kita menegakkan hukum di PSSI kemarin itu, maka polisi masuk. Andai kita tegas, nggak mungkin kan rekan-rekan polisi masuk ke kita. Kita nggak boleh juga main-main, kita zero tolerance," tambahnya lagi.

Bernhard Limbong sendiri maju sebagai Calon Ketua Umum PSSI, setelah sebelumnya sempat menjabat sebagai anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI dan Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.