Liga Indonesia

Melacak Jejak 5 Pemain Naturalisasi yang Tenggelam di Liga Indonesia

Kamis, 6 Februari 2020 20:54 WIB
Penulis: Martini | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© INDOSPORT
Melacak jejak 5 pemain naturalisasi yang tenggelam di Liga Indonesia: Tonnie Cusell, John van Beukering, Ruben Wuarbanaran, Joey Suk, Mamadou El Hadji. Copyright: © INDOSPORT
Melacak jejak 5 pemain naturalisasi yang tenggelam di Liga Indonesia: Tonnie Cusell, John van Beukering, Ruben Wuarbanaran, Joey Suk, Mamadou El Hadji.

INDOSPORT.COM – Pemerintah Indonesia cukup gencar melakukan program naturalisasi kepada pemain sepak bola berdarah Indonesia, maupun pemain asing yang sudah lama merumput di Tanah Air.

Selain demi kepentingan Timnas Indonesia, program naturalisasi ini juga menjadi keuntungan bagi sejumlah klub yang bisa memiliki pemain berkelas Eropa atau Afrika, namun tetap terhitung sebagai pemain lokal.

Seperti misalnya di kompetisi Liga 1 2020, Persib Bandung cukup banyak mengandalkan pemain naturalisasi di samping empat pemain asing, yakni Kim Jeffrey Kurniawan, Esteban Vizcarra, Fabiano Beltrame, dan Viktor Igbonefo.

Sebelumnya, ada PSM Makassar yang juga mendominasi pemain naturalisasi di Liga 1 2019 lalu, mulai dari Ezra Walian, Guy Junior dan Raphael Maitimo. Belum lagi Marc Klok yang juga tengah dalam proses pengajuan menjadi WNI.

Namun, program naturalisasi juga menjadi dilematis, lantaran tidak semua pemain bersinar dan terpakai di Liga 1. Berikut ini INDOSPORT merangkum 5 pemain naturalisasi yang tenggelam di Liga Indonesia.

1. Tonnie Harry Cusell Lilipaly

Tonnie Cusell merupakan pemain kelahiran Belanda yang mengikuti program naturalisasi dan akhirnya memperkuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2012 lalu. Namun, kontribusinya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan pelatih.

Tonnie Cusell tercatat terakhir kali merumput di Indonesia kala memperkuat Barito Putera di musim 2014 lalu. Tampil dalam lima laga, ia juga gagal menunjukkan performa gemilang dan akhirnya dilepas oleh klub.

Pesepakbola 37 tahun itu terakhir kali membela tim Ajax Amateurs pada tahun 2015 lalu, hingga akhirnya memilih untuk gantung sepatu pada awal Juli 2016.

2. Jhonny Rudolf van Beukering

Masih satu angkatan dengan Tonnie Cusell, John van Beukering juga sempat berseragam Timnas Indonesia di Piala AFF 2012 lalu. Namun, ia terlibat cedera hingga membuatnya disisihkan oleh pelatih.

Performa John van Beukering di Pelita Jaya pun kurang maksimal, hingga ia memilih untuk kembali ke tanah kelahirannya, Belanda, dan memperkuat tim Dordrecht pada tahun 2012. Baru-baru ini ia memilih pensiun di usia 35 tahun, usai emmperkuat tim SP Silvolde.

3. Ruben Wuarbanaran

Awalnya, Ruben Wuarbanaran memang digadang-gadang sebagai pemain muda potensial asal Belanda, hingga PSSI pun menawarkan program naturalisasi untuknya agar dapat membela Timnas Indonesia.

Namun, Ruben Wuarbanaran bahkan gagal menembus seleksi Timnas Indonesia U-23 jelang SEA Games 2011 lalu. Ia juga dilepas klub Pelita Jaya, sebelum akhirnya berlabuh ke Barito Putera bersama rekannya, Tonnie Cusell.

Tak butuh waktu lama bagi pelatih Barito kala itu, Salahudin, untuk melepas kedua pemain naturalisasi yang minim kontribusi. Sempat berlabuh ke tim Jerman, Ruben Wuarbanaran kini membela tim Germania di Liga Belanda.

4. Joey Suk

Joey Suk juga merupakan pesepakbola kelahiran Belanda yang memilih untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) lewat proses naturalisasi. Sayangnya, ia belum pernah membela Timnas Indonesia, meski masuk skema pelatih untuk Timnas U-23 pada SEA Games 2011 lalu.

Saat ini, gelandang 30 tahun itu mencapai musim terbaiknya dengan bermain di Liga Utama kroasia, dan membela tim HNK Gorica.

5. Mamadou El Hadji

Berbeda dengan empat pemain sebelumnya, Muhammadou Al Hadji Adamou merupakan pemain naturalisasi asal Kamerun. Meski belum pernah berseragam Timnas, namun Mamadou El Hadji kaya akan pengalaman bermain di berbagai klub di Liga Indonesia.

Terakhir kali ia terpantau memperkuat PSMS Medan di Liga 2 2019, namun gagal membawa tim naik kasta ke Liga 1. Saat ini ia belum memiliki klub, meski masih memiliki usia produktif yakni 33 tahun.

1