In-depth

Mengenang Momen saat Persita Tangerang di Kasta Tertinggi Sepak Bola Indonesia

Kamis, 21 November 2019 06:32 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Matheus Elmerio Giovanni
© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Mari melongok momen-momen yang terjadi saat Persita Tangerang (klub Liga 2 2019) masih tampil di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Copyright: © Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Mari melongok momen-momen yang terjadi saat Persita Tangerang (klub Liga 2 2019) masih tampil di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

INDOSPORT.COM - Mari mengenang momen-momen yang terjadi saat Persita Tangerang yang kini di Liga 2 2019, masih tampil di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Persita Tangerang mempunyai sederet momen kala masih tanding di kasta tertinggi sepak bola Indonesia usai kompetisi Perserikatan dan Galatama dilebur pada 1994 silam.

Persita merupakan salah satu klub yang cukup disegani kala masih bermain di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Mereka kerap finis di atas lima besar.

Prestasi tertinggi Persita adalah mampu menjadi runner up pada musim 2002 dan 2011-12. Kala itu Pendekar Cisadane dihuni oleh pemain sarat kualitas.

Bahkan Persita sempat tampil di ASEAN Club Championship (atau sekarang Liga Champions Asia) pada musim 2003 silam.

© Humas Persita
Persita Tangerang resmi memperkenalkan skuat mereka untuk mengrungi Liga 2 2019. Foto: Humas Persita Copyright: Humas PersitaPersita Tangerang resmi memperkenalkan skuat mereka untuk mengrungi Liga 2 2019. Foto: Humas Persita

Saat itu Persita hanya mampu mencapai babak perempatfinal usai kalah tipis 1-2 dari wakil India Kingfisher East Bengal pada 20 Juli 2003.

Kendati begitu Persita sempat mengalami fase degradasi. Namun klub yang berdiri pada 1953 silam ini mampu bangkit dan tampil di kasta tertinggi sepak bola Tanah Air.

Terakhir kali Persita bermain di kasta tertinggi sepak bola Indonesia terjadi pada musim 2014 silam. Musim tersebut juga yang membuat Persita degradasi.

Padahal saat musim tersebut skuat Persita sebenarnya diisi oleh pemain-pemain berkualitas. Mulai dari Mukti Ali Raja, FX Yanuar, Mahadirga Lasut, Cristian Carrasco, Kenji Adachihara, hingga Ronald Fagundez.

Persita terdegradasi lantaran hanya mampu mengoleksi 15 poin dan bertengger di posisi ke-10 wilayah barat dari 20 pertandingan. Mereka terdegradasi bersama Persijap.

Namun ketika Persita kembali degradasi di musim 2014, terdapat ada beberapa momen menarik yang bisa dikenang oleh penggemar sepak bola nasional.

Persib Juara

Momen pertama yang terjadi ketika Persita masih bermain di kasta teratas sepak bola Indonesia adalah Persib Bandung berhasil meraih gelar juara kedua.

Sebab pertama kali mereka meraih gelar pasca Perserikatan dan Galatama dilebur adalah musim 1994-95. Terlebih Persib juara ketika diasuh oleh sang legenda Djadjang Nurdjaman.

Pelatih Asing Terakhir

Lalu momen kedua ketika Persita degradasi adalah mereka terakhir memakai jasa pelatih asing, yakni Fabio Oliveira (Brasil).

Fabio sendiri dikontrak manajemen pasca Arca Iurie mengundurkan diri karena gagal mengangkat performa Persita. Fabio masuk pada 30 Maret 2014 dan dikontrak semusim.

Setelah itu Persita mempercayakan kursi kepelatihan pada juru taktik lokal seperti Bambang Nurdiansyah (2015-17), Elly Idris (2018), dan terakhir Widodo C. Putro (2019).

Kini harapan para pecinta sepak bola Indonesia melihat Persita Tangerang tampil di kasta tertinggi sepak bola Indonesia, yakni Liga 1 ada di pundak Widodo C. Putro. Mereka baru saja lolos ke semifinal Liga 2 2019.