In-depth

Tottenham Sudah Kalah 4 Kali, Daya Magis Jose Mourinho Mulai Memudar?

Kamis, 2 Januari 2020 20:42 WIB
Editor: Coro Mountana
© Getty Images
Tottenham Sudah Kalah 4 Kali, Daya Magis Jose Mourinho Mulai Memudar? Copyright: © Getty Images
Tottenham Sudah Kalah 4 Kali, Daya Magis Jose Mourinho Mulai Memudar?

INDOSPORT.COM – Tottenham Hotspur kembali menelan kekalahan lagi di Liga Inggris, apakah daya magis Jose Mourinho sudah mulai memudar?

Teranyar, Tottenham Hotspur harus bertekuk lutut 0-1 di kandang Southampton berkat gol tunggal Danny Ings. Kekalahan itu sekaligus menjadi yang keempat bagi Tottenham Hotspur sejak ditangani oleh Jose Mourinho.

Tentu menjadi pertanyaan besar karena Mourinho selama ini dikenal sebagai pelatih bertangan dingin yang sudah pernah meraih kesuksesan di Inggris, Italia, Spanyol hingga Portugal. Akan tetapi entah mengapa di Tottenham, Mourinho seperti kehilangan tajinya.

Bagaimana tidak, kekalahan dari Southampton menjadi yang keempat kalinya bagi Tottenham dalam 11 pertandingan. Bahkan jika mau ditelisik lebih jauh, ternyata rata-rata poin di Tottenham menjadi yang paling rendah sepanjang karier Mourinho.

Hanya menang 6 kali dalam 11 laga membuat rata-rata poin Mourinho di Tottenham hanya mencapai 1,73. Lantas apa yang terjadi pada Mourinho di Tottenham? Benarkah daya magisnya telah memudar?

Taktik Mourinho Sudah Usang

Jawabannya, dapat kita lihat bahwa era gaya main pragmatis dan mengandalkan segala cara seperti bertahan total tampaknya telah usai. Suka tidak suka, gaya main menyerang saat ini sedang meraih sukses besar.

Lihat saja Liverpool, Manchester City, Juventus hingga Paris Saint-Germain yang menganut gaya main menyerang saat ini sedang berada dalam era keemasannya. Sedangkan Mourinho masih tetap setia dengan pola permainan bertahannya.

© Tottenham Hotspur/GettyImages
Pelatih klub Liga Inggris, Tottenham Hotspur, Jose Mourinho. Copyright: Tottenham Hotspur/GettyImagesPelatih klub Liga Inggris, Tottenham Hotspur, Jose Mourinho.

Hal itu dapat dilihat dengan formasi 4-2-3-1 yang mengandalkan 2 gelandang bertahan yang lebih sering ia pakai. Padahal jika melihat dari susunan pemain Tottenham, Mourinho seharusnya bisa memainkan formasi 4-1-4-1 dengan mengandalkan dua gelandang serang.

Dengan formasi 4-1-4-1, maka Mourinho bisa memainkan Christian Eriksen dan Dele Ali secara bersamaan. Apalagi di bawah Mauricio Pochettino, Tottenham dikenal sebagai tim yang bermain lebih menyerang.

Selain itu, meski bersama Mourinho, Tottenham yang bermain lebih bertahan ketimbang era Pochettino malah terlihat seperti sia-sia. Pasalnya, pertahanan Tottenham tetap terlihat keropos dengan telah kebobolan sebanyak 18 kali dan hanya sekali cleansheets.

Memang ketiadaan Hugo Lloris sedikit banyak telah berpengaruh pada peforma dari lini pertahanan Tottenham Hotspur. Akan tetapi dengan rekam jejaknya, seharusnya Mourinho tidak terpengaruh terhadap absennya satu pemain.

Pada akhirnya apa yang diyakini oleh Mourinho untuk bermain pragmatis, kini telihat sudah mulai usang bersamaan dengan memudarnya daya magisnya di Tottenham Hotspur.