Liga Indonesia

Bek Lawas Kamerun Ini Malah Minta Maaf Saat Hadiri Reuni Gelora Dewata, Ada Apa?

Minggu, 9 Februari 2020 19:35 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Indra Citra Sena
© Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Mbog Nyetam Jeremy (berdiri, lima dari kanan) saat turun dalam laga Gelora Dewata melawan Siwo PWI Bali di Stadion Ngurah Rai, Denpasar, Sabtu (8/2/20). Foto: Nofik Lukman Hakim Copyright: © Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Mbog Nyetam Jeremy (berdiri, lima dari kanan) saat turun dalam laga Gelora Dewata melawan Siwo PWI Bali di Stadion Ngurah Rai, Denpasar, Sabtu (8/2/20). Foto: Nofik Lukman Hakim

INDOSPORT.COM - Mbog Nyetam Jeremy benar-benar merasa bersalah ketika Gelora Dewata didiskualifikasi dari Piala Winners Asia 1994/95. Untuk itu, setelah 20 tahun meninggalkan Bali, dia kembali untuk minta maaf.

Jeremy merupakan satu dari tiga pemain asing yang diikat Gelora Dewata saat tampil di Piala Winners Asia 1994/95. Dia datang saat usianya baru 19 tahun dan sempat membela klub Portugal, Vitoria Setubal, sebelum ke Indonesia.

Rasa bersalah ini bersumber dari masalah dokumen kepindahannya yang belum rampung. Setelah tampil dalam dua partai lawan Kuala Lumpur FA, baru diketahui bahwa dokumen perpindahan antarnegara (ITC) miliknya belum selesai.

"Saat itu saya benar-benar tak tahu. Saya pikir sudah selesai, ternyata belum. Akhirnya satu tim kena sanksi diskualifikasi," ucap Mbog Nyetam Jeremy saat berbincang di Stadion Ngurah Rai, Denpasar, Sabtu (8/2/20).

Setelah peristiwa itu, Jeremy tetap berseragam Gelora Dewata selama dua musim, tapi baru benar-benar meninggalkan Bali dan pindah ke Melbourne, Australia, pada 1999.

"Saya sudah minta maaf kepada teman-teman 20 tahun lalu. Sekarang ya saya datang dan minta maaf lagi," tutur eks pemain berpostur kekar ini.

Jeremy punya kesan bagus selama berseragam Gelora Dewata. Meski baru merasakan sepak bola Indonesia, dia tak kesulitan berkomunikasi karena dikenal sebagai pemain yang gemar membawa kamus dan mengajak berbicara setiap orang.

"Saya pikir saat itu kami bukan sekadar tim, melainkan sudah menjadi keluarga. Sekarang bertemu lagi, mereka masih menjadi orang yang sama. Mahayasa masih sama, Kadek masih sama, seperti tak ada yang bertambah tua," kelakar Mbog Nyetam Jeremy.

Jeremy yang kini sudah jadi pegawai kantoran di Australia tetap terjaga skillnya. Dalam pertandingan berkonsep trofeo melawan Siwo PWI Bali dan Putra Renon, dia terlihat tampil energik.