Liga Indonesia

Kerugian-kerugian PSM Makassar Jika Dilatih Simon McMenemy

Senin, 16 Desember 2019 14:21 WIB
Editor: Juni Adi
© Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy saat preskon jelang melawan Vietnam. Copyright: © Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy saat preskon jelang melawan Vietnam.

INDOSPORT.COMSimon McMenemy dirumorkan akan segera merapat ke PSM Makassar sebagai pelatih menggantikan Darije Kalezic di Liga 1. Namun keputusan tersebut bisa saja menjadi sebuah blunder.

Jelang berakhir kompetisi Liga 1 2019 yang hanya tinggal menyisakan satu pertandingan lagi, membuat sejumlah klub langsung tancap gas mempersiapkan tim guna menyongsong musim depan.

Salah satunya adalah PSM Makassar. Tim peraih gelar juara Piala Indonesia 2019 itu mulai melakukan penjajakan, untuk mencari pelatih baru menggantikan Darije Kalezic.

Sebelumnya, juru taktik berdarah Swiss itu memilih mundur dari PSM jelang laga melawan PSS Sleman di pekan ke-33, Minggu (16/12/19) kemarin.

"Ini menjadi laga kandang terakhir saya sebagai pelatih PSM Makassar. Selama di Makassar, saya melewati masa yang sangat luar biasa," ungkap Darije Kalezic.

Lebih lanjut, Darije juga merasa sangat terhormat menjadi bagian Pasukan Ramang di musim 2019 ini. Terlebih, dirinya mampu memberikan sebuah trofi, kepada klub kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan itu.

"Saya sangat senang bisa menjadi pelatih PSM pada musim ini. Saya mampu merealisasikan tugas dengan membawa pulang trofi ke Makassar setelah 19 tahun lamanya," tutur pria 50 tahun itu.

Tak butuh waktu lama, teka-teki pelatih baru PSM Makassar langsung mencuat kepermukaan. Rumor yang santer merapat adalah Simon McMenemy.

Apalagi, pria asing asal Skotlandia itu kini tengah menganggur setelah dipecat dari kursi pelatih utama Timnas Indonesia oleh PSSI pada November 2019 lalu.

Namun jika keputusan mempekerjaan Simon McMenemy oleh manajemen PSM Makassar benar adanya, hal itu bisa menimbulkan kerugian bagi tim. Apa saja itu?

1. Pola Permainan yang Tak Jelas

Sebagai seorang pelatih, Simon McMenemy bukanlah sosok yang kacangan. Mempunyai lisensi UEFA Pro dan jam terbang internasional yang tinggi, adalah salah satu keunggulannya.

Namun secara kualitas, Simon bukanlah pelatih yang bagus-bagus amat. Beberapa kali melatih klub Indonesia, dirinya lebih sering gagal, seperti saat menukangi Mitra Kukar musim 2011-2012 dan Pelita Bandung Raya 2012-2013.

Beberapa tahun setelah itu, namanya mulai mencuat seiring keberhasilannya membawa Bhayangkara FC di Liga 1 2017, sekaligus gelar pertama dalam karier Simon sebagai pelatih.

Pencapaian itu membuat Simon McMenemy dipanggil oleh PSSI untuk melatih Timnas Indonesia di tahun 2019 ini. Sayang, dibawah asuhannya permainan Skuat Garuda tampak berantakan.

Tujuh pertandingan mendampingi Evan Dimnas cs, hasilnya jauh dari kata memuaskan, yang mana hanya mendapatkan dua kemenangan dan lima kalah dalam kurun waktu Maret hingga Oktober 2019.

Selama ditangani McMenemy, Timnas Indonesia pun bermain tanpa arah, layaknya tim medioker, terutama ketika melawan tim-tim tangguh seperti Thailand, Vietnam dan Uni Emirat Arab yang menjadi lawannya di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G.

Selain itu, para pemain Timnas Indonesia juga kesulitan menyerap taktik dan strategi yang menjadi programnya. Hal itu sempat diutarakan oleh Andik Vermansah.

"Jujur saya tidak pernah seperti ini (kesulitan beradaptasi). Tapi, selama saya main bagaimana harus bisa sedikit mengubah, mau tak mau ikutin gaya permainan coach," katanya.

"Taktiknya secara umum 4-4-2 ada yang melebar, ada yang diamond. Mungkin ya intinya kita kuat di tengah. Kalau 4-4-2 diamond itu mainnya tidak melebar. Saya rasa lebih efektif kaki ke kaki dan menekankan penguasaan bola," tuturnya.

2. Bermasalah dengan Profesionalisme

Simon McMenemy juga sempat bermasalah dengan profesionalisme dalam kariernya. Hal itu terjadi ketika dipecat oleh PSSI di pertengahan jalan sebagai pelatih Timnas Indonesia.

Akibatnya, Simon ngambek dan ogah mendampingi Timnas Indonesia saat bertandang ke markas Malaysia di Stadion Bukit Jalil, di laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G pada 19 September 2019 lalu.

Ketidakhadiran Simon McMenemy memang sudah diprediksi dan ramai diberitakan. Berdasarkan keterangan manajer skuat Garuda, Sumardji, mantan pelatih Bhayangkara ini merasa kecewa.

Tentu saja keputusan Simon ini mengundang kontroversi. Simon dinilai tak profesional dalam mengemban tugasnya.  Sebabnya, PSSI masih memastikan Simon McMenemy sebagai pelatih Timnas Indonesia, sampai laga melawan Malaysia berakhir.

Itu artinya, Simon masih memiliki tanggung jawab untuk mendampingi skuat garuda di pinggir lapangan Stadion Bukit Jalil nanti. 

“Betul. Tapi tetap Simon masih jadi pelaksana setelah pelatih baru sampai di Jakarta,” ujar Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, kepada INDOSPORT.com, Rabu (06/11/19) lalu.

Sebagia seorang pelatih, Simon McMenemy seharusnya bisa bersikap lebih lapang dada, karena pemecatan pelatih di tengah kontrak itu adalah hal biasa di dunia sepak bola apalagi di Liga 1 nanti, yang setiap klub kerap memecat pelatihnya.