Bola Internasional

Kesan Penyerang Kontroversial Timor Leste Hadapi PSM Makassar di Piala AFC

Selasa, 28 Januari 2020 09:15 WIB
Penulis: Adriyan Adirizky Rahmat | Editor: Indra Citra Sena
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Penyerang kontroversial timnas Timor Leste, Paulo Domingos Gali Da Costa Freitas, menceritakan kesan memperkuat Lalenok United kontra PSM Makassar dalam leg pertama play-off Piala AFC 2020 di Stadion Kapten I Wayan Diptan, Gianyar, Bali, Rabu (22/1/20).

Pemain berusia 16 tahun yang dikenal luas dengan nama Gali Freitas ini turun sejak menit awal. Mengenakan jersey bernomor punggung 21, ia tak tergantikan sepanjang laga dan menjadi andalan pelatih Yance Matmey di pos gelandang.

Sayang, laga tersebut harus berakhir dengan kekalahan telak 1-4 dan meninggalan kesan buruk bagi Gali. Padahal, Lalenok United sempat unggul lebih dulu pada menit ke-3 melalui gol Daniel Adade, namun dipukul balik menyusul kartu merah kiper Agbozo Nathaniel (25').

"Sejujurnya, kami sangat senang di menit-menit awal. Apalagi setelah mencetak gol lebih dulu. Tapi apa yang terjadi setelah itu? Kiper kami menerima kartu merah sehingga mengubah permainan," ungkap Gali Freitas, Senin (27/1/20).

Pemuda yang pernah dituduh mencuri umur saat membela timnas Timor Leste di ajang Kualifikasi Piala Asia U-19 2019 ini mengatakan bahwa ia dan rekan setim toh tetap berjuang keras mengimbangi permainan PSM Makassar meskipun bermain dengan 10 orang.

"Kami tetap berjuang dan semangat selama 90 menit. Kami mendapatkan banyak peluang untuk mencetak gol, tapi gagal karena tidak dinaungi keberuntungan. Sayang perjuangan kami sebatas ini saja walaupun sudah bermain baik," kata Gali lagi.

Untuk itu, Gali Freitas meminta maaf kepada suporter Lalenok United dan warga Timor Leste akibat gagal memberikan kemenangan. Ia pun bertekad untuk lebih berjuang keras lagi pada leg kedua demi meraih kemenangan.

Ada pun leg kedua play-off Piala AFC 2020 antara PSM Makassar versus Lalenok United bakal berlangsung di Stadion Pakansari, Bogor, Rabu (29/1/20). Stadion tersebut menjadi kandang Pasukan Ramang selama mengikuti kompetisi kasta kedua antarklub Asia.