Bola Internasional

Menanti Sikap Ksatria Syed Saddiq Usai Suporter Malaysia Keroyok Suporter Indonesia

Jumat, 22 November 2019 16:24 WIB
Editor: Coro Mountana
© Malaysia Kini
Menanti Sikap Ksatria Syed Saddiq Usai Suporter Malaysia Keroyok Suporter Indonesia. Copyright: © Malaysia Kini
Menanti Sikap Ksatria Syed Saddiq Usai Suporter Malaysia Keroyok Suporter Indonesia.

INDOSPORT.COM – Menpora Malaysia, Syed Saddiq hingga detik ini masih belum juga mau meminta maaf kepada Indonesia atas insiden pengeroyokan suporter Timnas di Negeri Jiran, mau sampai kapan?

Insiden pengeroyokan yang terjadi sehari sebelum pertandingan Malaysia vs Timnas Indonesia di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur. Dalam pertandingan itu sendiri, Timnas Indonesia harus menelan kekalahan 0-2 setelah Safawi Rasid mencetak brace.

Suasana pertandingan itu sangatlah panas mengingat rivalitas yang terjadi ketika Malaysia vs Timnas Indonesia. Puncaknya, sempat terjadi pelemparan flare dan benda tumpul yang terjadi antara suporter Indonesia dan Malaysia.

Namun ternyata friksi yang terjadi antara kedua suporter negara serumpun itu sudah dimulai sejak sehari yang lalu. Berdasarkan pengakuan dari korban yang merupakan suporter klub Liga 1, Semen Padang, insiden pengeroyokan terhadap dirinya terjadi pada pukul 2 dini hari.

Bermula dari keinginannya untuk kembali ke penginapan dengan menggunakan taksi online hingga berakhir di tangan sekelompok orang berbahaya Melayu yang mengeroyokinya. Tak pelak insiden itu seakan mencederai kepercayaan suporter Timnas Indonesia dengan Syed Saddiq.

Sebelumnya menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga) Malaysia sempat menjanjikan keamanan yang akan didapatkan oleh suporter Indonesia saat bertandang ke negeri Jiran. Tapi yang terjadi justru sebaliknya, pengeroyokan dan dilempari flare harus dirasakan suporter Indonesia di Malaysia.

Menpora Malaysia, Syed Saddiq pun langsung merespon cepat insiden memalukan itu dengan unggahannya di Twitter. Namun sayang kata-katanya sama sekali tidak membuat suasana ketegangan antara suporter Indonesia dan Malaysia itu menjadi adem.

“Saya sudah mengatakan kepada polisi untuk menyelidiki. Kalau ada pihak yang dipukul, tolong suruh dia buat laporan ke pihak polisi,”

“Kami memastikan akan ada investigasi yang layak dan transparan. Keadilan adalah untuk semua, tidak melihat dari Malaysia atau Indonesia,” begitu kicauan Syed Saddiq.

Memang benar tindakan insiden untuk melakukan investigasi adalah sesuatu yang tepat bagaikan obat untuk sakit flu. Tapi sebenarnya itu tidak cukup karena seluruh rakyat Indonesia menantikan Syed Saddiq melontarkan permintaan maaf.

Obat yang ditawarkan oleh Syed Saddiq tidak mampu mengobati efek samping yang dirasakan oleh suporter Indonesia akibat dikeroyok oleh fans Malaysia. Permintaan maaf menjadi satu-satunya obat penawar dari keresahan dan sakit hatinya seluruh rakyat Indonesia.

Menjadi memalukan karena sebenarnya kita sudah memberikan contoh bagaimana meredakan masalah kerusuhan antara suporter. Seperti yang kita tahu saat ada kekacauan yang dilakukan oknum suporter Timnas Indonesia saat Malaysia main di Jakarta.

© Zainal Hasan/INDOSPORT
Pihak kepolisian yang berjaga pada laga Timnas Indonesia vs Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan pada babak kualifikasi Piala Dunia 2022, Kamis (05/09/19). Copyright: Zainal Hasan/INDOSPORTPihak kepolisian yang berjaga pada laga Timnas Indonesia vs Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan pada babak kualifikasi Piala Dunia 2022, Kamis (05/09/19).

Mantan Menpora Indonesia, Imam Nahrawi langsung menyampaikan permintaan maaf kepada Malaysia atas ketidaknyamanannya berada di Stadion Gelora Bung Karno. Indonesia sudah memberi contoh bagaimana jiwa ksatria mau mengakui kesalahan dan permintaan maaf.

“Saya sudah minta maaf atas peristiwa semalam dan semoga tidak terulang lagi, dan ini pelajaran penting bagi seluruh suporter Indonesia,” kata Imam Nahrawi pada Jumat (06/11/19) melalui video di akun Instagram-nya.

Sekarang tinggal saatnya kita menantikan apakah Syed Saddiq cukup berjiwa ksatria seperti Imam Nahrawi untuk mengakui dan meminta maaf. Karena jika tidak, ketegangan antara Malaysia dan Indonesia bisa berlanjut hanya karena Syed Saddiq tak cukup ksatria untuk meminta maaf.