In-depth

Wacana 7 Caketum Laporkan Kongres PSSI ke FIFA, Mau Kena Sanksi Lagi?

Minggu, 3 November 2019 11:55 WIB
Editor: Matheus Elmerio Giovanni
© Gafis:Yanto/Indosport.com
FIFA vs PSSI Copyright: © Gafis:Yanto/Indosport.com
FIFA vs PSSI

INDOSPORT.COM - Terlepas dari terpilihnya Iwan Bule sebagai Ketum PSSI periode 2019-2023, sebanyak 7 Caketum yang mundur dari Kongres mengancam lapor FIFA. Apakah mau kena sanksi lagi?

Ya, Fary Djemy Francis bersama dengan enam orang lainnya resmi mundur dari Calon Ketua Umum PSSI periode 2019-2023.

Keputusan itu diambil ketika Kongres PSSI digelar di Hotel Shangrila, Jakarta pada hari ini, Sabtu (02/22/19). Selain Fary Francis, ada enam orang lainnya yang juga memutuskan untuk mundur.

Mereka adalah Aven Hinelo, Beny Erwin, Bernhard Limbong, Sarman el Hakim, Vijaya Fitriyasa, dan Yesayas Oktavianus. Sebelumnya Bernhard Limbong sempat membeberkan alasannya untuk mundur dari Calon Ketua Umum PSSI.

Bernhard Limbong mengemukakan alasannya bahwa dia punya kesibukan di luar PSSI dan menegaskan bahwa kepengurusan induk organisasi sepak bola Indonesia tak boleh main-main.

Selain Bernhard Limbong, Benny Erwin juga membeberkan bahwa ada kejanggalan saat kongres berlangsung. Benny kemudian mengancam akan bersurat ke AFC dan FIFA karena kongres melanggar statuta.

"Kalau saya lihat mau menangkan satu caketum suasannya voter seperti voter lain kalau ini perubahan orang baru seperti vijaya nothing to lose," ujar Benny.

"Kami akan membuat surat ke AFC atau FIFA, nanti ada yang berangkat, semuanya melanggar aturan statuta harusnya diikuti kami akan berkumpul tak mau masuk lagi. Sudah jelas kalah dan kami akan ke AFC," tambahnya.

Ketidakjelasan dalam Kongres PSSI kali ini juga diungkapkan oleh Caketum lainnya, Vijaya Fitriyasa. Dia menuturkan tidak ada agenda yang transparan, penyampaian visi misi juga dibatalkan begitu saja.

Laporkan PSSI ke FIFA, Mau Kena Sanksi Lagi?

© Shintya Anya Maharani/INDOSPORT
Ketum dan waketum PSSI terpilih, Iwan Bule (tengah), Cucu Soemantri (kiri), dan Iwan Budianto (kanan)/ Copyright: Shintya Anya Maharani/INDOSPORTKetum dan waketum PSSI terpilih, Iwan Bule (tengah), Cucu Soemantri (kiri), dan Iwan Budianto (kanan)

Seperti yang diungkapkan oleh Benny Erwin dan dijelaskan juga oleh Vijaya tak ada kejelasan dalam Kongres PSSI, hingga wacana ancam lapor FIFA tentu membuat para pecinta sepak bola Indonesia terkejut.

Seperti yang juga dikatakan oleh Vijaya kepada awak media bahwa harusnya para voters dan calon ketua umum mendapatkan sosialisasi tentang acara Kongres Pemilihan PSSI tersebut.

"Sesuai statuta, 30 hari sebelum Kongres harus ada electoral code kepada pemilik suara dan kandidat Ketua Umum. Setelah Kongres kami harus mengambil sikap," ucap Vijaya jelang Kongres PSSI.

Jika memang mengacu pada statuta, salah satu caketum Yesayas Oktavianus malah menuding FIFA mengabaikan kode pemilihannya terkait Kongres Pemilihan Pengurus PSSI kemarin.

"Dalam kode pemilihan FIFA, pembentukan Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan harus dibentuk enam bulan menjelang kongres. Jadi, kalau komite pemilihan dibentuk Juli 2019 kemarin, paling ideal memilih Ketum pada Kongres Januari 2020," ucap Yesayas kepada awak wartawan, Jumat (01/11/19) kemarin.

Berdasarkan semua kejanggalan yang ada, dari dimajukannya jadwal Kongres Pemilihan Ketum, Waketum dan Exco pada Sabtu (02/11/19) kemarin, hingga mundurnya banyak ketum dari Kongres PSSI, memang wajar jika ada yang tak menerima.

Tapi jika wacana melapor pada FIFA benar dilakukan oleh Vijaya dan 6 Caketum lainnya yang mundur dari Kongres PSSI, ini jadi pertanda bahaya untuk sepak bola Tanah Air.

Ya, jika FIFA menerima surat pengaduan sesuai dengan beberapa pernyataan dari para caketum yang mundur kemarin, tentu akan menjadi noda hitam untuk sepak bola kita.

FIFA bisa mengutus timnya untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi di balik Kongres PSSI yang baru saja rampung pada Sabtu (02/11/19) kemarin.

Bukan hal mustahil jika nantinya FIFA benar-benar menemukan kejanggalan dan kembali menjatuhi sanksi kepada PSSI seperti yang sudah terjadi dilakukan pada tahun 2015 lalu.

Tepat pada tanggal 30 Mei 2015 lalu, PSSI mendapat sanksi pembekuan dari FIFA karena terdapat intervensi pemerintah. Di mana Menpora saat itu, Imam Nahrawi yang membekukan PSSI dan tak mengakui hasil Kongres Luar Biasa di April 2015.

Tak mengakui hasil Kongres Luar Biasa berujung dengan sanksi pembekuan PSSI oleh FIFA. Tentunya kalian melihat adanya kesamaan dengan Kongres tahun ini, banyak pihak yang tak menerima hasilnya, termasuk masyarakat Indonesia.

Kongres PSSI Banjir Hujatan dari Banyak Pihak

© Media PSSI
Mochamad Iriawan alias Iwan Bule resmi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2019-2023 sesuai hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Pemilihan di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (2/11/19). Copyright: Media PSSIMochamad Iriawan alias Iwan Bule resmi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2019-2023 sesuai hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Pemilihan di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (2/11/19).

Bahkan Netizen juga banyak yang langsung menghujat Kongres PSSI lewat akun resmi Instagram federasi sepak bola Indonesia itu.

@mhmd_faris24: “Di sogok berapa nih voters nya?”

@andhikaprayoga24: “Bebau ketua umum settingan”

@koko_almuflih: “Mau dibawa kemana sepak bola kita woi!"

Ya, jalannya Kongres PSSI kemarin memang sempat menimbulkan kericuhan dan membuat sebagian calon ketua umum memutuskan mundur. Padahal menurut pengakuan Vijaya, pihaknya hanya ingin kejelasan tapi diusir begitu saja.

"Sebenarnya kami tak mau walk out, tapi diusir oleh Sekjen karena dianggap tidak menerima kongres. Kami sebenarnya bukan tak menerima kongres, hanya minta kejelasan," beber Vijaya di hadapan wartawan.

Ada pengakuan bahwa mereka diusir dari ruangan Kongres, akhirnya keluarlah wacana para caketum yang mundur akan mengirimkan surat kepada FIFA terkait kejanggalan yang mereka rasakan.

Lantas apakah wacana para caketum yang mundur dari Kongres PSSI untuk melapor kepada FIFA adalah langkah yang tepat? Apa kita rela PSSI akan kembali disanksi lagi oleh FIFA?

Jika berbicara skenario terburuknya, FIFA bisa saja kembali menghukum PSSI dan Timnas Indonesia dilarang ikut kompetisi resmi.

Dan lagi kalau kena sanksi FIFA, melihat Timnas Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 mungkin akan tinggal khayalan belaka. Semoga saja tidak ada sanksi atau apa pun yang berujung awan hitam untuk sepak bola Indonesia.