In-depth

Bali United: Korelasi Juara Liga 1 dan Perwujudan Mimpi Besar 20 Tahun Silam

Kamis, 5 Desember 2019 11:55 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Indra Citra Sena
© Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Mantan bupati Gianyar, Tjokorda Gde Budisuryawan saat berpose bersama perwakilan Bali United serta Asprov PSSI Bali di kediamannya, Gianyar, Rabu (4/12/19). Foto: Nofik Lukman Hakim Copyright: © Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Mantan bupati Gianyar, Tjokorda Gde Budisuryawan saat berpose bersama perwakilan Bali United serta Asprov PSSI Bali di kediamannya, Gianyar, Rabu (4/12/19). Foto: Nofik Lukman Hakim

INDOSORT.COM - Keberhasilan Bali United menjuarai Shopee Liga 1 2019 telah menghidupkan mimpi 20 tahun lalu saat dibangunnya Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar. Kala itu, komplek stadion yang memakai lahan sekitar lima hektar ini didirikan untuk membangkitkan sepak bola Bali.

Stadion ini dibangun pada 1999 dan selesai pada 2001. Stadion baru digunakan pada 2003, tepatnya pertandingan Persegi Gianyar melawan Persebaya Surabaya di kompetisi Divisi Satu 2003. 

Semusim berselang atau tepatnya pada 2004, Persegi bangkit. Mereka berhak lolos ke kompetisi kasta tertinggi yang masih bernama Divisi Utama. Mereka lolos ke Liga Djarum Indonesia (LDI) 2005 bersama enam tim lain.

Sayangnya, momen berada di kasta tertinggi hanya bertahan tiga tahun saja, mulai 2005 hingga 2007. Bahkan dalam periode itu, Persegi sempat bergeser menjadi Persegi Mojokerto sebelum kemudian balik lagi ke Bali dengan nama Persegi Bali FC.

Setelah tiga musim, semuanya merosot. Persegi Gianyar kehilangan tempat di kasta tertinggi. Sempat muncul Bali Devata FC (2011), namun lantas menghilang lagi. 

Gairah sepak bola Pulau Dewata baru muncul lagi setelah berdirinya Bali United pada awal 2015. Mereka bergelimang prestasi dalam waktu singkat, puncaknya pada kompetisi Liga 1 2019, Serdadu Tridatu meraih gelar juara. 

Keberhasilan ini seakan menghidupkan mimpi saat Stadion Kapten I Wayan Dipta dibangun tahun 1999. Adalah sosok Tjokorda Gde Budisuryawan yang kala itu menjabat sebagai Bupati Gianyar. 

Kala itu, dia merasa Bali perlu punya stadion kategori mewah. Selain mengimbangi sektor pariwisata yang sudah mendunia, Tjokorda juga ingin sepak bola Bali bangkit kembali setelah era Gelora Dewata (1989-2000) yang sempat menembus Piala Winners Asia.

Mimpi ini terungkap saat perwakilan manajemen dan pemain Bali United menemui Tjokorda Gde Budisuryawan di kediamannya di lawasan Ubud, Gianyar, Rabu (4/12/19). Manajemen diwakili Michael Gerald selaku sekretaris umum dan kapten Fadil Sausu.

"Kami selaku mantan pejabat di Gianyar menyampaikan selamat kepada Bali United, serta berterima kasih pada masyarakat Bali, khususnya Kabupaten Gianyar yang telah membantu. Kami amat senang Bali United bisa juara," ucap Tjokorda Gde Budisuryawan kepada awak media.

Tjokorda Gde Budisuryawan bukan saja gembira karena Bali United membawa gairah positif pada sepak bola Bali. Lebih gembira lagi, Stadion Kapten I Wayan Dipta direnovasi menjadi stadion berkelas internasional. 

Keinginan untuk melihat tim-tim dunia datang tinggal dua tahun lagi, saat ada Piala Dunia U-20 2021. Bali menjadi salah satu calon tuan rumah.

"Saya melihat lewat televisi, berita-berita di koran, stadion jadi sangat bagus. Saya ucapkan terima kasih pada pemain, juga manajemen Bali United yang sudah repot-repot memperbaiki Stadion Kapten I Wayan Dipta," pungkasnya.

Tearkhir, Tjokorda berharap prestasi Bali United tidak berhenti tahun ini saja, namun berkelanjutan terus hingga tahun-tahun mendatang. Bali bukan saja ingin berprestasi di dunia pariwisata, melainkan juga jagat sepak bola.