Liga Inggris

Cerita Michael Owen yang Menangis Keras Usai Tinggalkan Liverpool

Jumat, 7 Februari 2020 18:08 WIB
Penulis: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya | Editor: Yohanes Ishak
© Chris Brunskill/GettyImages
Michael Owen pernah menangis sejadinya di sebuah ruangan usai meninggalkan Liverpool dan bergabung dengan Real Madrid Copyright: © Chris Brunskill/GettyImages
Michael Owen pernah menangis sejadinya di sebuah ruangan usai meninggalkan Liverpool dan bergabung dengan Real Madrid

INDOSPORT.COM - Mantan penyerang Timnas Inggris, Michael Owen, bercerita mengenai rasa cintanya ke Liverpool dan kesedihannya saat meninggalkan The Reds demi berlabuh ke Real Madrid.

Melansir dari Sputnik News, Owen menjelaskan bagaimana perasaanya saat meninggalkan Liverpool pada 2004 silam. Pria yang juga pernah membela Manchester United ini menyebut bahwa keputusannya meningalkan The Reds demi Madrid merupakan luka yang tak bisa disembuhkan.

"Saya menangis di sebuah ruangan dan berharap tak ada yang melihatnya. Ini (berpisah dengan Liverpool) seperti bercerai dengan istrimu. Saya hanya bisa menyalahkan diri sendiri," ujar Owen.

© Getty Images
Michael Owen saat berseragam Liverpool. Copyright: Getty ImagesMichael Owen saat masih berseragam klub Liga Inggris, Liverpool.

Michael Owen bahkan menambahkan bahwa kepindahannya ke Real Madrid kala itu masih menghantui dirinya hingga saat ini. Meski saat itu hijrah ke Spanyol, pria berusia 40 tahun ini tetap mencintai Liverpool.

"Saya masih mencintai Liverpool. Banyak pendapat yang mengira saya akan pergi selama satu tahun lalu kembali ke Liverpool. Tapi semuanya hancur," sesal Owen.

Owen sendiri sebelum hijrah ke Madrid merupakan salah satu pemain yang dipuja pendukung Liverpool. Pasalnya selama tujuh musim membela The Reds, torehan gol mantan pemain Newcastle United ini selalu lebih dari 20 gol permusimnya (kecuali musim 1999-2000).

Namun kepindahannya ke Real Madrid dan badai cedera membuat karir Michael Owen hancur. Meski sempat berpindah-pindah klub, namun peraih Ballon d'Or 2001 ini tak pernah menemukan performa terbaiknya seperti saat di Liverpool.