Liga Champions

4 Runner Up yang Terlupakan di Pentas Liga Champions

Rabu, 5 Februari 2020 15:10 WIB
Editor: Abdurrahman Ranala
© INDOSPORT
Logo Liga Champions. Copyright: © INDOSPORT
Logo Liga Champions.

INDOSPORT.COM - Runner up Liga Champions merupakan torehan yang dianggap sebelah mata. Berikut 4 runner up Liga Champions yang terlupakan. 

Liga Champions, bisa jadi adalah salah satu turnamen sepak bola paling bergengsi di dunia selain Piala Dunia FIFA. Setiap musimnya Liga Champions selalu dinantikan kehadirannya. 

Partai final Liga Champions tiap musimnya juga menjadi salah satu pertandingan dengan penonton terbanyak. 

Juara Liga Champions juga menjadi gelar yang prestisius, maka tak heran jika klub-klub dari berbagai negara di Eropa berlomba-lomba untuk lolos ke Liga Champions. 

Juara Liga Champions selaih meraih trofi Si Kuping Besar, juga mendapat hadiah uang besar, serta mewakili UEFA berlaga di Piala Dunia Antarklub

Juara Liga Champions selalu diingat kiprahnya dan selalu disambut dengan pesta meriah ketika kembali ke kampung halaman. 

Namun sambutan dan apresiasi justru kurang diberikan diberikan kepada tim yang menjadi runner up Liga Champions. Tim-tim yang pernah menjadi runner up Liga Champions namun gagal juara, sering kali terlupakan. 

Padahal, runner up Liga Champions tentunya bukan tim yang lemah. Tim tersebut menjalani pertandingan yang sama jumlahnya dengan sang juara, namun runner up Liga Champions dianggap sebagai sebuah kegagalan. 

Berbeda halnya dengan runner up Piala Dunia yang mendapat apresiasi, bahkan peringkat ketiga Piala Dunia juga masih menjadi sebuah pencapaian bagi suatu negara. 

Begitu juga dengan cabor sepak bola di Olimpiade, peraih medali perak tentu kelasnya lebih tinggi dibandingkan pemenang medali perunggu. 

Liga Champions yang tak mengenal konsep perebutan tempat ketiga, bisa jadi adalah penyebab runner up Liga Champions tak menjadi sebuah pencapaian yang prestisius. 

Berikut ini INDOSPORT merangkum 4 klub runner up Liga Champions yang terlupakan.  

Stade Reims

Dari semua runner up yang pernah ada di Liga Champions, Stade Reims adalah yang paling pertama menempati posisi runner up pada musim 1955/56. 

Stade Reims saat itu menghadapi Real Madrid di final Piala Champions (nama lama Liga Champions). Di partai final, Stade  Reims membuat Real Madrid yang saat itu diperkuat Alfredo di Stefano ketar-ketir. 

Stade Reims lebih dulu unggul 2-0 saat laga baru berjalan 10 menit saja. Real Madrid kemudian menyamakan kedudukan menjadi 2-2 sebelum babak pertama berakhir. 

Stade Reims kembali unggul pada menit ke-62, namun Marquitos dan Hector Rial menjadi pahlawan Real Madrid dengan membalikkan keadaan menjadi 4-3. 

Kini Stade Reims seolah sudah terlupakan dari Liga Champions padahal pernah dua kali menjadi runner up Liga Champions, yang mana keduanya dikalahkan oleh Real Madrid. 

Prestasi Stade Reims sendiri di Liga Prancis memang terus menurun. Sebelumnya Stade Reims pernah berjaya di era 50-an dan 60-an, jauh sebelum Lyon dan PSG menguasai Ligue 1 Prancis. 

Fiorentina 

Setelah Stade Reims menjadi runner up pada musim perdana Liga Champions, musim berikutnya giliran Fiorentina. Fiorentina yang merupakan peraih Scudetto Serie A Italia musim 1955/66, musim berikutnya tampil apik di Liga Champions. 

Fiorentina menyingkirkan Norrkoping, Grasshopper, dan Red Star Belgrade sebelum menantang juara bertahan, Real Madrid, di partai final. 

Sayangnya, Fiorentina tak mampu mengalahkan Real Madrid dan menyerah 0-2. Usai pertandingan itu, Fiorentina pun semakin terlupakan dari ajang Liga Champions. 

Pasalnya, Fiorentina harus absen selama satu dekade lebih dan baru kembali ke Liga Champions pada musim 1969-70. Setelah itu Fiorentina kembali absen, dan kali ini 30 tahun lamanya. 

Fiorentina baru merasakan kembali ajang Liga Champions pada musim 1999/00. Sedangkan penampilan terakhir Fiorentina di Liga Champions adalah musim 2009/10. 

Leeds United 

Keberhasilan Leeds United menjuarai kasta tertinggi Liga Inggris pada musim 1973/74 diikuti dengan penampilan apik pada musim berikutnya di Liga Champions. 

FC Zurich, Ujpest FC, Anderlecht, hingga raksasa seperti Barcelona berhasil ditumbangkan oleh Leeds United. Di partai final, Leeds United menantang juara bertahan, Bayern Munchen. 

Sayang dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Parc des Princes tersebut, Leeds United kalah 0-2 karena gol yang dicetak oleh Franz Roth dan legenda Timnas Jerman, Gerd Muller. 

Leeds United pun kemudian tak mampu mengulangi catatan manis tersebut di musim-musim berikutnya. Leeds United sendiri terakhir tampil di Liga Champions pada musim 2000/01, dan kini masih berkutat di Divisi Champions Liga Inggris dalam 10 tahun terakhir. 

AS Monaco 

Orang-orang tentu masih banyak mengingat dan sering membicarakan FC Porto ketika menjuarai Liga Champions musim 2003/04. 

FC Porto saat itu dilatih oleh Jose Mourinho dan diperkuat sejumlah bintang seperti Deco, Ricardo Carvalho, hingga Vitor Baia dan masih diingat kegemilangannya hingga saat ini. 

Namun di sisi lain, banyak yang lupa dengan kiprah AS Monaco yang menjadi runner up. AS Monaco saat itu diperkuat oleh Gael Givet, Patrice Evra, Ludovic Giuly, Dado Prso, dan Fernando Morientes. 

Setelah lolos dari fase grup yang dihuni oleh PSV Eindhoven, AEK Athens, dan Deportivo La Coruna, AS Monaco mengalahkan Lokomotiv Moscow di babak 16 besar. 

AS Monaco kemudian mengalahkan Real Madrid di perempatfinal, lalu menghempaskan Chelsea di semifinal. Namun sayang, di partai final AS Monaco kalah 0-3 dari FC Porto. 

FC Porto dan Jose Mourinho pun mendapatkan pujian di seantero jagat, tetapi tak banyak yang mengapresiasi performa AS Monaco. 

AS Monaco kemudian sempat absen dari Liga Champions namun mulai kembali konsisten lolos sejak musim 2014/15 lalu dan pada musim 2016/17 berhasil melangkah hingga babak semifinal. 

Namun dua musim terakhir AS Monaco gagal lolos dari fase grup Liga Champions.