Liga Indonesia

Awas Terdegradasi! Ini 3 Blunder Fatal PSS Sleman Akibat Melepas Pelatih Seto Nurdiantoro

Rabu, 15 Januari 2020 18:53 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© pssleman
PSS Sleman, klub Liga 1 2020, sepertinya berpotensi tertimpa blunder fatal akibat keputusannya melepas pelatih Seto Nurdiantoro. Copyright: © pssleman
PSS Sleman, klub Liga 1 2020, sepertinya berpotensi tertimpa blunder fatal akibat keputusannya melepas pelatih Seto Nurdiantoro.

INDOSPORT. COM - PSS Sleman, klub Liga 1 2020, sepertinya berpotensi tertimpa blunder fatal akibat keputusannya melepas pelatih Seto Nurdiantoro.

Perubahan besar baru saja terjadi dalam tubuh tim Liga 1 2020, PSS Sleman. Tepat pada hari Rabu (15/01/20) ini, PSS Sleman resmi mencopot Seto Nurdiantoro dari kursi kepelatihan, dan menggantinya dengan juru taktik asal Spanyol, Eduardo Perez.

Keputusan diumumkan langsung oleh CEO PSS Sleman, Fatih Chabanto. Menurut Fatih, manajemen PSS Sleman harus melepas pelatih Seto karena tidak menemukan titik temu soal negosiasi kontrak baru.

"Dengan sangat menyesal setelah beberapa pertemuan dengan coach Seto, dan dalam satu titik di mana kondisi PSS Sleman dengan segala keterbatasannya coach Seto tidak bisa menerimanya. Dan kami pun akhirnya harus mengambil keputusan ini," kata Fatih.

"Beliau adalah Eduardo Perez asistennya Luis Milla dulu di Timnas dan dia akan menjadi pelatih kepala di PSS," lanjut Fatih.

Kalau dilihat ke belakang, Seto belum lama ini sudah mengungkapkan keinginannya bertahan bersama PSS Sleman. Seto bahkan telah membicarakan soal nominal gaji yang diinginkannya, namun tetap saja manajemen PSS Sleman mengambil keputusan untuk melepasnya.

"Sudah melakukan pertemuan. Saya sudah bicarakan nominal (gaji) dan keputusannya di manajemen," buka Seto saat dihubungi INDOSPORT, Minggu (12/01/20).

Blunder Fatal PSS Sleman

1. Kehilangan Pelatih Hebat?

PSS Sleman mungkin akan menyesali keputusannya melepas Seto Nurdiantoro. Apalagi jika melihat adanya potensi kerugian yang diderita oleh PSS Sleman pasca Seto Nurdiantoro pergi.

Kita semua pasti ingat betul, bahwa PSS Sleman musim lalu baru menjalani musim perdananya di pentas Liga 1. PSS Sleman promosi ke kasta tertinggi setelah menjuarai gelaran Liga 2 2018.

Keberhasilan PSS Sleman naik kasta tak lepas dari kejelian Seto Nurdiantoro dalam meracik strategi. Seto sukses memadukan bakat-bakat muda lokal serta pemain naturalisasi seperti Cristian Gonzales, untuk menghadirkan kekuatan PSS Sleman yang luar biasa.

Kegemilangan PSS Sleman besutan Seto Nurdiantoro juga berlanjut kala mengarungi Liga 1 2019. PSS Sleman dibawa Seto bersaing menghiasi papan tengah, dan menjadi satu-satunya tim promosi yang terhindar dari zona degradasi.

PSS Sleman mampu mengakhiri musim di urutan delapan klasemen, bahkan lebih baik dari tim juara bertahan, Persija Jakarta, yang hanya menempati posisi 10. Sementara dua tim promosi lainnya, Semen Padang dan Kalteng Putra, terperosok di zona degradasi, akibat hanya menduduki peringkat 17 dan 18 pada klasemen akhir.

Segala kisah tersebut jelas jadi bukti nyata betapa menjanjikannya kualitas Seto sebagai pelatih. Dua musim beruntun, Seto sukses mengantarkan PSS Sleman untuk terus meraih prestasi menanjak.

Kepergian Seto pun lantas bisa menjadi sebuah kehilangan besar untuk PSS Sleman. Tim berjuluk Elang Jawa diyakini akan kesulitan lagi menemukan pelatih lokal dengan kualitas prestasi seperti Seto.

2. Penanganan Krisis

PSS Sleman belakangan tampak sedang mengalami krisis. Khususnya soal komposisi skuat, kekuatan PSS Sleman seakan gembos tiba-tiba di masa bursa transfer jelang Liga 1 2020.

Bayangkan saja, banyak sekali pemain andalan PSS Sleman musim lalu yang kini sudah pergi atau hijrah ke klub lain. Setidaknya ada empat pemain dari lima nama pencetak gol terbanyak PSS Sleman musim lalu yang telah memutuskan hengkang, yakni Brian Ferreira, Haris Tuharea, Kushedya Hari Yudo, dan Rangga Muslim.

Brian dan Haris hijrah menuju Madura United, Kushedya gabung Arema FC, serta Rangga merapat ke Bhayangkara FC. Belum lagi ada beberapa pemain andalan PSS Sleman musim lalu lainnya yang juga pergi, Sidik Siamima ke Bali United, serta Dave Mustaine gabung Arema FC.

Krisis seperti ini jelas sangat mengkhawatirkan untuk raihan prestasi PSS Sleman musim depan. Apalagi saat seperti sekarang, PSS Sleman kembali harus kehilangan sosok penting lagi, yakni sang pelatih, Seto Nurdiantoro.

Andai Seto masih melatih, dirinya mungkin akan bisa mencari pemain baru yang kualitasnya sepadan dengan para bintang andalan PSS Sleman musim lalu. Maklum saja, kegemilangan PSS Sleman sepanjang Liga 1 2019 memang berkat tangan dingin racikan strategi Seto, dan hanya Seto sendiri yang mengerti cara membenahinya.

Namun keputusan telah terlanjur dibuat. Seto sudah pergi, dan pelatih anyar, Eduardo Perez mau tidak mau harus menjadi aktor yang menyelesaikan krisis PSS Sleman.

3. Ancaman Degradasi

PSS Sleman musim lalu memang menjadi tim promosi terbaik Liga 1 2019. Saat dua tim promosi lainnya, Kalteng Putra dan Semen Padang terdegradasi, kiprah PSS Sleman malah mampu bercokol di urutan delapan klasemen.

Namun, segala prestasi tersebut diraih kala PSS Sleman masih dilatih Seto Nurdiantoro. Situasinya kini berbeda, Seto telah dilepas, dan mungkin saja bahaya degradasi bisa mengancam PSS Sleman secara nyata musim depan.

Apalagi bila menengok nama pelatih baru yang ditunjuk manajemen PSS Sleman, Eduardo Perez. Tanpa mengurangi rasa hormat atas sosoknya, Eduardo sebelumnya tak pernah sama sekali menjabat sebagai pelatih kepala, sehingga kualitasnya belum benar-benar terbukti.

Suporter PSS Sleman pun juga mengkhawatirkan prestasi tim kebanggaannya anjlok saat Seto pergi. Pendukung PSS merasa Seto merupakan sosok yang mengerti betul atmosfer sepak bola Sleman dan cara menelurkan bakat-bakat muda hebat.

"Jika melihat prestasinya musim lalu, coach Seto Nurdiyantoro harus bertahan. Apalagi, dia juga sudah tahu karakter sepak bola Sleman dan banyak mengorbitkan pemain muda," kata Presidium Slemania, Asep Handi Kurniawan, Selasa (14/1/20).

Begitulah kurang lebih potensi blunder fatal PSS Sleman akibat melepas pelatih Seto Nurdiantoro. Patut ditunggu, apakah kepergian Seto akan memberikan dampak buruk, atau justru prestasi yang kian mentereng untuk PSS Sleman?

1