INDOSPORT. COM - Hidayat Kresna, nama mantan Exco PSSI, secara mengejutkan dikabarkan telah meninggal dunia pada hari Sabtu (16/11/19).
Berdasarkan rilis yang diterima awak media INDOSPORT, Hidayat meninggal dunia sekitar pukul 04.45 WIB pagi tadi. Namun belum jelas apa penyebab utama yang membuat Hidayat sampai menghembuskan nafas terakhirnya.
Hidayat selama ini berjuang melawan penyakit kanker. Beberapa waktu lalu, Hidayat kabarnya mengidap kanker yang telah memasuki tahap stadium empat.
"Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un. Allahumaghfirlahu warhamhu wa 'afihi wafua'nhu. Telah berpulang ke rahmatullah Bapak Hidayat Kresna, FE UWP, Mantan Exco PSSI, pada hari Sabtu 16 November 2019 jam 04.45 WIB. Ikut berduka-cita sedalam dalamnya. Semoga Bapak Hidayat husnul khotimah, Allah SWT mengampuni dosa beliau, dan memberi tempat yang mulia pada beliau di sisi-Nya. Aamiin, Allahumma Aamiin," demikian info yang diterima INDOSPORT.com.
Kabar meninggalnya Hidayat juga dikonfirmasi oleh sekjen PSSI Jawa Timur (Jatim), Amir Burhanuddin. Rencananya Hidayat akan dimakamkan di Surabaya.
"Iya, dimakamkan di Surabaya (siang ini)," ujar Amir.
Penyakit kanker stadium empat memang membuat Hidayat kesulitan menjalani aktivitas. Saat menjalani pemeriksaan terkait kasus pengaturan skor Indonesia pada awal Agustus lalu, Hidayat sempat mangkir karena harus menjalani proses pengobatan.
Nama Hidayat sendiri memang pernah membuat kehebohan sepak bola nasional setelah terseret ke dalam kasus match fixing. Ia diduga memiliki peran dalam tindak pidana penyuapan dalam pertandingan Liga Indonesia.
Awalnya Hidayat hanya diperiksa oleh pihak kepolisian sebagai saksi saja. Namun seiring berjalannya waktu, tim penyidik menemukan fakta baru dan mengubah status Hidayat menjadi tersangka.
Keterlibatan Hidayat pertama kali terbongkar dalam acara Mata Najwa di salah satu stasiun televisi swasta. Januar Herwanto, Manajer Madura FC, menyeret nama Hidayat karena telah melakukan tindakan yang berunsur penyuapan.
“Dia menawarkan uang Rp 100 juta, tapi kami tolak. Lalu tawarkan lagi Rp 150 juta, kami tolak lagi. Namanya Bapak Hidayat, yang saya kecewa dia sebagai petinggi PSSI melakukan hal seperti itu,” ungkap Januar.